Monday, November 4, 2019

2622. FITRAH MENUTUP AURAT


FITRAH MENUTUP AURAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.     Fitrah adalah sifat asal, kesucian, bakat, dan  pembawaan.
2.    Aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan (menurut hukum Islam).

3.      Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 20.

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

       Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, “Tuhanmu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
4.    Para ulama berpendapat berdasarkan ayat Al-Quran tersebut, pada hakikatnya   menutup   aurat   adalah   fitrah  manusia  yang diaktualkan pada saat sadar.  
5.    Seperti dikemukakan ketika  menjelaskan  arti  “tsaub”,  manusia pada  mulanya tertutup auratnya.
6.    Ayatnya menggunakan istilah “li yubdiya lahuma ma wuriya  'anhuma  min sauatihima”   (untuk   menampakkan  kepada  keduanya  apa  yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya).  
7.    Penggalan ayat  itu  mengisyaratkan  sejak semula Adam dan Hawa tidak dapat saling melihat aurat mereka.
8.    Tetapi juga  berarti  aurat  masing-masing  tertutup, sehingga mereka sendiri tidak dapat melihatnya.
9.    Kemudian setan merayu mereka agar memakan pohon terlarang.
10. Akibatnya, aurat yang tadinya tertutup menjadi terbuka.
11. Mereka menyadari keterbukaannya, sehingga mereka berusaha menutupinya dengan dedaunan surga.
12. Usaha tersebut menunjukkan adanya naluri pada diri manusia sejak awal kejadiannya bahwa aurat harus ditutup dengan cara berpakaian.  
13. Kalimat yang digunakan  Al-Quran untuk  menyatakan  usaha  kedua  orang  tua  kita, "Wa thafiqa yakhshifan 'alaihima min waraq al-jannah."  
14. Kata  “yakhshifan”  terambil  dari  kata  “khashf”  yang   berarti menempelkan  sesuatu pada sesuatu yang lain agar menjadi lebih kokoh.
15. Contoh yang dikemukakan oleh pakar bahasa adalah menempelkan lapisan  baru  pada  lapisan yang ada dari alas kaki, agar lebih kuat dan kokoh.  
16. Nabi Adam dan Hawa bukan sekadar mengambil satu lembar daun untuk menutup  auratnya.
17. Tetapi beberapa  lembar  dengan cara  menempelkan  selembar  daun di atas lembar lain.
18. Sehingga menjadi tebal, agar  tidak transparan (tembus pandang).  
19. Hal  lain  yang  mengisyaratkan  bahwa berpakaian atau menutup aurat merupakan fitrah manusia adalah penggunaan  istilah  "Ya Bani  Adam"  (Wahai  putra-putri  Adam)  dalam  ayat-ayat yang berbicara tentang berpakaian. 
20.  Panggilan  semacam  ini  hanya  terulang 4   kali   dalam Al-Quran.
21. Kesan  dan makna yang disampaikannya berbeda dengan panggilan “ya ayyuhal ladzina amanu” (khusus  kepada orang  mukmin) atau “ya ayyuhan nas” (semua manusia) hingga akhir  zaman. 
22. Panggilan “ya  Bani  Adam”  jelas tertuju kepada seluruh manusia.
23. Karena Nabi Adam adalah ayah seluruh manusia. 
24. Hanya 4 kali panggilan “ya Bani Adam”  dalam  Al-Quran.
25. Semuanya terdapat dalam surat Al-'Araf, yaitu:  
1)    Ayat 26 berbicara tentang macam-macam pakaian yang dianugerahkan Allah.
2)    Ayat 27 berbicara tentang larangan mengikuti setan yang menyebabkan terbukanya aurat orang tua manusia (Nabi Adam dan Hawa).
3)    Ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki masjid. 
4)    Ayat 35 adalah kewajiban taat kepada tuntunan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya (tentu termasuk    tuntunan berpakaian). 

26. Hal ini menunjukkan sejak dini, Allah telah mengilhami manusia sehingga timbul dalam dirinya dorongan untuk butuh berpakaian.
27. Surah Thaha (surah ke-20) ayat 117-118 mengingatkan Nabi Adam bahwa jika terusir dari surga karena setan,  tentu akan  bersusah  payah  di dunia untuk mencari sandang, pangan, dan papan.
28. Dorongan tersebut  diciptakan  Allah dalam  naluri manusia  yang  memiliki  kesadaran  kemanusiaan. 
29. Sehingga manusia primitif, juga selalu ingin menutupi yang dinilainya sebagai aurat.  
30. Dari ayat yang berbicara tentang ketertutupan aurat, ditemukan isyarat bahwa untuk merealisasikan hal tersebut, manusia tidak membutuhkan upaya dan tenaga yang berat.
31. Hal ini diisyaratkan oleh  bentuk  pasif  yang  dipilih  Al-Quran  untuk menyebut tertutupnya  aurat Nabi Adam dan Hawa, yaitu surah Al-A’raf ayat 22.
32. Menutup aurat tidak sulit, karena dapat dilakukan dengan bahan apa pun yang tersedia.
33. Meskipun dengan lembaran daun, asalkan  dapat menutupinya.  

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M. Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.     


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment