ADA 9 AYAT ALQURAN PERINTAH
UMAT ISLAM AGAR MAKAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Makanan (tha'am, dalam
bahasa Al-Quran)
Yaitu “segala sesuatu
yang dimakan atau dicicipi”.
Minuman masuk pengertian
“tha'am”.
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 249.
Pakai kata “syariba”
(minum) dan “yath'am” (makan).
Terkait air minum.
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ
قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي
وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ
ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ
وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ
فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ
الصَّابِرِينَ
Maka tatkala Thalut
keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji
kamu dengan sungai. Barang siapa di antara kamu minum airnya; dia bukan pengikutku.
Dan barang siapa tak meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia pengikutku".
Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka
tatkala Thalut dan orang-orang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai, orang
yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk
melawan Jalut dan tentaranya". Orang yang yakin bahwa mereka akan menemui
Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan sedikit dapat mengalahkan
golongan banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang sabar".
Kata “tha'am”.
Dalam berbagai bentuknya.
Terulang dalam Al-Quran 48
kali.
Terkait makanan.
Belum ayat lain.
Pakai kosakata lainnya.
Perhatian Al-Quran
pada makanan.
Sangat besar.
Kebiasaan Allah di
Al-Quran.
Dia menyebut diri-Nya.
Sebagai Yang Maha Esa.
Dan membuktikan hal itu.
Lewat uraian ciptaan-Nya.
Lalu perintah untuk
makan.
Atau sebut makanan.
Al-Quran jadikan:
1)
Cukup pangan.
2)
Stabilitas keamanan.
Sebagai 2 unsur utama.
Wajar ibadah kepada
Allah.
Al-Quran surah
Quraisy (surah ke-106) ayat 3-4.
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah).
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ
وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Yang telah memberi makanan pada mereka untuk menghilangkan
lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Al-Quran pakai kata
“akala”.
Dalam berbagai bentuk.
Menunjuk aktivitas
“makan”.
Kata “akala”.
Tak dipakai hanya dalam arti.
“Memasukkan sesuatu dalam tenggorokan”.
Tapi bisa bermakna.
“Segala aktivitas dan usaha”.
Al-Quran An-Nisa (surah
ke-4) ayat 4.
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ
نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا
مَرِيئًا
Berikan maskawin (mahar)
kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh rela. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, maka makanlah (ambil) pemberian itu (sebagai makanan) sedap lagi baik
akibatnya.
Maskawin (mahar).
Tak lazim berupa makanan.
Tapi ayat ini pakai kata
“makan”.
Untuk maskawin (mahar).
Al-Quran surah Al-An’am
(surah ke-6) ayat 121.
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ
اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ
إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ
لَمُشْرِكُونَ
Dan janganlah kamu makan
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya
perbuatan semacam itu suatu kefasikan. Sesungguhnya setan membisikkan kepada kawannya agar mereka
membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentu jadi orang
musyrik.
“Jangan makan yang tak disebut nama Allah”.
Sebagai larangan untuk kegiatan
apa pun.
Yang tidak disertai nama
Allah.
Kata “makan” .
Bisa bermakna “segala
bentuk kegiatan”.
Sebab makan butuh kalori.
Dari makanan.
Al-Quran pakai kata
panggilan mesra.
Untuk ajak makan.
Misalnya.
Untuk semua manusia,
“Ya ayyuhan nas”.
Kepada Rasul,
”Ya ayyuhar Rasul.”
Kepada orang mukmin,
“Ya ayyuhal ladzina
amanu”.
Selalu dirangkai kata
“halal”.
Atau “thayyibah”.
Makanan terbaik.
Yaitu penuhi syarat:
1)
Halal.
2)
Baik.
Ditemukan 9 ayat.
Perintah umat Islam
untuk makan.
Yang 5 ayat.
Dirangkai “halal dan baik”.
Yang 2 ayat.
Dengan pesan ingat Allah.
Dan bagikan makanan.
Kepada orang melarat.
Yang 1 ayat.
Konteks makan sembelihan.
Disebut nama Allah.’
Ketika menyembelihnya.
Dan1 ayat.
Dalam konteks berbuka
puasa.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.



%20-%20Copy.bmp)