Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, September 30, 2020

5625. PENGERTIAN FI'IL MADHI

 


PENGERTIAN FI’IL MADHI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

A.  Pengertian fi’il madhi.

 

1.          Fiil adalah kata yang menunjukkan suatu makna dan terikat dengan waktu.

2.          Fiil disebut juga “kata kerja”.

 

3.          Fi’il (kata kerja) menurut waktu terjadinya, dibagi 3 kelompok, yaitu:

 

1.        Fiil madhi (waktu lampau)

2.        Fiil mudharik (waktu sekarang/akan datang)

3.        Fiil amar (perintah)

 

4.          Fiil madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau.

5.          Fiil mudharik adalah kata yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang.

 

6.          Fiil amar (kata kerja perintah) adalah kata kerja yang dipakai untuk menuntut terjadinya sesuatu setelah pengucapan.

 

 

B.  Tasrif lughawi fi’il madhi.

 

1.  Tasrif lughawi adalah perubahan fiil (kata kerja) bersama dhamirnya (kata ganti orangnya).

 

2.  Tasrif lughawi fi’il madhi,  اَلتَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ  adalah perubahan fi’il  (kata kerja) bersama dengan dhamirnya (kata ganti orang).

 

 

C. Tabel tasrif lughawi fiil madhi.

 

1.  Tabel tashrif lughawi fi’il madhi.

 

D. Cara membaca tabel.

 

1.   Dibaca dari kanan ke kiri.

2.  Dimulai dari atas ke bawah.

 

E.  Tabel baris ke-1 (dibaca dari kanan ke kiri).

 

1.        Tunggal (mufrad).

2.        Dobel/ganda (mutsanna).

3.        Jamak (lebih dari 2)

 

F.  Tabel baris ke-2 (dibaca dari kanan ke kiri).

 

1.       Jenis pria.

1.         Tunggal (mufrad)

 

1)      كَتَبَ ~(ka-ta-ba) =  Dia (seorang pria) telah menulis

 

2.         Dobel (mutsanna)

 

1)  كَتَبَا ~(ka-ta-baa) =  Mereka (2 orang pria) telah menulis       

 

3.         Jamak (lebih dari 2)

 

1)  كَتَبُوْا ~ (ka-ta-buu) =  Mereka (para lelaki) telah menulis

 

 

G. Keterangan.

 

1.  Dia adalah kata ganti orang ke-3 yang tidak hadir.

2.  Dia disebut   لِلْغاَئِبِ ~ (ghaa-i-bi) / tidak ada orangnya.

 

 

H. Tabel baris ke-3 (dibaca dari kanan ke kiri).

1.       Jenis wanita.

a.  Tunggal.

 

1)  كتَبَتْ ~(ka-ta-bat) =  Dia (seorang wanita) telah menulis

 

b.  Dobel.

 

1)  كَتَبَتَا ~ (ka-ta-ba-taa)=  Mereka (2 orang wanita) telah menulis

 

c.   Jamak.

1)  كَتَبْنَ ~ (ka-tab-na) = Mereka(para wanita) telah menulis

 

 

I.    Tabel baris ke-4 (dibaca dari kanan ke kiri).

1.       Jenis pria.

 

a.         Tunggal.

 

1)  كَتَبْتَ ~(ka-tab-ta) = Kamu (seorang pria) telah menulis

 

b.  Dobel.

 

1)  كَتَبْتُمَا ~(ka-tab-tu-maa) = Kalian (dua orang pria) telah menulis

 

c.   Jamak

 

1)  كَتَبْتُمْ ~(ka-tab-tum) = Kalian (para lelaki) telah menulis

 

J.   Keterangan.

 

1.         Kamu adalah kata ganti orang ke-2 yang hadir.

2.         Dan diajak bicara, disebut مُخَاطَبِ ~ (mu-khaa-ththab).

 

K.  Tabel baris ke-5 (dibaca dari kanan ke kiri).

1.  Jenis wanita.

 

b.  Tunggal.

 

1)  كَتَبْتِ ~(ka-tab-ti) = Kamu (seorang wanita) telah menulis

 

c.   Ganda.

 

1)  كَتَبْتُمَا ~(ka-tab-tu-maa) = Kalian (2 orang wanita) telah menulis

 

d.  Jamak.

