Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AL-QURAN BISA DIBACA DARI MUDAH SEDANG SULIT. Show all posts
Showing posts with label AL-QURAN BISA DIBACA DARI MUDAH SEDANG SULIT. Show all posts

Thursday, October 28, 2021

11451. AL-QURAN BISA DIBACA DARI MUDAH SEDANG SULIT

 



AL-QURAN BISA DIBACA MULAI MUDAH SEDANG SULIT

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Tertib urutan surah dan ayat dalam mushaf Al-Quran.

 

Yang kita baca sekarang ini.

 

Hasil susunan Nabi Muhammad berdasar bimbingan Allah.

 

 

 

MEMBACA SESUAI URUTAN MUSHAF AL-QURAN

 

Umat Islam membaca mushaf Al-Quran mulai surah ke-1.

 

Yaitu surah Al-Fatihah.

 

Sampai surah ke-114.

Yaitu surah An-Nas.

 

Umat Islam membaca Al-Quran.

Seperti membaca sebuah pembahasan.

 

Yang melompat dari satu topik ke topik lainnya.

 

MEMBACA DENGAN METODE TEMATIK

 

Ada yang membaca dengan pendekatan tematik.

 

Yaitu berkenaan dengan suatu tema tertentu.

 

Ada pula yang membacanya.

Sesuai urutan kronologis turunnya.

 

Kenapa kitab mushaf Al-Quran saat ini.

Tidak tersusun seperti urutan kronologis turunnya?

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 121.

 

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

 

Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka orang-orang yang rugi.

 

 

Secara keseluruhan, Al-Quran adalah sebuah ilmu.

 

Atau sebentuk ilmu yang mengandung nilai ilmiah.

 

Yang sudah, masih, dan akan bisa dibuktikan benarnya secara ilmiah.

 

Banyak ahli sudah menemukan pembuktian kebenaran Al-Quran.

Lewat berbagai bidang ilmu.

 

 

Kita bisa  membaca banyak buku tentang kebenaran Al-Quran di internet.

 

Misalnya, tulisan:

1.      Harun Yahya.

2.      Zakir Naik.

3.      Maurice Bucaille.

4.      Dan lainnya.

 

 

Nilai ilmu dalam Al-Quran mencakup sains dan filsafat.

 

Al-Quran mengajarkan:

1.      Cara pandang terhadap dunia.

2.      Konsep kebudayaan atau peradaban.

3.      Konsep kepribadian atau akhlak.

 

 Tujuan utama pengajaran Al-Quran.

Bersinggungan dengan konsep:

 

1.      Filsafat kebudayaan.

2.      Peradaban.

3.      Kepribadian.

4.      Akhlak.

 

Al-quran menyiinggung sains dan teknologi sebagai ‘sampiran’ dalam pantun.

 

Yang berfungsi menguatkan pesan inti yang hendak disampaikan.

 

 Dalam segi teknik atau cara.

 

Atau tepatnya seni penguraian pesan.

 

Al-Quran punya cara atau gaya berbeda.

 

Dari buku ilmiah karangan manusia.

 

Orang terbiasa membaca buku ilmiah karangan manusia.

 

Pada umumnya merasa heran.

 

Melihat susunan mushaf dan gaya bahasa Al-Quran.

 

 

  Dalam segi gaya bahasa atau “uslub-nya”.

 

Bahasa Al-Quran sangat kental warna sastranya.

 

Sangat kentara unsur puisinya.

 

Sangat jelas konsistensinya.

Dalam menonjolkan ciri sajak persamaan.

 

Atau persesuaian bunyi.

Pada tiap akhir kalimat dan ayat.

 Dalam segi ini paling sulit dimunculkan dalam terjemahan.

 

Sehingga usaha HB Yassin  membuat terjemahan Al-Quran puitis.

 

Bisa disebut gagal.

 

 Sebagai ilmu.

Al-Quran dirancang untuk menjadi pedoman hidup manusia.

 

Maka selain ada nilai sains dan filosofis.

Al-Quran jelas mengandung ajaran hidup praktis.

 

 

 Kepraktisan Al-Quran dibuktikan dengan cara pengajarannya.

