Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AALH DIBUAT DARI APA ITU SOAL BAHAN BAGI MAKHLUK. Show all posts
Showing posts with label AALH DIBUAT DARI APA ITU SOAL BAHAN BAGI MAKHLUK. Show all posts

Thursday, September 23, 2021

11208. ALLAH DIBUAT DARI APA ITU SOAL BAHAN BAGI MAKHLUK

 



ALLAH DIBUAT DARI APA ITU SOAL BAHAN BAGI MAKHLUK

Oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM

 

 

Periode dakwah Rasulullah.

1.      Periode Mekah.

2.      Periode Madinah.

 

PERIODE MEKAH

Periode Mekah sekitar 13 tahun.

Saat Rasulullah umur 40 - 53 tahun.

 

Periode Madinah sekitar 10 tahun.

Saat Rasulullah umur 53- 63 tahun.

 

Selama 13 tahun di Mekah.

Rasulullah banyak menerima ayat Al-Quran untuk memperkuat akidah tauhid.

 

Sebagai isyarat bahwa umat lslam dalam belajar akidah tauhid.

Perlu waktu lama.

 

1.      Pertanyaan,

“Di mana Allah?”

 

Hal itu menyangkut masalah ruang.

 

2.      Pertanyaan,

“Sejak kapan Allah ada?”

Hal itu menyangkut masalah waktu.

 

3.      Pertanyaan,

 “Allah terbuat dari apa.”

Hal itu menyangkut masalah materi dan energi.

 

 

Padahal ruang, waktu, materi, dan energi semuanya  adalah ciptaan Allah.

 

Tak mungkin Allah “di dalam ciptaan-Nya”.

 

Yang benar ruang, waktu, materi, dan energi berada “di dalam” Allah.

 

Jadi pertanyaan,

Di mana Allah?

Sejak kapan Allah ada?

Allah terbuat dari apa?

 

Semuanya tak logis dan tak relevan.

 

Materi dan energi berasal dari Allah.

Tapi Allah bukan materi dan bukan energi.

 

Allah mengenalkan eksistensi diri-Nya dengan bahasa manusia.

 

Tapi bahasa manusia sangat terbatas.

Dan pasti tak mampu mewadahi eksistensi Allah.

 

Pasti yang dipahami lewat bahasa manusia bukan Allah sepenuhnya.

 

Yaitu persepsi Allah yang mutlak dengan sudut pandang manusia.

Yang relatif sangat terbatas.

 

Sudut pandang manusia itu berusaha memahami secara parsial.

 

Tapi harus dilakukan.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 126.

 

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

 

Kepunyaan Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 115.

 

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

Dan kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situ wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 

Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 16.

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

 

 

Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 35.

 

۞ اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

 

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

Allah mengenalkan diri-Nya terkait dengan waktu.

 

Al-Quran surah Al-Hadid (surah ke-57) ayat 3.

 

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

Dia Allah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

ARTI LAHIR DAN BATIN

Yang Lahir artinya kelihatan,  tampak dari luar, dan bisa dilihat dengan mata.

 

Yang Batin artinya tak kelihatan,  tersembunyi, dan gaib.

 

 

Analog Allah dan makhluk menurut Al-Quran.

 

Allah dimisalkan lilin atau pelita yang mengeluarkan cahaya.

 

Artinya cahaya berasal dari pelita.

 

Jika pelita tak ada.

Maka tak ada cahaya.

 

Pelita dan cahaya tak bisa dipisahkan.

Karena cahaya adalah eksistensi dari pelita.

 

Cahaya berasal dari pelita.

Tanpa pelita maka tak ada cahaya.

 

 

Kesimpulannya.

1.      Allah meliputi segala sesuatu.

2.      Semua makhluk dan seluruh alam semesta berada “di dalam” Allah.

 

3.      Allah berbeda dengan semua makhluk-Nya.

 

4.      Analognya, Allah dimisalkan lilin atau pelita.

Dan makhluk ibarat cahaya dari pelita.

 

5.      Lilin dan cahayanya tak bisa dipisahkan.

Tapi lilin tak sama dengan cahaya yang dipancarkannya.

 

 

DIMENSI RUANG DAN WAKTU.

Ruang dan waktu tak bisa dipisahkan.

 

Ruang adalah wadahnya.

Waktu adalah ukuran pergerakan peristiwanya.

 

Jika ruangnya berkembang.

Maka ada waktu.

 

Jika ruangnya tak berkembang.

Maka tak ada waktu.

 

Jika waktunya tak bergerak.

Maka ruangnya tak berkembang.

 

Dimensi ruang dan waktu tak terpisahkan.

 

Dulu, asalnya materi alam semesta bentuknya padu.

 

Karena ledakan.

Maka muncul energi.

 

Sehingga jarak materi menjauh.

Dan muncul ruangan.

 

Karena ruangnya berkembang.

Maka muncul urutan waktu.

 

Allah Maha Mengetahui.

Allah Maha Mengetahui sebelum ada waktu, setelah ada waktu, dan setelah waktu hilang.

 

Semuanya diketahui oleh Allah.

 

Allah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Lahir dan Yang Batin.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

(Sumber Agus Mustofa)