Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI. Show all posts
Showing posts with label AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI. Show all posts

Saturday, November 21, 2020

6730. AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI



AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Shuffah adalah sebuah lokasi di Madinah tempat menampung para pendatang dan fakir miskin.

 

 

Kaum Muhajirin hijrah dari Mekah adalah para pendatang belum punya  rumah dan tidak punya kerabat di Madinah.

 

Mereka tinggal di Shuffah dan bermalam di teras Masjid Nabawi.

 

 

Para Ahli Shufah datang ke Madinah untuk menuntut ilmu agama Islam langsung kepada Nabi Muhammad, agar nantinya mampu menyebarkan ilmu agama kepada kaumnya.

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 122.

 

۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ


Tidak sepatutnya orang-orang mukmin semuanya pergi berperang. Mengapa tidak pergi di antara mereka. Memperdalam pengetahuan tentang agama. Untuk memberi peringatan kepada kaumnya. Apabila mereka telah kembali kepadanya. Agar mereka dapat menjaga dirinya.

 

 

Para Ahli Shuffah dianggap sebagai  tamu Islam oleh Nabi Muhammad.

 

 

Mereka tinggal di teras Masjid Nabawi, di sebelah utara rumah Aisyah (istri Rasululah).

 

Jumlah para Ahli Shuffah tidak menentu, yang normal sekitar 70 orang, tetapi mereka bisa bertambah apabila banyak tamu dari luar kota.

 

 

Jumlahnya mencapai 700 orang dan bisa berkurang, ketika sebagian mereka bepergian.

 

 

Para Ahli Shuffah yang terkenal adalah:

1)              Abu Hurairah (perawi hadis ternama) yang berasal dari Yaman.

 

2)              Salman Al-Farisi, pencetus Perang Parit, berasal dari Persia.

 

3)              Bilal bin Rabah, mantan budak, muazin Nabi.

 

4)              Hanzalah bin Abi Amr yang mati syahid dalam Perang Uhud, si pengantin baru belum mandi junub, sehingga dimandikan malaikat.

 

5)              Banyak lagi lainnya.

 

Jika Rasululah mendapat sedekah, beliau segera mengirimkannya kepada Ahli Shuffah karena beliau tidak mengambil sedekah sedikit pun.

 

 

Jika mendapat hadiah, maka Nabi Muhammad mengirimkan kepada Ahli Shuffah dan beliau ikut makan bersama mereka.

 

 

Luas daerah Shuffah tidak diketahui secara pasti, tetapi mampu menampung banyak orang.

 

 

Rasulullah pernah menjadikan tempat itu untuk walimah, yang hadir sekitar 300 orang, sebagian duduk di sekitar kamar istri Nabi yang berdempetan dengan Masjid Nabawi.

 

 

Penghuni pertama Shuffah ialah kaum Muhajirin yang sering disebut “Shuffatul Muhajirin”.

Tempat Ahli Shuffah juga dipakai para tamu yang menunggu Rasulullah.

 

 

Mereka ingin menyatakan masuk Islam, siap melaksanakan perintah Nabi, dan berjuang bersama beliau.

 

 

Abu Hurairah adalah penanggung jawab Ahli Shuffah yang mengatur penghuni Shuffah, yang singgah sebentar atau menetap lama.

 

 

Beberapa kaum Ansar ikut bergabung, meskipun mereka sudah mempunyai rumah, mereka ingin zuhud.

 

Misalnya: Kaab bin Malik, Hanzhalah bin Abi Amir, dan Haritsah bin Nukman.

 

 

Kegiatan rutin para penghuni Shuffah adalah belajar agama dan berjihad membela agama Islam.

 

 

Mereka terbiasa hidup prihatin dan terlatih hidup kekurangan.

 

 

Mereka banyak iktikaf di Masjid Nabawi, salat berjamaah, berzikir, belajar dan mengajar Al-Quran, belajar membaca dan menulis.

 

 

Pernah ada murid Ahli Shuffah yang memberi hadiah busur panah kepada guru yang mengajarinya.

 

Shuffah melahirkan banyak ilmuwan.

 

1)              Abu Hurairah, penghafal banyak hadis.

 

2)              Hudzaifah bin Yaman, spesialis hadis fitnah.

 

3)              Mereka tekun beribadah, rajin berperang bersama Rasulullah dan beberapa orang penghuni Shuffah mati syahid.

 

Penghuni Shuffah sudah terbiasa prihatin, kebanyakan mereka tidak memiliki pakaian yang memadai untuk menutupi seluruh badan dan melindungitubuhnya dari dinginnya udara.

 

 

Abu Hurairah berkata,”Saya melihat 70 orang penghuni Shuffah, tidak ada yang memakai rida (kain penutup tubuh bagian atas) dan hanya mengenakan kisa (semacam sarung), mereka mengikatkan kisa pada lehernya, sebagian ada yang menjulur sampai kaki, menyatukan dengan tangan, karena khawatir terlihat auratnya”.

 

Mereka sering mengosumsi kurma kering.

 

 

Nabi Muhammad mengirim kurma setengah  mud setiap hari (sekitar segenggam tangan),  sehingga sebagian penghuni merasakan perutnya panas karena terlalu banyak makan kurma kering.

 

 

Rasulullah sering memberi semangat dan motivasi agar mereka tetap tegar dan bersabar. 

 

 

Terkadang mereka diundang makan kenduri, dibawakan susu dan makanan istimewa lainnya.

 

Misalnya “tsarid” (berupa bubur gandum bercampur minyak samin).

 

 

Rasulullah sering mengunjungi mereka, menanyakan kondisi, duduk bersama, memotivasi mereka agar selalu tekun belajar Al-Quran.

 

 

Ketika Fatimah (puteri Rasulullah) melahirkan Hasan bin Ali, Nabi menyuruh bersedekah kepada penghuni Shuffah seharga perak seberat rambut Hasan yang dicukur.

 

 

Nabi Muhammad sering mengutamakan penghuni Ahli Shuffah dibandingkan kepentingan keluarga beliau sendiri.

 

 

Rasulullah menganjurkan kepada para sahabat untuk sering membantu para penghuni Shuffah.

 

 

Nabi Muhammad sering mengirim Ahli Shuffah berdakwah ke luar daerah.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 273.

 

 

 

لِلْفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحْصِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِى ٱلْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ ٱلْجَاهِلُ أَغْنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَٰهُمْ لَا يَسْـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ


 

 

 

(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya, karena menjaga diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya. Mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

 

Demikian potret kehidupan awal Islamyang dibangun dengan gotong royong, kebersamaan, dan saling menolong.

 

 

Islam dibangun dengan prinsip pihak yang kelebihan membantu kebutuhan pihak yang kekurangan dengan ikhlas karena Allah. 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.       Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.       Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.       Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.

4.       Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,

5.       Tafsirq.com online.