Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AL-QURAN MUKJIZAT UNTUK ORANG MODERN. Show all posts
Showing posts with label AL-QURAN MUKJIZAT UNTUK ORANG MODERN. Show all posts

Thursday, January 21, 2021

8487. AL-QURAN MUKJIZAT UNTUK ORANG MODERN

 


AL-QURAN MUKJIZAT UNTUK ORANG MODERN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mukjizat adalah kejadian ajaib yang sukar dijangkau kemampuan akal manusia.

 

 

Mengapa mukjizat Nabi Muhammad tidak sehebat Nabi Musa dengan tongkatnya?

 

 

KH. Baha’udin Nur Salim (Gus Baha’) asal Kragan, Rembang berpendapat justru Al-Quran adalah mukjizat yang lebih dahsyat melebihi tongkat Nabi Musa dan unta Nabi Sholeh yang keluar dari batu.

 

 

 

 “Kalau yang disebut mukjizat adalah sesuatu yang melebihi kadar kemampuan manusia biasa.

 

 

 

Al-Quran justru banyak menjelaskan penalaran objektif untuk umat sehingga bisa sering melihat kedahsyatan Allah setiap saat.”

 

 

 

Menurut Gus Baha’ keimanan di zaman umat Nabi Muhammad tidak perlu hal yang sifatnya khoriqul adat (berbeda melebihi kebiasaan).

 

 

 

 

Cukup bukti penalaran atas penciptaan seekor nyamuk sudah menunjukkan dahsyatnya Allah SWT.

 

 

 

“Kalau untuk mengetahui adanya Allah SWT harus menunggu mukjizat seperti Nabi Musa, itu kecelakaan besar dalam ketauhidan.

 

 

 

Misalnya, kita disuruh membikin nyamuk, bisa apa tidak?

 

 

 

Atau patungnya nyamuk saja, apakah bisa?

 

 

 

Bukankah itu sudah cukup sebagai bukti adanya Allah SWT?”

 

 

 

Bagi orang alim, lanjut Gus Baha’, percontohan nyamuk lebih dahsyat ketimbang tongkat Nabi Musa dan unta Nabi Sholeh.

 

 

 

 

Cara Allah menjelaskan iman cukup sederhana dengan contoh hal kecil di sekitar manusia.

 

 

 

“Kalau misalnya saya bertemu dan dipameri Nabi Musa tentang kesaktian tongkatnya, saya tetap lebih memilih Nabi Muhammad.’

 

 

 

Karena Al-Quran memberi nalar objektif tidak terbatas.

 

 

 

Makanya Rasulullah itu disebut sebagai afdholul anbiya’ (Nabi paling utama).”.

 

 

 

 

Gus Baha’ memaparkan risiko mukjizat yang sifatnya khariqul adat seperti tongkat Nabi Musa dan unta Nabi Sholeh.

 

 

 

 

 Ia menyebut mukjizat makhsushoh seperti itu terbatas.

 

 

Sebab hanya bisa diketahui oleh manusia yang menyaksikannya secara langsung saja.

 

 

 

 “Manusia yang tidak menyaksikannya bisa saja tidak percaya.

 

 

 

 

Tetapi dengan kedahsyatan Al-Quran dengan logika penciptaan alam semesta pasti manusia akan percaya ila yaumil qiyamah.”

 

 

 

Dengan mukjizat khariqul adat, dikhawatirkan bisa membuat umat manusia manja dan minta yang aneh-aneh.

 

 

 

 

Sebagian ulama mengkritik mukjizat seperti itu selayaknya tidak perlu dituruti.

 

 

 

 

“Salah satu ulama menyebut penyebab orang menjadi kafir adalah ketergantungannya pada kejadian dahsyat untuk mau percaya pada kodrat Allah SWT.”

 

 

 

 

Umat ini akan menggantungkan kebenaran agama berdasar kesaktian  pemimpinnya (para ulama) sebagai pewaris Nabi.

 

 

 

 

Umat akan menuntut para kiai punya kesaktian yang bisa disaksikan bersama secara zahir.

 

 

 

“Kalau tidak sakti tidak diakui.

 

 

 

 Akhirnya muncul yang pura-pura sakti, seperti kasus Dimas Kanjeng.”

 

 

 

Al-Quran adalah mukjizat terbesar bagi umat manusia.

 

 

 

Al-Quran bisa membuktikan dan mengantarkan manusia pada Allah SWT dengan penalaran sederhana, yang orang awam pun bisa memahaminya.

 

 

 

Nabi Muhammad menjadi satu-satunya utusan sukses membawa manusia kembali (iman) kepada Allah dengan sarana yang tidak terbatas dan ada di mana saja.

 

 

 

Rasulullah sukses punya umat beriman tanpa harus ditunggu dan dibina secara langsung sampai hari ini.

 

 

 

Cukup dengan Al-Quran,” jelas Gus Baha.

 

 

 

 

(Sumber: internet)