ANIES BASWEDAN BUKAN
PEMIMPIN LAHIR SECARA INSTAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Anies Baswedan.
Pemimpin yang
Menghargai Perbedaan.
Dengan Sikap Adil.
Heru Kurnianto Tjahjono.
Teman kuliah Anies Baswedan.
Di UGM Yogya.
Secara sederhana.
Pemimpin transformasional.
Ditunjukkan Anies Baswedan.
Yaitu memberi visi, arah, dan tujuan jelas.
Hal ini terlihat dalam diri Anies Baswedan.
Anies Baswedan jadi
seorang pemimpin.
Bukan proses instan.
Sejak dini sudah terkandung nilai jiwa pemimpin.
Yaitu:
1.
Adil.
2.
Menghargai perbedaan.
3.
Menganyomi semua kelompok.
“Anies Baswedan.
Seimbang dan matang.
Dalam mengolah info.
Sehingga sikap Mas
Anies.
Sangat dekat dengan
keadilan,” kata Heru Kurnianto Tjahjono.
Teman dekat Anies
Baswedan.
Saat kuliah di UGM Yogyakarta.
Kamis, 7 Juli 2022.
Heru melihat sikap menghargai perbedaan.
Saat Anies Baswedan.
Menjadi Ketua Senat
UGM.
“Saat mahasiswa.
Saya masih ingat Mas
Anies.
Sebagai ketua Senat.
Menghargai ketua BEM
terpilih.
Berasal dari non
muslim.
Dengan sikap adil,
respek, dan bermartabat,” terangnya.
Heru kenal Anies
Baswedan.
Di Komisariat
Himpunan Mahasiswa FE UGM.
Tahun 1991.
Heru mengungkapkan.
Anies Baswedan.
Mampu menjelaskan
proses demokrasi.
Tanpa menghilangkan
perbedaan.
“Saat itu.
Tak semua elemen
mahasiswa Islam.
Dapat menerima hal itu.
Lalu Anies Baswedan.
Memberi edukasi pada
elemen yang menolak.
Untuk menerima
proses demokrasi,” ujar Heru.
Heru sebagai Guru Besar MM UGM Yogakarta menyatakan.
Bahwa Anies Baswedan.
Punya gaya pemimpin.
Berorientasi outcome.
Bagi banyak pihak.
Membuat kepemimpinan.
Cucu Pahlawan Nasional.
Abdurrahman Baswedan.
1.
Lebih transparan.
2.
Berwawasan ke depan.
3.
Berdampak transformasional bagi entitas di sekitarnya.
Menurut Heru.
Secara sederhana.
Pemimpin transformasional.
Yang ditunjukkan Anies
Baswedan.
Yaitu memberi visi, arah, dan tujuan jelas.
Hal ini terlihat Anies Baswedan dalam:
1.
Membangun harapan bersama.
2.
Memotivasi.
3.
Memberdayakan banyak pihak.
4.
Memberi pengakuan manusiawi pada pihak lain.
Dalam membangun Jakarta.
“Banyak pesan positif seorang leader.
Dapat dipahami dengan jernih, mudah, dan
memberdayakan,” jelasnya.
“Saya melihat Anies
Baswedan.
Perpaduan kepemimpinan:
1.
Autentik.
2.
Transformasional.
Istilahnya yaitu:
1.
Gagasan.
2.
Narasi.
3.
Karya.
Diikuti dengan
konsistensi sikap, perilaku, dan kinerja.
Sehingga Jakarta berubah.
Menjadi jauh lebih
baik.
Hal itu contoh nyata.
Paduan kepemimpinan autentik.
Dan
transformasional,” paparnya.
Guru Besar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini mengungkapkan.
Dalam perspektif
spiritual.
Anies Baswedan.
Yaitu sosok damai
dengan berbagai pihak.
Anies Baswedan.
Bukan tipe pendendam.
Dan bersifat terbuka.
Untuk diskusi dan sinergi.
“Dalam hal bekerja dan berkinerja.
Mas Anies tipe sungguh-sungguh.
Dalam merealisasikan ide.
Untuk kepentingan banyak pihak.
Saya melihat karakter pejuang dalam dirinya.
Atau fighter outside,” kata Heru.
Karakter spiritual
ini.
Membuat Anies
Baswedan.
Sosok pemimpin
autentik.
Dan transformasional.
Yang dibutuhkan
bangsa ini ke depan.
“Saat masyarakat
melihat dengan jernih.
Kepemimpinan ditunjukkan
Mas Anies.
Yaitu solusi atas
kebutuhan bangsa Indonesia.
Untuk hari ini dan masa depan.
Kinerja Jakarta saat
ini
Menjadi proyeksi
Indonesia.
Yang jauh lebih baik
ke depan,” tutur Heru.
Heru sebagai guru
besar tetap UMY dan tidak tetap MM UGM.
Mengajarkan mata
kuliah Leadership & Organizational Behavior.
Merasa sangat
berterima kasih kepada Anies Baswedan.
“Gaya kepemimpinan Anies Baswedan.
Menjadi mudah bagi saya.
Untuk menjelaskan contoh nyata.
Kepemimpinan autentik.
Dan transformasional.
Pada generasi muda.
Di kelas.
Anies Baswedan.
Teladan pemimpin nyata, jelas dan
menginspirasi,” kata dia.
(Sumber kbanews).



.png)