Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ANIES BASWEDAN VISI BISA DIKARANG REKAM JEJAK NYATA. Show all posts
Showing posts with label ANIES BASWEDAN VISI BISA DIKARANG REKAM JEJAK NYATA. Show all posts

Tuesday, October 25, 2022

15523. ANIES BASWEDAN VISI MISI BISA DIKARANG TAPI REKAM JEJAK NYATA

 

 


 

ANIES BASWEDAN VISI MISI BISA DIKARANG TAPI REKAM JEJAK NYATA

Oleh:  Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Tampak ada siklus 10 tahunan.

 

Tahun 2004.

Presiden SBY gantikan Mega.

 

Tahun 2014.

Presiden Jokowi gantikan SBY.

 

Tahun 2024.

Hampir sama.

Dengan Anies Baswedan.

 

Susilo Bambang Yudhoyono.

Dianggap antitesa Mega.

 

Jokowi  dianggap antitesa SBY.

 

Saat ini.

Anies Baswedan.

Dianggap antitesa Jokowi.

 

Bahkan Anies Baswedan.

Dianggap sintesa.

Dan model pemimpin masa depan.

 

Ada suasana berbeda.

Saat Jokowi diprediksi menang.

Jadi presiden.

 

Presiden SBY bersikap:

1)        Netral.

2)        Negarawan.

3)        Tak ikut jadi pemain.

 

Sehingga Pilpres tahun 2014.

1)        Relatif aman.

2)        Tak ada gejolak berarti.

 

Tapi berbeda menjelang.

 Pilpres tahun 2024.

 

1)        Presiden Jokowi.

2)        Partai penguasa.

3)        Terutama PDIP.

 

Tampaknya:

1)        Panik.

2)        Cemas.

 

3)        Takut hilang jabatan.

4)        Takut hilang kekuasaan.

 

Biasanya.

Orang saat berkuasa.

 

Berbuat sewenang-wenang.

Sangat takut hilang jabatannya.

 

Mungkin imbas kalah.

Pada Pilgub Jakarta.

Tahun 2017.

 

Karena cemas, takut, dan panik.

Maka sering salah langkah.

Dan banyak  “blunder politik”.

 

Misalnya.

Isu politik identitas.

 

Jadi jualan tak laku.

Sebab rakyat makin cerdas.

 

Rakyat sudah mampu melihat.

Dengan jelas.

 

Mana pemimpin yang benar.

Dan berprestasi.

 

Dan mana pemimpin tak berprestasi.

Cuma jualan isu tak bermutu.

 

Pemimpin tak punya prestasi.

Kembangkan politik:

1)        Balas dendam.

2)        Memecah bangsa.

 

3)        Tak ingin bersatu.

4)        Tak ingin damai.

 

Sangat berlawanan.

Dengan nilai:

 

1)        Persatuan.

2)        Keadilan.

3)        Perdamaian.

 

Yang diajarkan oleh Pancasila.

 

Teriakan:

1)        Saya Pancasila.

2)        Saya Indonesia.

 

Hanya bualan kosong.

Cuma ucapan bibir saja.

 

Mereka teriak,

“Jangan lakukan politik identitas!”

 

Tapi tak paham artinya.

 

Tidak ada politik.

Tanpa identitas.

 

Semua politik.

Pasti ada identitasnya.

 

Konstitusi menegaskan.

Bahwa tugas negara.

 

Yaitu:

1)        Mencerdaskan.

2)        Mempersatukan.

 

3)        Mendamaikan.

4)        Memberi keadilan.

 

Politik identitas.

Yaitu politik berpihak pada kepentingan rakyat.

 

Politik identitas.

Yaitu politik gagasan.

 

Yang menjual konsep.

Agar rakyat sejahtera.

 

Tanpa identitas.

Politik kita hanya mengabdi.

 

Pada kepentingan:

1)        Golongan.

2)        Oligarki.

3)        Asing.

 

Menuju Pilpres 2024.

Langkah Anies Baswedan.

 

Amat cepat.

Dan tak terduga.

 

Arus perubahan politik.

Sangat kuat.

Dan tak bisa dibendung.

 

Dengan kondisi ini.

 Lawan politik Anies.

 

1)        Makin keras melawan.

2)        Menebar dendam.

 

3)        Dengan fitnah.

4)        Berita bohong.

 

Anies Baswedan berpesan.

Pada kader Golkar.

 

Relawan Go Anies.

Di Hotel Bidakara.

 

Jakarta Selatan.

Minggu ( 23/10/2022 ).

 

1)        Mari kita lupakan peta tahun 2019.

2)        Kita buat peta baru tahun 2024.

 

3)        Rangkul semua.

4)        Jangkau semua.

 

5)        Libatkan semua.

6)        Jangan batasi dengan apa pun.

 

7)        Ajak semua anak bangsa.

 

Dalam arus perubahan.

Yang akan dikejar.

Yang harus kita capai.

 

Jangan terbawa kondisi kemarin.

Mari kita buat peta baru.

 

Kita ingin tawarkan pada semua.

Bukan hanya visi misi.

 

Karena visi dan misi.

Bisa dikarang.

 

Tapi lihat rekam jejak.

 

Karena rekam jejak:

 

1)        Faktual.

2)        Bukti nyata.

 

3)        Nyata terjadi.

4)        Tak bisa dikarang.

 

Dengan rekam jejak yang baik.

Maka  tawaran kita.

Punya kredibilitas.

 

Jangan hanya menawarkan imajinasi.

Tapi tak ada kredibilitas.

 

 Dengan rekam jejak yang baik.

Kita bisa bersama.

 

Membangun Indonesia.

Yang lebih baik.

 

 

(sumber Isa Ansori)