Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR. Show all posts
Showing posts with label JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR. Show all posts

Wednesday, September 1, 2021

10766. JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR

 



JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

  

Ayat Al-Quran menggambarkan dampak kehadiran Allah dalam jiwa manusia.

 

 Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 29.

 

 ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

 

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang budak pria yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam persengketaan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang pria (saja), Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Ayat Al-Quran ini menggambarkan keadaan budak yang harus patuh kepada banyak orang.

 

 

Tetapi para pemiliknya saling bermusuhan.

  

Si budak pasti bingung menghadapi banyak juragan.

Apalagi perintah dan larangan para juragan bisa saling berlawanan.

  

Dan harus dikerjakan bersamaan.

 

Akhirnya budak hidup dalam kondisi bingung dan tertekan.

 

 

Sehingga bisa menderita penyakit mental kejiwaan  kompleks.

 

 Bandingkan hal itu dengan budak lain yang hanya menjadi milik penuh 1 orang saja.

  

Pasti si budak tidak mengalami kebingungan dalam kesehariannya.

  

Setiap manusia pasti mengakui adanya keyakinan tertentu.

  

 

Dan berusaha mencari keyakinan tertentu.

 

Hal ini menunjukkan manusia menerima wewenang pengaturan dari keyakinan yang ada dalam pikirannya.

 

 Al-Quran memakai istilah yang mengandung arti “budak”.

 

Yaitu orang yang dimiliki dan dipengaruhi pikiran pihak lain.

  

 

Hal ini terbukti dalam kenyataan hidup orang yang lemah imannya.

 

Atau punya  banyak ide dan keyakinan saling bertentangan.

 

Misalnya, pada waktu tertentu, dia patuh kepada Tuhan.

 

Tetapi pada saat lain, dia taat kepada setan.

 

 

 

Artinya sekali waktu, dia datang ke masjid.

  

Tetapi pada waktu lain, dia mencari hiburan malam.

 

Orang semacam ini dikuasai dan menjadi budak dari pebisnis yang buruk perangainya.

 

 Sehingga dia mengidap penyakit kepribadian ganda.

 

Yang merupakan salah satu bentuk penyakit kejiwaan.

 

Al-Quran menegaskan bahwa, ”Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.

 

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 28.

  

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

 

 

 Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

  

Al-Quran menjelaskan jika dalam jiwa manusia mengakui banyak tuhan atau banyak penguasa yang mengatur alam semesta, maka semuanya akan hancur binasa.

 

 Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 22.

 

 

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

 

Sekiranya ada di langit dan bumi tuhan selain Allah, tentu keduanya telah rusak binasa, maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

  

Apabila timbul pertanyaan,

 ”Siapa yang menjamin jika Anda melontarkan benda ke arah depan, maka batu itu tidak mengarah ke belakang?”

 

Apakah yang menjamin bahwa air selalu menuju tempat yang lebih rendah?

 

Apakah yang mengantarkan ilmuwan untuk memperoleh kesimpulan dan kepastian dalam langkah-langkahnya?

 

 Jawabnya adalah,

  “Semua kesimpulan dan kepastian pasti diperoleh  melaluikeyakinan tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa”.

 

 Jika Tuhan tidak tunggal atau Tuhan lebih dari satu, maka semuanya hancur berantakan.

 

Seandainya Tuhan Yang Mengatur hukum di alam semesta ini butuh sesuatu.

 

Maka  tidak ada yang menjamin kepastian hukum akan berlaku.

 

Jadi, tauhid atau keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah hakikat kebenaran yang harus diakui dan diperlukan oleh jiwa manusia.

 

Dan kebutuhan akalnya demi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.

 

 Sangat wajar perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan, berakhir pada monoteisme murni.

 

Yaitu yakin hanya ada satu Tuhan Yang Maha Kuasa.

 Pada awalnya manusia meyakini “politeisme” (banyak tuhan).

  

Kemudian 2 tuhan.

 

Dan disusul dengan kepercayaan tentang adanya 1 Tuhan.

 

 Berakhir dengan tauhid murni.

  

Yaitu keesaan mutlak yang dianut oleh umat Islam.

 

Apabila orang telah menganut akidah tauhid murni.

 

 

Maka akan muncul  dari dalam dirinya berbagai aktivitas.

  

Yang semuanya diniatkan untuk beribadah kepada Allah saja.

 

Dan tidak untuk yang lain.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 48.

 

 

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

  

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.

 

 

 

 Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 8.

 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

  

Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”.

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

5.      Tafsirq.com online.

 

 

 

Friday, June 11, 2021

9880. JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR

 


JIKA BANYAK TUHAN MAKA ALAM SEMESTA HANCUR  

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Ayat Al-Quran menggambarkan dampak kehadiran Allah dalam jiwa manusia.

