ABU HURAIRAH PERAWI HADIS TERBANYAK.
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Abu Hurairah (lahir dengan nama Abdus Syam bin Shaker pada tahun 601
Masehi di Yaman dan meninggal tahun 681
Masehi di Madinah, Arab Saudi) dimakamkan
di Baqi, Madinah.
Thufail bin Amr (pemimpin Bani Daus, Yaman) telah bertemu dengan Nabi
Muammad dan memeluk Islam. Dia pulang ke daerahnya mengajak kaumnya ikut masuk
Islam.
Abdus Syam (Abu Hurairah) mengikuti Thufail bin Amr ke Mekah, Nabi
Muhammad mengubah nama Abdus Syam menjadi Abdur Rahman bin Shaker. Dia kembali kepada
kaumnya dan bergabung dengan kaum Muhajirin di Madinah pada tahun 629 Masehi.
Abu Hurairah datang ke Madinah tahun 6 Hijriah, ketika Nabi berumur 59
tahun dan masuk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyah. Abdus Syam (Abu Huraorah)
datang ke Madinah sebagai pengembara yang termasuk penghuni “Ahli Shuffah”.
Shuffah adalah tempat menampung para pendatang, fakir miskin, dan kaum
Muhajirin yang hijrah dari Mekah. Para pendatang yang tidak memiliki rumah dan
tidak mempunyai kerabat di Madinah. Mereka tinggal di Shuffah dan menginap di
Masjid emperan Nabawi.
Abu Hurairah adalah keturunan Bani Daus dari Yaman yang sejak kecil
sudah yatim, lalu bekerja pada Basrah binti Ghazawan dan menikahinya setelah
masuk Islam.
Nama aslinya Abdus-Syams (hamba matahari) diganti oleh Nabi menjadi Abdur
Rahman (hamba Maha Pengasih) dan diberi gelar Abu Hurairah (bapaknya kucing) ,karena
suka membawa kucing, Nabi memanggilnya, ” Wahai Abu Hir.”
Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing
dengan menggendong seekor kucing kecil. Kucing itu pada malam hari saya taruh
di atas pohon, siang hari aku bermain dengannya, maka aku dipanggil Abu
Hurairah (bapaknya kucing kecil).”
Nabi bersabda,”Siapa yang membentangkan serbannya sampai aku selesai
berbicara, lalu mengusapkan ke wajahnya, maka dia tidak akan lupa sedikit pun,
semua yang didengarnya dariku.”
Abu Hurairah berkata,”Aku segera membentangkan serbanku, mengusapkan ke
wajahku. Demi Allah, semua yang dikatakan oleh Muhammad Nabi, mampu saya ingat
dengan jelas.”
Kaum Muhajirin sibuk berdagang, kaum Ansar giat bertani, tetapi Abu
Hurairah tidak punya kesibukan, sehingga dapat selalu mengikuti kegiatan Nabi
di mana pun. Abu Hurairah memiliki ingatan yang hebat, meskipun dia tidak mampu
membaca dan menulis.
Abu Hurairah meminta kepada Nabi agar mendoakan ibunya masuk Islam dan doa
Nabi terkabul. Abu Hurairah selalu menyertai Nabi Muhammad sampai Nabi wafat,
tahun 632 di Madinah.
Abu Hurairah berkata, “Saya adalah sahabat Nabi yang paling banyak
menghafal hadis, selain Abdullah bin Amir, karena dia pandai menulis, sedangkan
saya tidak pandaia membaca dan menulis.”
Abu Hurairah meriwayatkan ribuan hadis yang bersumber langsung dari Nabi dan dari para sahabat. Abu Hurairah adalah sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis. Sebanyak 5.374 hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah diteruskan oleh Ibnu Abbas,
Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan banyak lainnya.
Imam Bukhari berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadis
dari kalangan sahabat dan tabiin yang meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah."
Sahabat ialah orang yang hidup sezaman dengan Nabi, berinteraksi dengan
Nabi, masuk Islam dan wafat sebagai orang Islam.
Tabiin adalah penganut ajaran Nabi
generasi kedua, setelah para sahabat atau generasi sesudah Nabi Muhammad.
Khalifah Muawiyah pernah menguji Abu Hurairah tentang hafalan terhadap
hadis Nabi, memintanya menyebutkan beberapa hadis dan beberapa orang
mencatatnya.
Setahun kemudian, Khalifah memanggil Abu Hurairah agar menyebutkan semua
hadis yang pernah disampaikan setahun sebelumnya, ternyata Abu Hurairah
berhasil lulus dengan baik, karena dia mampu menghafal semuanya, tanpa tertinggal
satu huruf pun.
Salah satu buku kumpulan fatwa Abu Hurairah yang dihimpun oleh Syaikh
As-Subki diberi judul “Fatawa Abu Hurairah”.
Abu Hurairah termasuk salah satu di antara kaum fakir Muhajirin yang
tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan yang disebut Ahli Shuffah yang mangkal
di Masjid Nabawi. Abu Hurairah mempunyai seorang anak perempuan yang menikah
dengan Said bin Musayib, salah seorang tokoh tabiin terkemuka.
Abu Hurairah berkata, “Ya Rasul, doakan ibuku masuk Islam.” Nabi
mendoakannya dan doa Nabi dikabulkan oleh Allah, ibu Abu Hurairah ikut masuk
Islam.
Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Abu Hurairah sebagai pemimpin di
Bahrain sehingga menjadi orang kaya. Khalifah Umar memanggil Abu Hurairah,
“Wahai musuh Allah, apakah kamu mencuri harta Allah?”
Abu Hurairah menjawab,”Saya bukan musuh Allah, tetapi saya musuh orang
yang memusuhi Allah.” Khalifah Umar bin Khattab memberikan perintah,”Kembalikan
hartamu ke Baitul Mal. Abu Hurairah melaksanakan perintah, sambil berdoa,”Ya
Allah, ampunilah Amirul Mukminin.”
Kemudian Umar bin Khattab menawarkan jabatan baru kepada Abu Hurairah,
tetapi Abu Hurairah menolaknya dengan alasan,”Agar kehormatanku tidak tercela,
sehingga hartaku tidak dirampas.”
Dalam perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu
Sufyan, Abu Hurairah bersikap netral, tidak berpihak siapapun dan tidak
mendukung salah satu di antara mereka.
Abu Hurairah, seorang perawi hadis buta huruf berasal dari Yaman yang
memiliki ingatan sangat hebat meninggal pada usia 78 tahun dan dimakamkan di
Baqi, Madinah.
Daftar
Pustaka
1.Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2.Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4.Kisah
Para Sahabat.
5.Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6.Tafsirq.com
online