1)  كَتَبْتُنَّ ~(ka-tab-tu-nna) = Kalian (para wanita) telah menulis

 

L.  Tabel baris ke-6 (dibaca dari kanan ke kiri).

 

1.  Tunggal

 

1)  كَتَبْتُ ~(ka-tab-tu) = saya (pria/wanita) telah menulis

 

2.  Jamak.

 

1)  كَتَبْنَا ~(ka-tab-naa) = kami (2 orang pria/wanita) telah menulis

 

 

M.Contoh tabel tashrif lughawi fi’il madhi.

 

1.        untuk Fi'il  نَصَرَ  (na-sha-ra) = telah menolong.

 

2.        Silakan berlatih dengan fi’il (kata kerja) berikut ini.

 

1)        جَلَسَ  (ja-la-sa) = Duduk

2)        قَتَلَ ~ (qa-ta-la) = Membunuh.

3)        شَرِبَ ~(sya-ri-ba) = Minum

 

Daftar Pustaka

1.                            Tim Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284

2.                            E-mail: onlinebadar@yahoo.com

5624. YANG MEMBATALKAN SALAT

 


YANG MEMBATALKAN SALAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

A.  Pengertian batal.

 

1.  Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 103.

 

      فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

 

      Maka jika kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian jika kamu merasa aman, maka dirikan salat itu (seperti biasa). Sesungguhnya salat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang beriman.”

 

2.  Salat fardu (wajib) adalah salat yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam yang mukalaf sebanyak 5 kali sehari semalam.

 

3.  Mukalaf adalah orang yang telah balig lagi berakal.

 

4.  Kata “batal” bisa diartikan “tidak berhasil”, atau “gagal”.

 

5.   Kata “rukun” bisa diartikan “yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan”.

 

6.        Kata “syarat” bisa diartikan “tuntutan yang harus dipenuhi”.

 

B.  Hal-hal yang membatalkan salat.

 

1.  Yang membatalkan salat adalah:

1)  Meninggalkan salah satu rukun salat.

2)  Meninggalkan salah satu syarat salat.

 

3)  Sengaja berbicara yang tidak berhubungan dengan salat.

4)  Bergerak 3 kali berturutan.

5)  Makan dan minum ketika salat.

 

C. Penjelasan.

 

1.  Meninggalkan salah satu rukun salat atau sengaja memutuskan rukun salat sebelum sempurna, maka salatnya batal.

 

2.  Rukun salat adalah:

1)  Niat salat.

2)  Berdiri bagi yang mampu.

 

3)  Takbiratul ihram.

4)  Baca surah Al-Fatihah.

 

5)  Rukuk dengan tumakninah (diam sebentar).

6)  Iktidal dengan tumakninah.

7)  Sujud 2 kali dengan tumakninah.

 

8)  Duduk di antara 2 sujud dengan tumakninah.

9)  Duduk akhir.

 

10)      Baca doa tasyahud akhir.

11)      Baca selawat Nabi Muhammad.

 

12)      Mengucap salam ke-1 (dengan menoleh ke kanan).

13)      Tertib rukun.

 

3.  Meninggalkan salah satu syarat dalam salat, maka salatnya batal.

 

4.  Syarat sah salat adalah:

1)  Suci dari hadas kecil dan hadas besar.

2)  Suci tubuh, pakaian, dan tempat salat.

 

3)  Menutup aurat.

4)  Tahu masuknya waktu salat.

5)  Menghadap kiblat.

 

7.       Yang membatalkan salat adalah sengaja bicara yang tidak berhubungan dengan salat.

 

8.  Banyak bergerak atau bergerak 3  kali berturutan.

9.  Makan dan minum ketika salat, maka salatnya batal.

 

 

Daftar Pustaka.

1.  Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.

2.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.  Tafsirq.com online

 

 

4.   

5623. ARTI TASYBIH DAN TAJSIM

 


ARTI TASYBIH DAN TAJSIM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

A.  Pengertian mutasyabihat.

 

1.  Ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mutasyabihat tidak bisa dipahami secara tekstual.

2.  Mutasyabihat artinya masih samar-samar.

 

3.  Jika dipahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada “tasybih” dan “tajsim” .

 

 

 

4.  Tasybih adalah menyerupakan Allah dengan makhluk.

 

5.  Tajsim adalah menjasmanikan wujud Allah.

 

 

 

6.  Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 5.

 

      الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

 

       (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.

 

7.  Jika kita memahami ayat ini secara tekstual.

8.  Maka kita akan menyamakan Allah dengan seorang manusia yang duduk di atas kursi.

 

9.  Maha Suci Allah dari sifat seperti itu.

 

 

 

10.      Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 11.

