Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AL-USHAIRIN MENGERJAKAN SEDIKIT TAPI MENDAPAT SURGA. Show all posts
Showing posts with label AL-USHAIRIN MENGERJAKAN SEDIKIT TAPI MENDAPAT SURGA. Show all posts

Tuesday, January 19, 2021

8465. AL-USHAIRIN MENGERJAKAN SEDIKIT TAPI MENDAPAT SURGA

 


AL-USHAIRIN MENGERJAKAN SEDIKIT TAPI MENDAPAT SURGA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Mush'ab bin Umair lahir di Mekah tahun 585 Masehi.

 

 

Mati syahid 625 Masehi dalam Perang Uhud.

 

 

Ayahnya bernama Umair bin Hasim, ibunya bernama Khunas binti Malik.

 

 

 

Mush'ab bin Umair keturunan bangsawan suku Quraisy.

 

 

Termasuk “assabiqunal awwalun” (orang-orang yang terdahulu dan pertama masuk Islam) yang dijamin masuk surga selamanya.

 

 

 

Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 100.

 

 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

 

Orang-orang terdahulu dan pertama masuk Islam, di antara orang Muhajirin dan Ansar dan orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selamanya. Itulah kemenangan yang besar.

 

 

 

 

Mush’ab bin Umair  pemuda tampan, cerdas, berasal dari keluarga kaya yang dihargai lingkungannya.

 

 

Karena banyak memberi solusi dalam masyarakat Quraisy dan disenangi banyak gadis.

 

 

 

Mush’ab bin Umair masuk Islam dan sering ikut pengajian Darul Arqam.

 

 

Bertempat di rumah Arqam bin Abil Arqam yang tersembunyi.

 

 

Ketika Nabi Muhammad masih berdakwah secara rahasia.

 

 

 

Ibunya sangat marah mengetahui keislaman Mush’ab bin Umair.

 

 

Dia diinterogasi di depan para pemimpin Quraisy.

 

 

 

Mush’ab bin Umair tetap kukuh memeluk Islam.

 

 

Lalu dia dikurung dalam rumah.

 

 

lbunya menghentikan bantuan keuangan kepada Mush’ab.

 

 

 

 Nabi Muhammad memerintahkan umat Islam hijrah ke Habasyah.

 

 

Mush’ab bin Umair ikut hijrah ke Habasyah.

 

 

Dia biasanya hidup mewah, setelah masuk Islam hidupnya terlunta-lunta di negeri orang.

 

 

Tetapi dia amat menikmatinya karena keimanan telah tertanam dalam hatinya.

 

 

 

Tersiar kabar pihak Quraisy mengurangi tekanan terhadap orang Islam.

 

 

Para pengungsi dari Habasyah pulang ke Mekah.

 

 

Termasuk  Mush’ab bin Umair menjumpai Nabi dan para sahabat.

 

 

 

Nabi Muhammad menitikkan air mata melihat penampilan Mush’ab bin Umair.

 

 

Dia berpakaian usang baju tambalan yang sangat kontras dengan penampilan dahulu sebelum masuk Islam.

 

 

 

Nabi bersabda,

 

 

 

”Dahulu saya melihat Mush’ab bin Umair sangat dimanja orang tuanya.

 

 

Mendapat kesenangan dan kenikmatan luar biasa.

 

 

 

Tetapi semuanya ditinggallkan karena cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

 

 

 

Pada musim haji zaman jahiliah, para musafir datang ke Mekah untuk ibadah haji.

 

 

Nabi berdakwah kepada Asad bin Zurarah (kepala suku Bani Najjar) yang menerima Islam dengan baik.

 

 

 

Musim haji tahun berikutnya Nabi membaiat 12 orang.

 

 

Asad bin Zurarah (kepala suku) mohon agar Nabi mengirim juru dakwah ke Madinah.

 

 

Nabi memilih Mush’ab bin Umair pemuda cerdas, tampan, berbudi pekerti baik, dan berpengetahuan luas.

 

 

 

Untuk melaksanakan tugas mulia sebagai mubalig pertama di Madinah.

 

 

 

Selama di Madinah Mush’ab bin Umair menginap di rumah Asad bin Zurarah.

 

 

 

Mereka berdakwah kepada Bani Abdul-Asyhal dan Bani Zhafar.

 

 

Keduanya duduk di dekat sumur Maraq dengan beberapa orang yang telah masuk Islam.

 

 

 

Saad bin Muadz (kepala suku) menyuruh Usaid bin Hudair (pemimpin Bani Asyhal) mendatangi Mush’ab bin Umair dan Asad Zurarah dengan membawa tombak untuk mengusir mereka.

 

 

 

Usaid bin Hudair berkata dengan wajah muram,

 

 

 

”Apakah yang kamu bawa ke sini, apakah kalian akan menipu orang yang lemah di antara kami?”

 

 

 

Mushab bin Umair berkata,

 

 

 

 

”Silakan duduk agar engkau dapat mendengar apa yang kami sampaikan.

 

 

 

Jika engkau suka, maka engkau dapat menerimanya.”

 

 

 

Mushab bin Umair melanjutkan,

 

 

 

 

”Jika engkau tidak suka, maka engkau tidak perlu menerima yang tidak engkau senangi.”

 

 

 

“Engkau cukup adil,” jawab Usaid bin Hudair sambil menancapkan tombaknya ke tanah lalu duduk.

 

 

 

 

Mushab bin Umair menjelaskan ajaran Islam dengan membacakan beberapa ayat Al-Quran.

 

 

 

Mushab bin Umair berkata,

 

 

 

 

”Demi Allah, aku dapat melihat rona Islam wajahnya sebelum dia sempat berbicara.

