Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ALLAH ADA DI MANA ITU PERTANYAAN UNTUK MAKHLUK. Show all posts
Showing posts with label ALLAH ADA DI MANA ITU PERTANYAAN UNTUK MAKHLUK. Show all posts

Tuesday, September 21, 2021

11187. ALLAH ADA DI MANA ITU PERTANYAAN UNTUK MAKHLUK

 



ALLAH DI MANA ITU PERTANYAAN UNTUK MAKHLUK

Drs HM Yusron Hadi Tauhid, MM

 

 

Ada 2 pendapat tentang di mana Allah dan di mana makhluk-Nya, yaitu:

1.      Allah dan makhluk-nya terpisah.

2.      Allah dan makluknya menyatu.

 

 

Allah dan makhluk-Nya terpisah

Yaitu Allah berada “di sana”.

Dan makhluk-Nya berada “di sini”.

 

Allah meliputi segalanya.

Artinya semua makhluk-Nya berada “di dalam” Allah.

Yaitu Allah dan makhluk-Nya tak terpisah.

 

Pendapat ke-2 menimbulkan berbagai pendapat kontroversi, yaitu:

 

1.      Ana al-haq.

Yaitu “Saya adalah kebenaran”.

Karena saya ada “di dalam” Tuhan.

Secara fisik dan pikiran saya menyatu dengan Allah.

 

2.      Wahdatul wujud.

Yaitu dalam alam semesta ini  yang eksistensi hanya  Allah.

 

Karena alam semesta dan semua makhluk-Nya.

Adalah “himpunan bagian dan di dalam” Allah.

 

3.      Manuggaling kawulo lan gusti.

Yaitu semua makhluk-Nya dan Tuhan Allah.

Adalah satu kesatuan yang  tak bisa dipisahkan.

 

 

Macam-macam pendapat di mana Allah.

 

1.   Allah di dalam surga

Jika Allah di dalam surga.

Maka surga lebih besar dibanding Allah.

Padahal Allah Maha Besar.

 

2.   Allah berada di langit

Jika Allah berada di langit.

Maka langit lebih besar dibanding Allah.

Padahal Allah Maha Besar.

 

3.   Allah berada di tiap orang.

Jika Allah berada di tiap orang.

Maka Allah jumlahnya banyak

Padahal Allah Maha Esa.

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 126.

 

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

 

Kepunyaan Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.

 

 

Masalah Pertanyaan di mana Allah.

 

Allah tak terikat ruang dan waktu.

 

Pertanyaan, “Di mana?.”

 

Hal itu wajar ditanyakan untuk makhluk Allah di alam semesta.

 

Karena makhluk dibatasi ruang dan waktu.

 

Tapi pertanyaan, “Di mana Allah?”

 

Hal itu pertanyaan tak wajar dan tak relevan.

Karena Allah tak dibatasi ruang dan waktu.

 

Padahal Allah meliputi segala sesuatu.

Maka alam semesta ini diliputi oleh Allah.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 115.

 

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

Dan kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situ wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 

 

Pertanyaan, “Di mana Allah”.

Tidak relevan.

 

Karena kemana pun kita menghadap.

Allah berada di sana.

 

Alam semesta dan segala isinya adalah makhluk Allah.

 

Dan Allah adalah Maha Pencipta.

Allah meliputi segala ciptaan-Nya.

 

Maka tak wajar jika ada pertanyaan di mana Allah.

 

Hal yang meliputi hal lain.

Pasti tak ada jaraknya.

Karena berada di dalamnya.

 

Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 16.

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

 

 

Al-Quran menjelaskan.

Bahwa Allah lebih dekat kepada manusia dibanding urat lehernya.

 

Manusia dan urat lehernya sendiri tak punya jarak.

 

Karena urat leher manusia berada di dalam dirinya.

Manusia dan urat lehernya tak ada jarak.

 

Tapi Allah lebih dekat kepada  manusia.

Dibanding jaraknya manusia dengan urat lehernya sendiri.

 

Muncul pertanyaan.

Jika Allah dan makhluk-Nya tak punya jarak.

 

Apakah Allah sama dengan makhluk-Nya.

 

Jawabnya, “Jelas tak sama”.

 

Allah jelas tak sama dengan makhluk-Nya.

 

Pencipta tak mungkin sama dengan yang diciptakannya.

 

Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 35.

 

۞ اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

 

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

Analog Allah dan makhluk menurut Al-Quran.

 

Allah dimisalkan lilin atau pelita yang mengeluarkan cahaya.

 

Artinya cahaya berasal dari pelita.

 

Jika pelita tak ada.

Maka tak ada cahaya.

 

Pelita dan cahaya tak bisa dipisahkan.

Karena cahaya adalah eksistensi dari pelita.

 

Cahaya berasal dari pelita.

Tanpa pelita maka tak ada cahaya.

 

 

Kesimpulannya.

1.      Allah meliputi segala sesuatu.

2.      Semua makhluk dan seluruh alam semesta berada “di dalam” Allah.

 

3.      Allah berbeda dengan semua makhluk-Nya.

 

4.      Analognya, Allah dimisalkan lilin atau pelita.

Dan makhluk ibarat cahaya dari pelita.

 

5.      Lilin dan cahayanya tak bisa dipisahkan.

Tapi lilin tak sama dengan cahaya yang dipancarkannya.

 

 

(Sumber Agus Mustofa)