ALHUJURAT
13 MANUSIA SETARA TAK LIHAT WARNA KULIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Quran
surah Al-Ḥujurāt (surah ke-49) ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
A. Tafsir
Klasik
1.
Tafsir Ṭabarī
1)
Ayat ini panggil seluruh manusia.
2)
Tak hanya kaum Muslim.
3)
Allah ingatkan semua manusia.
4)
Berasal dari satu asal.
5)
Yaitu Adam dan Hawa.
6)
Tak ada alasan merasa lebih tinggi.
7)
Sebab
keturunan atau asal-usul.
8)
"Syū‘ūb"
Yaitu bangsa besar.
Seperti Arab, Romawi, Persia.
9)
"Qabā’il".
Yaitu suku kecil dalam bangsa.
Seperti Quraisy, Bani Tamim.
10) Tujuan
perbedaan ini.
11) Yaitu "lita‘ārafū".
12) Saling
mengenal, bekerja sama, dan menolong.
13) Tak sombong
atau merendahkan.
14) Kemuliaan
sejati.
15) Hanya
diukur dengan takwa.
16) Tak ukuran
harta, tak warna kulit.
17) Tak status
sosial.
2.
Tafsir Ibnu Kasir
1)
Ayat ini turun.
2)
Respon pada orang bangga nasab atau suku.
3)
Asal manusia satu.
4)
Perbedaan bangsa dan suku.
5)
Hanya tanda pengenal.
6)
Bukan ukuran mulia.
7)
Kemuliaan hakiki.
8)
Yaitu takwa.
9)
Menjalankan perintah Allah.
10) Menjauhi
larangan-Nya.
Rasulullah
bersabda,
"Allah
tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi melihat hati dan amal kalian."
(HR.
Muslim).
3.
Tafsir Qurṭubī
1)
Derajat manusia setara dalam penciptaan.
2)
Perbedaan etnis, warna kulit, bahasa, dan
adat istiadat
3)
Yaitu sunatullah.
4)
Harus diterima saling menghormati.
5)
Menyombongkan keturunan.
6)
Yaitu sisa jahiliah.
7)
Yang dilarang Islam.
Tafsir
Modern
1.
Hamka.
Tafsir
Al-Azhar
1)
Ayat ini piagam saudara manusia.
2)
Semua manusia satu keluarga besar.
3)
Bangsa, suku, dan bahasa adalah kekayaan
budaya.
4)
Harus jadi jembatan persahabatan.
5)
Takwa sebagai ukuran mulia.
6)
Konsep melampaui zaman.
7)
Relevan hapus diskriminasi rasial,
kolonialisme, dan fanatisme golongan.
8)
Ayat ini prinsip persamaan derajat.
9)
Landasan
hak asasi manusia dalam Islam.
2.
Quraish Shihab
Tafsir
Al-Mishbah
1)
Kata "lita‘ārafū".
2)
Makna interaksi positif.
3)
Tak sekadar tahu nama atau asal.
4)
Takwa diukur dari kualitas moral, hubungan dengan Allah, dan manusia.
5)
Menolak semua bentuk rasis, chauvinis, dan
fanatik kelompok.
6)
Penekanan kata "inna akramakum".
7)
Sesungguhnya yang paling mulia.
8)
Penilaian Allah beda dengan standar
manusia.
Asbābun
Nuzūl (sebab turun)
1)
Riwayat Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas
Ayat
ini turun.
Terkait
sahabat bernama Tsabit bin Qais.
Merasa
lebih mulia.
Daripada
orang lain.
Sebab nasab
dan keturunan.
Allah
menegur lewat ayat ini.
Bahwa mulia
bukan sebab garis keturunan atau suku.
Tapi karena
takwa.
2)
Peristiwa penaklukan Mekah.
Qurthubi
sebutkan.
Ayat pengingat
Saat
Islam menyebar ke berbagai bangsa.
Orang
Quraisy dulu merasa paling mulia.
Diingatkan
standar mulia di sisi Allah.
Bukan
nasab, tetapi takwa.
3)
Kisah Bilal bin Rabah.
Bilal budak
berkulit hitam.
Dari
Habasyah (Ethiopia).
Masuk
Islam pada awal dakwah Nabi.
Bilal disiksa
berat oleh tuannya.
Sebab pertahankan
iman.
Bilal dibebaskan
oleh Abu Bakar.
Dalam warga
Arab Quraisy.
Budak
dan orang berkulit hitam.
Dianggap
rendah derajatnya.
Islam
menghapus paham ini.
Tegaskan
semua manusia setara.
Di
hadapan Allah.
Hanya dibedakan
takwa.
4)
Bilal Azan di Atas Kakbah
Pada penaklukan
Mekah.
Taanpa
pertumpahan darah.
Rasulullah
perintahkan Bilal.
Kumandangkan
azan.
Bilal azan
berdiri di atas Kakbah.
Peristiwa
ini sangat simbolis.
Seorang
mantan budak berkulit hitam.
Berdiri
di tempat paling mulia di Makkah.
Menyeru
manusia kepada ibadah.
Sebagian
orang Quraisy.
Menyimpan
fanatik suku.
Merasa
terkejut.
Ada
yang komentar sinis,
“Apakah
pantas budak hitam ini.
Yang
azan di atas Kakbah?”
Turun QS
Al-Ḥujurāt:13.
B. Pelajaran
Kisah Bilal
1)
Islam menghapus rasis dan diskriminasi.
2)
Takwa lebih tinggi daripada status sosial.
3)
Kebangkitan martabat orang tertindas.
4)
Islam memuliakan orang yang dulu dipandang
hina.
5)
Simbol persatuan umat.
6)
Bilal azan di atas Kakbah.
7)
Pesan penting.
8)
Rumah Allah terbuka bagi semua hamba-Nya.
Kesimpulan
1)
Semua manusia setara dalam asal-usul.
2)
Berbeda dalam bangsa dan suku.
3)
Hanya untuk saling mengenal.
4)
Mulia sejati hanya pada ketakwaan.
Relevansi
kini.
1)
Ayat ini landasan anti-diskriminasi dalam
Islam.
2)
Menolak rasisme.
3)
Bahwa nilai manusia di mata Allah.
4)
Bukan keturunan atau kekayaan.
5)
Tetapi pada moral dan ibadah.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.




