Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AKAL MANUSIA BISA CARI ALASAN YANG SALAH JADI BENAR. Show all posts
Showing posts with label AKAL MANUSIA BISA CARI ALASAN YANG SALAH JADI BENAR. Show all posts

Sunday, March 13, 2022

12808. AKAL MANUSIA BISA CARI ALASAN YANG SALAH JADI BENAR

 

 





 

AKAL MANUSIA BISA CARI ALASAN YANG SALAH JADI BENAR  

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

Nasihat Imam Malik tentang ilmu

 

Ada 4 orang yang tak boleh dijadikan guru, yaitu:

 

1.      Orang bodoh yang jelas bodohnya.

2.      Orang yang mengajak ikut hawa nafsu.

3.      Orang  yang suka berdusta, meskipun hal yang kecil.

4.      Orang baik dan mulia, tapi tak tahu apa yang disampaikannya.

 

 

1.   Jangan belajar kepada orang bodoh yang jelas bodohnya.

 

Orang bodoh adalah orang yang bukan ahlinya.

 

Orang bodoh adalah orang yang tak ahli dalam bidangnya.

 

Kita harus belajar kepada orang yang sesuai dengan ilmu dan keahliannya.

 

Misalnya, soal fikih harus belajar kepada  ahli fikih.

 

Masalah filsasat, harus belajar kepada ahli filsafat.

 

Tentang akhlak harus belajar kepada orang paham tentang akhlak.

 

Jangan ikut orang yang bukan ahlinya.

 

Perhatikan dari siapa kamu mengambil agama.

Dan dari siapa kamu mengambil ilmu tentang agama.

 

Jangan belajar kepada orang yang tak tahu ilmunya.

 

Tapi kita harus bisa memilih untuk belajar kepada orang yang sesuai dengan keahliannya.

 

Biasanya kita menjadi tak kritis saat egonya yang muncul.

 

Misalnya, saya ikut karena dia temanku, kelompokku, idolaku, dan sejenisnya.

 

2.   Jangan belajar kepada orang yang selalu mengajak ikut hawa nafsu

 

Jangan belajar kepada orang yang dikendalikan hawa nafsunya.

 

Yaitu orang yang target dan orientasi hidupnya hanya bersifat dunia.

 

Dan hal yang tak penting lainnya.

 

Arti bersifat dunia adalah berhubungan dengan harta, jabatan, dan kehormatan dunia lainnya.

Targetnya sekitar pujian orang, kebanggaan, dan kekaguman orang lainnya.

 

Dia hanya ingin pamer kepinterannya, luasnya wawasan.

 

Dan ingin dipuji orang karena kehebatan lainnya.

 

Orang seperti ini biasanya yang disampaikan.

 

Hanya yang sesuai dengan kepentingan dan ambisinya.

 

Hal yang tak cocok dengan kepentingannya.

 

Akan disembunyikan.

 

Terkadang hal yang jelek bisa dibalik.

Dan dicarikan dalilnya sehingga menjadi baik.

 

Karena akalnya pinter.

 

Maka dia bisa mencarikan dalil yang sesuai dengan hawa nafsunya.

 

Cara melihat orang yang menganut hawa nafsu ini, bukan pada ilmunya.

 

Tapi pada hawa nafsunya.

 

Mungkin apa yang disampaikan memang benar dan ada dalilnya.

 

Tapi melihat ambisi egonya yang hebat untuk kepentingannya sendiri.

Kata harus waspada.

 

Mungkin kebenaran yag disampaikan.

 

Sudah direduksi sesuai kepentingan ambisinya.

 

Pada zaman Yunani kuno ada kelompok disebut kaum sofis.

 

Kaum sofis adalah orang yang pinter dan logis.

 

Jika bicara mengagumkan banyak orang, karena rasional dan masuk akal.

 

Tapi kaum sofis bersifat oportunis.

 

Yaitu dia akan membela tergantung siapa yang membayar.

 

Kaum sofis berpendapat bahwa kebenaran bersifat relatif.

 

Kaum sofis adalah cendekiawan yang pandai pidato.

 

Kaum sofis selalu berusaha mempengaruhi masyarakat  dengan argumen menyesatkan.

 

Dia berpihak kepada siapa yang membayarnya.

 

Maka kebenaran bisa diatur oleh kaum sofis.

 

Dengan dalil logis yang menyesatkan.

 

Artinya argumen bisa dipilih secara logis sesuai dengan pesanan.

 

Akal manusia itu pinter untuk menjustifikasi.

 

Tergantung hatinya untuk mengarahkan.

 

Jika hati cenderung kebaikan.

 

Maka akal bisa menunjukkan alasan logisnya.

 

Tapi jika hati cenderung  kejelekan.

 

Akal juga mampu menyusun argumen alasan logisnya.

 

3.   Jangan belajar kepada orang yang suka berdusta, meskipun hal yang kecil

 

Sebelum ikut seseorang.

 

Maka kita harus mengecek rekam jejaknya.

 

Jika orang suka berdusta.

 

Maka khawatir dia berbohong.

 

Khawatir dia memelintir suatu ayat.

 

Sehingga maksudnya berubah.

 

Arti sebenarnya A.

 

Tapi dibelokkan untuk kepentingannya, menjadi B.

 

Bahkan jika dia hanya berdusta dalam masalah kecil.

 

Tetap jangan ikuti dia.

 

Karena terbiasa berbohong.

 

Maka dia menjadi orang yang tak bisa dipercaya.

 

Orang yang terbiasa berbohong.

Meskipun hal yang kecil.

 

Maka dia karakternya pembohong.

 

Orang yang karakternya pembohong.

 

Saat dia bebohong, tampaknya biasa saja.

 

Karena tiap hari dia terbiasa berbohong.

 

Jangan mengambil ilmu dari para pembohong.

 

4.   Jangan belajar kepada orang baik dan mulia, tapi tak tahu apa yang disampaikannya

 

Orang ini sebenarnya baik.

 

Dia menyampaian kebenaran.

 

Tapi dia sendiri tak paham dengan apa disampaikannya.

 

Mungkin dia hanya mengulang-ulang saja.

 

Mungkin dia hanya taklid mengikuti saja.

 

Orang ini baik, tapi tak kritis.

Dia tak ingin paham dasarnya.

 

Yaitu orang baik yang berbicara Sesuatu.

 

Tapi dia sendiri tak paham apa maksud yang dibicarakannya.

 

Kesimpulannya.

Kita harus teliti dan kritis dalam mengambil ilmu dari seserorang.

 

Hidup ini adalah ujian.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)