Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DEBAT KUSIR KUDA MASUK ANGIN ATAU KELUAR ANGIN. Show all posts
Showing posts with label DEBAT KUSIR KUDA MASUK ANGIN ATAU KELUAR ANGIN. Show all posts

Tuesday, April 5, 2022

13064. DEBAT KUSIR KUDA MASUK ANGIN ATAU KELUAR ANGIN

 






DEBAT KUSIR KUDA MASUK ANGIN ATAU KELUAR ANGIN

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

 

 

Sabtu, 29  Mei 2010.

Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang.

 

Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo.

Naik bis dari depan Masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur.

 

Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU.

 

MKKS kependekan dari Musyawarah KerjaKepala Sekolah.

 

Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008.

 

 Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

 

Rencananya, program ini berakhir tahun 2013.

 

BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading.

 

Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.

      Pak Sohib, si “Ahli Hisap” berdiri di barisan depan.

 

Tangan kanan memegang mik.

Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama.

 

Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”.

Berbalik menghadap ke belakang.

Ke arah penumpang.

Menghalangi layar televisi.

 

Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama” MKKS memimpin doa perjalanan.

Agar rombongan selamat dan tetap sehat.

 

“Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan.

 

“Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak.

 

Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa.

 

Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.

 

Agar kita selalu dalam lindungan-Nya.

 

Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman.

 

Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.”

 

Anggota MKKS serempak menjawab,

 

“Amin Ya Rabbal Alamin.”

“Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik.

 

Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Maha Kuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.

 

”“Amin,” jawab hadirin.

 

Pak Sohib melanjutkan,

“ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik.

 

Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.

 

”“Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.

 

Mengapa?

Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan.

Bagaikan hantu yang  menyeramkan.

Siap menerkam siapa saja.

Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru.

 

Kepala SMP Negeri di Sidoarjo.

Sebagian takut diterkam “binatang buas”.“Makhluk” itu bernama tagihan.

 

Termasuk saya.

 

Ya, kegiatan apa pun.

Termasuk penataran apa saja. Di mana saja.

Oleh siapa saja.

Tidak menjadi masalah.

 

Yang menjadi masalah  tagihannya.

 

Laporan hasil mengikuti kegiatan.

Sungguh aneh.

 

Mengherankan.

Menakjubkan.

 

Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja.

 

Kesenangan dapat berasal dari mana pun.

 

Misalnya, ketika selesai penataran.

 

Atau kegiatan apa pun.

 

Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan.

 

Lupa menagih.Sungguh menyenangkan.

 

Sulit digambarkan dengan kata-kata.

Doa perjalanan selesai.

 

Pak Sohib menambahkan bonus doa.

Doa ibadah haji dan umrah.

 

 Doa talbiyah.

 

“Labbaika Allahumma labbaika.

Labbaika la syarikalaka labbaika.Innalhamda.

Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.

 

”Amin,” jawab penumpang dengan keras.

 

Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.

 

Tujuan Program BERMUTU amat bagus.

 

Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru.

 

Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama).

 

Di sekolah negeri maupun swasta.

 

Siapa yang diuntungkan?

 

Tentu saja, para guru SD dan SMP.

 

Sebagai sarana meningkatkan diri.

 

Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.

 

Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu.

 

Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

 

Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja.

 

Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah).

 

Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah).

Program BERMUTU memilki beberapa komponen.

 

Mereformasi pendidikan calon guru.

 

Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru.

 

Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan.

 

Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.

Bis berjalan dengan santai.

 

Kami mendengarkan musik dan lagu.

 

Melihat ke arah depan.

 

Menyaksikan pemandangan sekitar.

 

Sambil melihat layar televisi.

 

Di tengah atas sebelah sopir.

 

Yang diputar kebanyakan lagu lama.

 

Lagu nostalgia.lagu “jadul”. 

 

 

Lagu zaman dulu.

 

Sepantaran dengan penumpangnya.

 

Seumuran dengan peserta.

 

Kami berkaraoke.

 

Bergiliran memegang mik.

Bernyanyi bergantian.

Dengan suara yang “merdu”.

 

Terkadang dengan ragam suara berirama mendayu-dayu.

 

Nada yang “baik” dan “sedap” didengar.

 

Menurut penyanyinya sendiri.

 

Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan.

 

Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah.

 

Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan.

 

Mengapa?

 

Karena mereka dipaksa mendengarkan.

 

Tidak ada pilihan lain.

 

Terkurung dalam bis.

 

Laksana buah tinggal sebiji.

 

Waktu perut keroncongan.

 

Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain.

 

Dengan perasaan “geregeten”.

 

Alias benci tapi rindu.

Bis terus berjalan dengan lambat.

 

Kami mulai mengobrol.

 

Membahas apa aja.

 

Acap kali bicara “nggedabrus”.

 

Membahas “ngalor ngidul”.

 

Juga, “ngomong seng”.

 

Pak Baher mulai melucu,

 

“Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan.

 

Ketika sedang menyanyi.

 

Akan lebih enak dan lebih merdu lagi.

 

Jika Bu Retno tidak bernyanyi.

 

“Penumpang mulai tertawa.

 

Pak Tri Widodo melanjutkan,

“Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton.

 

Karena menyakitkan telinga,”

 

tertawa penumpang tambah keras.

“Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu.

 

Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid.

 

Saya menjawab, “Wani piro?”

 

“Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya.

 

Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut.

