Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ADA 9 SEBAB MUHAMMADIYAH PAKAI HISAB BUKAN RUKYAT. Show all posts
Showing posts with label ADA 9 SEBAB MUHAMMADIYAH PAKAI HISAB BUKAN RUKYAT. Show all posts

Friday, April 29, 2022

13053. ADA 9 SEBAB MUHAMMADIYAH PAKAI HISAB BUKAN RUKYAT

 

 



 

ADA 9 SEBAB MUHAMMADIYAH PAKAI HISAB BUKAN RUKYAT

Oleh Drs. HM. Yusron Hadi, MM

 

 

Rasulullah memakai rukyat.

Dalam penentuan awal bulan Kamariah.

 

Kenapa Muhammadiyah memakai hisab?

 

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Rahmadi Wibowo menjelaskan sebabnya.

 

Ada 9 alasan Muhammadiyah pakai hisab, yaitu:

 

1.      Semangat Al-Quran memakai hisab.

2.Hadis yang memerintahkan rukyat adalah perintah berillat (alasan hukum).

 

3.Rukyat bukan Ibadah tapi sarana.

4.Rukyat tak bisa dipakai membuat Kalender Unifikatif.

 

5.Rukyat tak bisa prediksi tanggal jauh ke depan.

6.Rukyat tak bisa menyatukan awal bulan Islam secara global.

 

7.Jangkauan rukyat terbatas

8.Rukyat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan puasa Arafah.

 

9.Faktor alam seperti cuaca

 

 

1.     Semangat Al-Quran memakai hisab

 

Ada 2 ayat Al-Quran isyarat jelas kepada hisab.

 

Al-Quran surah Ar-Rahman (surah ke-55) ayat 5.

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

 

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan....

 

 

Ayat di atas tak sekadar memberi info.

Tapi dorongan menghitung gerak matahari dan bulan.

 

Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 5.

 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

 

Dia Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang mengetahui.

 

Ayat di atas bisa dipahami.

Bahwa menghitung gerak matahari dan bulan.

Sangat berguna untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

 

 

2.       Hadis yang memerintahkan rukyat adalah perintah ber-illat.

 

Menurut Rasyid Ridha dan Musthafa Zarqa.

Perintah rukyat dalam beberapa hadis Nabi Muhammad.

 

Yaitu perintah mengandung illat.

Atau punya alasan hukum.

 

Illatnya yaitu kondisi umat saat itu.

Masih belum kenal tulis baca dan hisab.

Atau masih ummi.

 

Saat itu Islam baru berkembang.

Di jazirah Arab.

 

Untuk memudahkan.

Nabi Muhammad memakai alat yang ada.

Yaitu rukyat.

 

Ketika umat Islam tersebar luas.

Maka rukyat tidak bisa mencakup seluruh permukaan bumi.

Saat visibilitas pertama.

 

3.       Rukyat bukan Ibadah tapi sarana.

 

Metode rukyat bukan bagian ibadah mahdah.

Tapi alat untuk menentukan waktu.

 

Metode rukyat tidak bisa meramalkan tanggal jauh hari ke depan.

 

Karena kepastian tanggal.

Diketahui H-1 sebelum bulan baru.

Pada tiap bulan.

 

Alat rukyat bisa diubah dengan  penghitungan secara eksak.

Demi tercapainya tujuan.

 

Dalam hadis Nabi.

Tentang penentuan awal bulan.

 

Ibadah mahdah adalah puasa.

Bukan rukyat.

 

4.       Rukyat tidak bisa dipakai untuk membuat Kalender Unifikatif.

 

Membuat kalender harus memakai perhitungan astronomis.

 

Mustahil manajemen waktu.

Dibuat dengan mengamati hilal.

 

Sangat repot.

Jika membuat kalender memakai rukyat.

 

Karena kaverannya sangat bersifat terbatas.

Pada letak geografis tertentu.

Pada hari pertama visibilitas hilal.

 

Hal ini akan berakibat.

Berbedanya tanggal Hijriah.

Di berbagai tempat.

 

5.       Rukyat tidak bisa meramalkan tanggal jauh ke depan.

 

Metode rukyat tidak dapat menyatukan hari raya Islam di seluruh dunia.

 

Tidak dapat menata sistem waktu  prediktif.

Ke masa depan dan masa lalu.

 

Hal ini membawa akibat serius.

Selama 1.500 tahun.

 

Yaitu belum punya kalender Islam terpadu dan komprehensif.

Yang dijadikan acuan bersama.

 

6.       Rukyat tidak bisa menyatukan awal bulan Islam secara global.

 

Metode rukyat tidak dapat menyatukan seluruh dunia.

Dengan prinsip 1 hari hanya 1 tanggal.

Di seluruh dunia.

 

Misalnya, sebagian bumi sebelah barat.

Telah bisa melihat hilal.

Sehingga akan mulai bulan Kamariah baru keesokan harinya.

 

Tapi muka bumi sebelah timur.

Pada hari sama.

 

Tidak dapat melihat hilal.

Sehingga mulai bulan Kamariah baru lusa.

 

Akibatnya tanggal Hijriah berbeda.

Artinya.

Hilal yang terlihat di Indonesia.

Berlaku bagi kawasan Indonesia.

 

Tapi tidak berlaku pada kawasan Afrika.

 

Jika seperti ini.

Maka tiap kawasan.

Punya kalender berbeda.

 

7.       Jangkauan rukyat terbatas.

 

Dalam kenyataan.

Rukyat tidak bisa meliputi seluruh kawasan dunia.

 

Apalagi rukyat saat visibilitas pertama.

Hanya meliputi sebagian muka bumi.

 

Pada saat suatu bagian dunia.

Sudah terlihat hilal.

Tapi daerah lain belum mengalaminya.

 

Bahkan di tempat itu.

Bulan masih di bawah ufuk.

 

Hilal tidak dapat dirukyat.

Di seluruh muka bumi.

Pada sore hari yang sama.

 

Akibatnya terjadi perbedaan mulai awal bulan Kamariah baru.

 

Jika terjadi dengan Zulhijah.

Maka terjadi masalah.

Kapan melaksanakan puasa Arafah.

 

8.       Rukyat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan puasa Arafah.

 

Metode rukyat tidak bisa menyatukan hari Arafah.

Serentak di seluruh dunia.

 

Maka timbul masalah ibadah puasa Arafah.

 

Kawasan jauh dari Mekah.

Akan terdampak.

 

Seperti Indonesia.

Tak sama hari Arafah dengan Mekah.

 

9.       Faktor Alam Seperti Cuaca

 

Hadis Ibnu Umar.

Riwayat Bukhari dan Muslim.

 

Rasulullah bersabda,

 “Jika hilal di atasmu terhalang awan.

Maka perkirakan".

 

Artinya memberi tempat.

Bagi metode hisab.

Saat bulan tertutup awan.

 

Yaitu hisab dipakai.

Saat tak bisa rukyat.

 

Karena faktor alam.

Misalnya bulan tertutup awan.

 

(Sumber Republika)