 

Yang dilakukan secara cicilan.

Dan berangsur-angsur.

 

Hal itu keistimewaan Al-Quran.

 

Untuk memenuhi kebutuhan pragmatis.

Dakwah Nabi Muhammad.

 

Dan para pendukung awalnya.

 

 Al-Quran sebagai ilmu peradaban yang masuk ke dalam dimensi sejarah.

 

Berhadapan dengan gejolak psikologis Nabi Muhammad.

 

Dan para pengikut awalnya.

 

Ditampilkan dalam situasi sosial dan politik.

 

Sebagai alternatif solusi dari kemelut.

 

Pengajaran Al-Quran dilakukan 23 tahun.

 

Banyak orang kurang peduli.

Bahwa dalam jangka waktu 23 tahun.

 

Seiring pengajaran Al-Quran.

 

Mengalir proses dakwah.

 

Yang berdampak  lokal sampai internasional.

 

 Dari proses pengajaran dan dakwah Al-Quran.

 

Maka lahir agama dunia yang baru.

 

Yaitu agama Islam.

 

 Setelah Al-Quran selesai diajarkan.

 

Dan diterapkan pragmatis.

 

Untuk memenuhi kebutuhan zaman.

 

Dengan segala situasi dan kondisinya.

 

Lalu Al-Quran  disusun menjadi buku.

 

Penyusunan Al-Quran menjadi buku.

 

Seperti kita dapati sekarang.

 

Menegaskan bahwa Al-Quran keseluruhan adalah sebuah ilmu.

 

 

 Sebuah ilmu disusun, dituturkan dan dituliskan.

 

Berdasar tertib atau susunan rangkaian tertentu.

 

Yang dimulai dengan Pembukaan.

 

Disusul Uraian.

Dan ditutup Kesimpulan.

 

Al-Quran dibukukan dengan surah Al-Fatihah.

Yang artinya “pembuka”.

 

Diletakkan dalam urutan pertama.

 

Setelah itu diletakkan beberapa surah panjang.

Sebagai uraian.

 

Dan diakhiri beberapa surat pendek.

Sebagai kesimpulan.

 

Susunan buku mushaf Al-Quran memenuhi syarat ilmiah.

 Susunan topik Al-Quran  ‘melompat-lompat dan kacau”.

 

Terkandung rahasia tertentu.

 

Yang menunjukkan bahwa Al-Quran memang istimewa.

 

Yang berbeda dengan buku karangan manusia.

 

 

Al-Quran dianugerahkan Allah.

 

Sebagai teman hidup umat Islam sepanjang zaman.

 

Dan umat Islam  akan selalu membacanya berulang-ulang.

 

Seumur hidupnya.

 

Makin sering membacanya.

 

Dan makin akrab dengan A-Quran.

 

Maka makin tahu dan paham seluk-beluknya.

     

CARA MEMBACA LA-QURAN.

1.      Jika  membaca Al-Quran sebagai ilmu.

 

Maka perlakukan Al-Quran sebagai ilmu.

 

Yang di dalamnya ada: pendahuluan, uraian, dan simpulan.

 

2.      Al-Quran dalam rincian per surah punya susunan sama.

Yaitu ada ayat pendahuluan, berisi gagasan inti, uraian, dan simpulan.

    

3.      Mengacu surah Al-Muzzammil.

Membaca Al-Quran.

 

Bisa dilakukan mulai yang mudah, sedang, sampai sulit.

Menurut pembaca.

 

4.      Ada dalil yang mengatakan.

Bahwa sebagian ayat dan surah lain.

Saling menafsirkan.

 

      Dalil ini memang benar.

 

Dalam arti banyak istilah dalam Al-Quran.

Yang dijelaskan Al-Quran sendiri.

 

Misalnya istilah “muttaqin”.

Dijelaskan dalam rangkaian ayat dalam surah Al-Baqarah.

 

Ada pula istilah.

Yang penjelasannya ditemukan terpisah dalam surah lain.

 

5.      Membaca Al-Quran secara tematik.

Artinya menurut tema tertentu.

 

Sangat bagus untuk mencari penjelasan Al-Quran tentang tema tertentu.

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

3.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2