 

Hadirin tertawa meledak.

 

Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir.

 

Debat yang tidak perlu diperdebatkan.

 

Debat tidak bermutu.

      Beberapa jam berlalu.

 

Rombongan masuk wilayah gunung Bromo.

 

Bromo berasal dari kata Brahma.

 

Nama salah satu dewa agama Hindu.

 

Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia.

 

Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut.

 

Berada dalam 4 wilayah kabupaten.

 

Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.

 

 Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.

 

Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

 

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan.

 

Sekitar 600 meter arah timur ke barat.

 

Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.

      Suku Tengger.

 

Penduduk sekitar Gunung Bromo.

 

Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci.

 

Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.

 

Bertempat di sebuah pura.Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo.

 

Dilanjutkan ke puncak Bromo.

 

Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari.

 

Setiap bulan purnama.

 

Sekitar tanggal 14 atau 15.

 

Bulan Kasodo.

 

 

Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.

Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur.

 

Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif.

 

Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

 

Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati 4 jalur.

 

Dari arah Pasuruan.

 

Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat 2 akses.

 

Pertama, lewat Purwodadi.

 

Lalu Nongkojajar.

 

Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo.

 

Kedua, lewat  Warungdowo.

 

Lalu Ranggeh dan Pasrepan.

 

 

 

Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata.

 

Berupa lautan pasir.

 

Jalur ini amat berat.

 

 

 

Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda 4 biasa.

 

Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam.

 

Harus menggunakan kendaraan Jeep.

 

Sudah disiapkan pengelola wisata.

 

Pejalan kaki yang tangguh.

 

Bisa menempuh jalur ini.

Dari arah Probolinggo.

 

Melewati desa Tongas dan desa Sukapura.

 

Menuju desa Cemoro Lawang.

 

Sebelum turun ke lautan pasir.

 

Lerengnya tidak terlalu curam.

 

Sepeda motor bisa melewati jalur ini.

 

Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.

Dari arah Malang.

 

Melewati desa Tumpang.

 

Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  

 

Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang.

 

Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.

 

Dari arah Lumajang.

 

Melewati desa Senduro dan desa Bumo.

 

Memasuki desa Ranu Pane.

 

Bertemu dengan jalur dari arah Malang.

 

Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.

 

 

 

 

Bis memasuki terminal. Penumpang turun.

 

Berganti kendaraan kecil.

 

Menuju hotel.

Hotel Cemoro Indah, Bromo.

 

Pak Kholik membagi kunci kamar.

 

Tiap kamar berisi 2 atau 3 tempat tidur.

 

Diatur secara acak.

 

Kecuali 3 orang.

 

Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri.

 

Harus selalu sekamar.

 

 

 

Di mana saja.

 

Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.

 

Peserta berkumpul di lapangan.

 

Menuju kendaraan JeepHardtop.

 

Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil.

 

Mobil menggunakan penggerak pada 4 rodanya.

 

Agar mampu berjalan di medanyang berat.

 

Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna.

 

Biasanya mobil ini berkasis besar.

 

Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.

 

Peserta diajak berkeliling.

 

Mengitari gunung Bromo.

 

Melintasi lautan pasir.

 

Kendaraan naik dan turun dengan tajam.

Uji nyali.

 

Kami berhenti di beberapa lokasi.

 

 

 

Berfoto bergantian.

 

Dengan gaya masing-masing.

 

Gaya “bul-bul”.

 

Bergaya anak muda.

 

Meskipun semuanya sudah tua.

 

Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”.

 

Bisa bermakna

 

 “seneng kethuan”.

 

Suka memakai kopiah.

 

Belum 60 tahun.

 

Belum “sewidak”.

 

Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”.

 

Sudah mendekati ajalnya.

Anggota MKKS berkumpul.

 

Di lokasi kumpulan kuda.

 

Kami bersiap menunggang kuda.

 

 

 

Menuju kawah gunung Bromo.

 

Pak Arie menaiki kuda.

 

Saya juga.

 

 

 

Tali kuda dikendalikan si pemilik.

 

Bisa disebut si kusir.

 

Waktu kami datang.

 

Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar.

 

Pak Arie duduk di atas kuda.

 

Begitu pula saya.

 

      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,

 

”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.”

 

Berasal dari belakang kuda yang saya naiki.

 

Terdengar suara “ciut”.

 

Yang berarti “sempit”.

 

Meskipun lautan pasir amat luas.

 

Si kusir yang bernama Kasir berkata,

 

“Wah kasihan, kudanya masuk angin.”

 

“Bukan masuk angin, Pak.

 

Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie.

 

Saya membela Pak Kasir,

 

“Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin.

 

Sehingga terdengar suara kentut.”

 

“Salah! Yang benar keluar angin.

 

Bukan masuk angin,” jelas Pak Arie.

 

Sejak saat itu.

Sampai sekarang.

Saya menganggap kudanya “masuk angin”.

 

Sedangkan Pak Arie tetap bersikukuh menganggap “keluar angin”.

 

Sing waras ngalah.

      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun.

 

Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas.

 

Pensiun dari guru PNS.

 

Sekaligus dari “ambtenar”.

 

Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir.

 

Jangan tertipu urusan “tetek bengek”.

 

Pensiun bisa bermakna Penuh konsentraSI Urusan Nanti.

 

Termasuk saya.

 

Semoga.

 

Yusron Hadi,

Catatan Gunung Bromo