 

 

 

Aku melihat keceriaan wajahnya dengan bibir bergerak komat-kamit.“

 

 

 

 

Usaid bin Hudair berkata,

 

 

 

 

“Alangkah bagus dan indahnya hal-hal yang engkau sampaikan.”

 

 

 

 

“Apa yang kalian lakukan, jika ingin masuk agama ini?” lanjut Usaid.

 

 

 

 

Keduanya menjawab,

 

 

 

 

”Hendaknya engkau mandi, membersihkan pakaian, memberi kesaksian, lalu salat 2 rakaat.”

 

 

 

 

Usaid bin Hudair beranjak mandi membersihkan bajunya dan berikrar kalimat syahadat.

 

 

 

Setelah salat 2 rakkat, Usaid bin Hudair Berkata,

 

 

 

 

”Di belakang saya, ada seorang lelaki.

 

 

 

Jika dia mengikuti kalian, maka  seluruh kaumnya akan mengikutinya.”

 

 

 

Usaid  bin Hudair mengambil tombaknya.

 

 

 

Mendatangi Saad bin Muadz (kepala suku) yang sedang berkumpul dengan kaumnya di balai pertemuan.

 

 

 

 

Saad bin Muadz bertanya kepada Usaid,

 

 

 

 

 

”Apakah yang telah engkau lakukan?”

 

 

 

 

Usaid bin Hudair menjawab,

 

 

 

 

”Aku berbicara dengan 2 orang yang tidak punya kekuatan.”

 

 

 

 

Usaid bin Hudair melanjutkan,

 

 

 

 

”Aku sudah melarangnya.

 

 

 

Tetapi mereka beralasan bahwa kami akan melakukan yang kamu sukai.

 

 

 

Karena aku pernah menuturkan Bani Haritsah akan membunuh Asad bin Zurarah.

 

 

 

 

Karena dia anak bibimu tampaknya mereka akan melanggar perjanjian.”

 

 

 

 

Saad bin Muadz marah bangkit mengambil tombaknya menghampiri Mushab bin Umair dan Asad bin Zurarah.

 

 

 

Tetapi keduanya tetap duduk tenang.

 

 

 

Saad bin Muadz berkata,

 

 

 

 

”Demi Allah, wahai Abu Umamah, aku tidak menginginkan hal ini.

 

 

 

Jika bukan karena hubungan keluarga, aku tidak senang engkau datang ke kampung kami membawa sesuatu yang tidak kami sukai”.

 

 

 

Mushab bin Umair berkata,

 

 

 

 

”Bagaimana jika engkau duduk mendengar yang aku sampaikan.

 

 

 

 Jika engkau suka, maka engkau dapat menerimanya.

 

 

 

Tetapi jika engkau tidak suka, kami akan menjauhkan darimu apa yang tidak kamu senangi.”

 

 

 

 

“Kamu cukup adil,” jawab Saad bin Muadz sambil menancapkan tombaknya lalu duduk.

 

 

 

 

Mushab bin Umair menjelaskan ajaran Islam dengan membacakan beberapa ayat Al-Quran.

 

 

 

 

Mushab bin Umair berkata,

 

 

 

 

”Demi Allah, aku sudah dapat melihat raut Islam di dalam  wajahnya.

 

 

 

Sebelum dia sempat berbicara, aku melihat keceriaan wajahnya dengan bibir yang bergerak-gerak.”

 

 

 

 

 

Saad bin Muadz berkata,

 

 

 

 

”Apakah yang kalian lakukan, jika masuk Islam?“

 

 

 

 

Mushab bin Umair menjawab,

 

 

 

 

“Hendaknya engkau mandi, membersihkan pakaian, memberi kesaksian, lalu salat 2 rakaat.”

 

 

 

 

Saad bin Muadz segera mandi, membersihkan pakaiannya, dan berikrar  kalimat syahadat”.

 

 

Saad bin Muadz mengambil tombaknya dan kembali ke balai pertemuan.

 

 

 

 

Saad bin Muadz berdiri di depan kaumnya,

 

 

 

”Wahai Bani Abdil Asyal, apakah yang kalian ketahui tentang aku?”

 

 

 

Mereka menjawab,

 

 

 

”Engkau pemimpin kami, orang yang paling jitu pendapatnya dan nasihatnya pasti kami ikuti.”

 

 

 

Saad bin Muadz berkata,

 

 

 

 

”Siapa pun kalian, pria dan wanita tidak boleh berbicara denganku, sebelum beriman kepada Allah dan Rasul-NYa.”

 

 

 

 

Hari itu semuanya sudah masuk Islam hanya tinggal seorang yang belum masuk Islam yaitu Al-Ushairin.

Sebelum musim haji tahun ke-13 kenabian, Mushab bin Umair kembali ke Mekah melaporkan kepada Nabi Muhammad keberhasilan dakwahnya di Madinah.

 

 

 

Pemeluk Islam Madinah siap melindungi umat Islam Mekah.

 

 

 

Dan siap menerima kedatangan umat Islam Mekah di Madinah.

Nabi Muhammad umur 56 tahun terjadi Perang Uhud, Al-Ushairin masuk Islam langsung ikut berperang dan mati syahid.

 

 

 

Padahal dia belum pernah melakukan salat.

 

 

 

Nabi bersabda,

 

 

 

 

”Al-Ushairin mengerjakan hal yang sedikit, tetapi mendapat pahala melimpah.”

 

 

 

 

Mushab bin Umair juga mati syahid dalam Perang Uhud.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.      Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.      Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

5.      Tafsirq.com online