 

      فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

      (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

 

      ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

  

       Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Allah Yang  Maha Mendengar  dan Melihat.

(Qs. Asy-Syura [42]: 11).

 

 

11.      Para ulama zaman para sahabat, tabi’in, tabi’at tabi’in.

12.      Hingga saat ini dalam memahami ayat mutasyabihat memakai 2 metode, yaitu:

 

1)  Tafwidh.

2)  Takwil.

 

.

B.  Metode Tafwidh dan Takwil.

 

1.  Metode Tafwidh.

 

1)  Metode Tafwidh adalah menyerahkan maknanya kepada Allah.

 

2)  Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 7.

 

    هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

   

 

      Dia, Allah yang menurunkan Al-Quran kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat itu pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihaat. Adapun orang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak bisa mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang berakal.

 

 

2.  Metode Takwil.

 

1)  Metode Takwil dengan cara menakwilkan ayat mutasyabihat.

 

2)  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 51.

 

   الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

 

       (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

 

C. Penjelasan.

 

1.  Kalimat “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

(Qs. Al-A’raf [7]: 51).

 

2.  Ayat ini tidak bisa dipahami secara tekstual, karena tidak mungkin Allah punya sifat lupa.

 

3.  Al-Quran surah Maryam (ayat ke-19) ayat 64 menyatakan Allah tidak akan lupa.

 

 

      وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

 

     Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.

4.  Abdullah bin Abbas melakukan takwil terhadap ayat mutasyabihat.

 

5.  “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

 

6.  Takwilnya adalah, “Kami tinggalkan mereka dari rahmat, seperti mereka meninggalkan amal untuk pertemuan pada hari ini.”

 

 

7.  Takwil yang lain,”Allah akan melupakan mereka dari kebaikan, tetapi tidak melupakan mereka dari kejahatan.”

 

8.  Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Al-Qalam (surah ke-68) ayat 42.

 

 

      يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ

 

     Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.

 

9.  Ayat ini tidak bisa dipahami secara tekstual.

10.      Bagaimana mungkin betis Allah  disingkapkan.

11.      Lalu manusia diperintahkan untuk bersujud.

 

12.      Abdullah bin Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

 

13.      Maksudnya adalah,”Hal yang berat dan sangat keras karena ketakutan huru-hara pada hari kiamat.”

 

 

14.       Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Adz-Dzariyat (surah ke-51) ayat 47.

 

   وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

 

      Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.

 

 

15.      Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah.

16.      “Dan langit itu Kami bangun dengan tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.”

17.      Ibnu Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

18.      “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (kami).”

19.      Kata “tangan” ditakwilkan dengan “kekuasaan”.

 

20.      Imam Malik bin Anas menakwilkan hadis mutasyabihat.

 

21.      Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah turun pada waktu malam ke langit dunia.”

 

 

22.      Pengertian,”Allah turun” ditakwilkan dengan “Urusan perkara dari Allah yang turun.”

 

 

23.      Ayat Mutasyabihat seperti dalam Al-Qurab surah Al-Fajr (surah ke-89) ayat 22.

 

      وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا

     

 Dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat berbaris-baris.

 

 

24.      Imam Ahmad bin Hambal menakwilkan ayat mutasyabihat.

25.      “Dan datanglah Tuhanmu.”

26.      Maksudnya adalah “Dan datanglah balasan pahala dari Allah.”

 

 

27.      Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah A-Qashash (surah ke-28) ayat 88.

 

      وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

    

     Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.  

 

  كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

 

28.      Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah.

 

29.       “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah”.

 

(Qs. Al-Qashash [28]: 88).

30.      Imam Bukhari menakwilkan pengertian “Wajah Allah”.

31.      Maksudnya adalah “Kekuasaan Allah.”

 

 

32.      Hadis mutasyabihat.

 

33.      Rasulullah bersabda,”Allah tertawa tadi malam.”

34.      Takwilnya adalah,”Allah memberi kasih sayang tadi malam.”

 

D. Kesimpulan.

 

 

1.  Ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad yang “mutasyabihat” (maknanya masih samar), tidak bisa dipahami secara tekstual.

 

2.  Jika dipahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada:

 

1)  Tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk).

2)  Tajsim (menjasmanian wujud Allah).

 

 

Daftar Pustaka

1.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online