 

 

Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 29.

 

 

 

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

 

 

 

 

 

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang budak pria yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam persengketaan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang pria (saja), Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Ayat Al-Quran ini menggambarkan keadaan budak yang harus patuh kepada banyak orang.

 

 

Tetapi para pemiliknya saling bermusuhan.

 

 

 

Si budak pasti bingung menghadapi banyak juragan.

Apalagi perintah dan larangan para juragan bisa saling berlawanan.

 

 

Dan harus dikerjakan bersamaan.

 

 

 

Akhirnya budak hidup dalam kondisi bingung dan tertekan.

 

 

Sehingga bisa menderita penyakit mental kejiwaan  kompleks.

 

 

 

Bandingkan hal itu dengan budak lain yang hanya menjadi milik penuh 1 orang saja.

 

 

 

 

Pasti si budak tidak mengalami kebingungan dalam kesehariannya.

 

 

 

Setiap manusia pasti mengakui adanya keyakinan tertentu.

 

 

 

Dan berusaha mencari keyakinan tertentu.

 

 

Hal ini menunjukkan manusia menerima wewenang pengaturan dari keyakinan yang ada dalam pikirannya.

 

 

 

Al-Quran memakai istilah yang mengandung arti “budak”.

 

 

Yaitu orang yang dimiliki dan dipengaruhi pikiran pihak lain.

 

 

 

Hal ini terbukti dalam kenyataan hidup orang yang lemah imannya.

 

 

Atau punya  banyak ide dan keyakinan saling bertentangan.

 

 

 

Misalnya, pada waktu tertentu, dia patuh kepada Tuhan.

 

 

Tetapi pada saat lain, dia taat kepada setan.

 

 

 

Artinya sekali waktu, dia datang ke masjid.

 

 

Tetapi pada waktu lain, dia mencari hiburan malam.

 

 

 

Orang semacam ini dikuasai dan menjadi budak dari pebisnis yang buruk perangainya.

 

 

 

Sehingga dia mengidap penyakit kepribadian ganda.

 

 

Yang merupakan salah satu bentuk penyakit kejiwaan.

 

 

 

Al-Quran menegaskan bahwa, ”Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.

 

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 28.

 

 

 

 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

 

 

 

 

Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

 

 

 

 

Al-Quran menjelaskan jika dalam jiwa manusia mengakui banyak tuhan atau banyak penguasa yang mengatur alam semesta, maka semuanya akan hancur binasa.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 22.

 

 

 

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

 

 

 

Sekiranya ada di langit dan bumi tuhan selain Allah, tentu keduanya telah rusak binasa, maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

 

 

 

Apabila timbul pertanyaan,

 

 

”Siapa yang menjamin jika Anda melontarkan benda ke arah depan, maka batu itu tidak mengarah ke belakang?”

 

 

 

Apakah yang menjamin bahwa air selalu menuju tempat yang lebih rendah?

 

 

 

Apakah yang mengantarkan ilmuwan untuk memperoleh kesimpulan dan kepastian dalam langkah-langkahnya?

 

 

 

Jawabnya adalah,

 

 

 “Semua kesimpulan dan kepastian pasti diperoleh  melaluikeyakinan tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa”.

 

 

 

Jika Tuhan tidak tunggal atau Tuhan lebih dari satu, maka semuanya hancur berantakan.

 

 

Seandainya Tuhan Yang Mengatur hukum di alam semesta ini butuh sesuatu.

 

 

Maka  tidak ada yang menjamin kepastian hukum akan berlaku.

 

 

 

Jadi, tauhid atau keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah hakikat kebenaran yang harus diakui dan diperlukan oleh jiwa manusia.

 

 

 

Dan kebutuhan akalnya demi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.

 

 

 

 Sangat wajar perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan, berakhir pada monoteisme murni.

 

 

 

Yaitu yakin hanya ada satu Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

 

 

Pada awalnya manusia meyakini “politeisme” (banyak tuhan).

 

 

Kemudian 2 tuhan.

 

 

Dan disusul dengan kepercayaan tentang adanya 1 Tuhan.

 

 

Berakhir dengan tauhid murni.

 

 

Yaitu keesaan mutlak yang dianut oleh umat Islam.

 

 

 

Apabila orang telah menganut akidah tauhid murni.

 

 

Maka akan muncul  dari dalam dirinya berbagai aktivitas.

 

 

 

Yang semuanya diniatkan untuk beribadah kepada Allah saja.

 

 

 

Dan tidak untuk yang lain.

 

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 48.

 

 

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

 

 

 

 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.

 

 

 

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 8.

 

 

 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

 

 

 

 

Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

5.      Tafsirq.com online.