FITRAH MENUTUP
AURAT
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

1.
Fitrah adalah sifat asal, kesucian,
bakat, dan pembawaan.
2.
Aurat adalah bagian badan yang tidak boleh kelihatan (menurut hukum
Islam).
3.
Al-Quran surah Al-A'raf (surah
ke-7) ayat 20.
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ
لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا
رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ
تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka
setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata,
“Tuhanmu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua
tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
4.
Para ulama berpendapat berdasarkan ayat Al-Quran tersebut, pada hakikatnya
menutup aurat adalah
fitrah manusia yang diaktualkan pada saat sadar.
5.
Seperti dikemukakan ketika
menjelaskan arti “tsaub”,
manusia pada mulanya tertutup
auratnya.
6.
Ayatnya menggunakan istilah “li yubdiya lahuma ma wuriya 'anhuma
min sauatihima” (untuk menampakkan
kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya).
7.
Penggalan ayat itu mengisyaratkan sejak semula Adam dan Hawa tidak dapat saling
melihat aurat mereka.
8.
Tetapi juga berarti aurat
masing-masing tertutup, sehingga mereka
sendiri tidak dapat melihatnya.
9.
Kemudian setan merayu mereka agar memakan pohon terlarang.
10. Akibatnya, aurat
yang tadinya tertutup menjadi terbuka.
11. Mereka
menyadari keterbukaannya, sehingga mereka berusaha menutupinya dengan dedaunan
surga.
12. Usaha tersebut
menunjukkan adanya naluri pada diri manusia sejak awal kejadiannya bahwa aurat
harus ditutup dengan cara berpakaian.
13. Kalimat yang
digunakan Al-Quran untuk menyatakan
usaha kedua orang
tua kita, "Wa thafiqa
yakhshifan 'alaihima min waraq al-jannah."
14. Kata “yakhshifan”
terambil dari kata “khashf” yang
berarti menempelkan sesuatu pada
sesuatu yang lain agar menjadi lebih kokoh.
15. Contoh yang
dikemukakan oleh pakar bahasa adalah menempelkan lapisan baru
pada lapisan yang ada dari alas
kaki, agar lebih kuat dan kokoh.
16. Nabi Adam dan
Hawa bukan sekadar mengambil satu lembar daun untuk menutup auratnya.
17. Tetapi beberapa lembar
dengan cara menempelkan selembar
daun di atas lembar lain.
18. Sehingga menjadi
tebal, agar tidak transparan (tembus
pandang).
19. Hal lain
yang mengisyaratkan bahwa berpakaian atau menutup aurat merupakan
fitrah manusia adalah penggunaan
istilah "Ya Bani Adam"
(Wahai putra-putri Adam)
dalam ayat-ayat yang berbicara
tentang berpakaian.
20. Panggilan
semacam ini hanya
terulang 4 kali dalam Al-Quran.
21. Kesan dan makna yang disampaikannya berbeda dengan
panggilan “ya ayyuhal ladzina amanu” (khusus
kepada orang mukmin) atau “ya
ayyuhan nas” (semua manusia) hingga akhir
zaman.
22. Panggilan “ya Bani
Adam” jelas tertuju kepada
seluruh manusia.
23. Karena Nabi Adam
adalah ayah seluruh manusia.
24. Hanya 4 kali
panggilan “ya Bani Adam” dalam Al-Quran.
25. Semuanya
terdapat dalam surat Al-'Araf, yaitu:
1)
Ayat 26 berbicara tentang macam-macam pakaian yang dianugerahkan
Allah.
2)
Ayat 27 berbicara tentang larangan mengikuti setan yang menyebabkan
terbukanya aurat orang tua manusia (Nabi Adam dan Hawa).
3)
Ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki
masjid.
4)
Ayat 35 adalah kewajiban taat kepada tuntunan Allah yang
disampaikan oleh para rasul-Nya (tentu termasuk tuntunan berpakaian).
26. Hal ini menunjukkan
sejak dini, Allah telah mengilhami manusia sehingga timbul dalam dirinya dorongan
untuk butuh berpakaian.
27. Surah Thaha (surah
ke-20) ayat 117-118 mengingatkan Nabi Adam bahwa jika terusir dari surga karena
setan, tentu akan bersusah
payah di dunia untuk mencari
sandang, pangan, dan papan.
28. Dorongan
tersebut diciptakan Allah dalam
naluri manusia yang memiliki
kesadaran kemanusiaan.
29. Sehingga manusia
primitif, juga selalu ingin menutupi yang dinilainya sebagai aurat.
30. Dari ayat yang
berbicara tentang ketertutupan aurat, ditemukan isyarat bahwa untuk merealisasikan
hal tersebut, manusia tidak membutuhkan upaya dan tenaga yang berat.
31. Hal ini
diisyaratkan oleh bentuk pasif
yang dipilih Al-Quran
untuk menyebut tertutupnya aurat Nabi
Adam dan Hawa, yaitu surah Al-A’raf ayat 22.
32. Menutup aurat
tidak sulit, karena dapat dilakukan dengan bahan apa pun yang tersedia.
33. Meskipun dengan
lembaran daun, asalkan dapat menutupinya.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat.
Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M. Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment