Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL-QURAN. Show all posts

Saturday, February 27, 2021

8782. SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL-QURAN

 


SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SEJARAH TAFSIR AL-QURAN

 

Dalam abad pertama, para ulama sangat berhati-hati dalam menafsirkan ayat Al-Quran.

 

 

 

Sebagian ulama, jika ditanya pengertian suatu ayat, mereka tidak memberi jawaban apa pun.

 

 

 

Para sahabat berkata,

 

 

“Kami tidak berbicara tentang Al-Quran sedikit pun”.

 

 

 

Pada abad berikutnya.

 

Para ulama berpendapat tiap orang boleh menafsirkan ayat Al-Quran, asalkan punya syarat tertentu.

 

 

 

 

Yaitu pengetahuan ilmu bahasa yang cukup.

 

 

 

 

Misalnya, “nahwu”, “sharaf”, “balaghah”,  “isytiqaq”, “ilmu Ushuluddin”,”ilmu Qira'ah”, “asbabun nuzul”, “nasikh dan mansukh”, dan sebagainya.

 

 

 

 

 Sejarah penafsiran Al-Quran dimulai menafsirkan ayat Al-Quran sesuai dengan hadis Nabi, dan pendapat para sahabat Nabi.

 

 

 

 

Penafsiran berkembang dan tidak disadari, bercampur “hadis sahih” dengan “hadis isra'iliyat”.

 

 

 

 

Hadis israiliyat adalah kisah yang bersumber dari Ahli Kitab yang umumnya tidak sejalan dengan kesucian agama dan pikiran sehat.

 

 

Sebagian ulama menolak penafsiran yang menggambarkan pendapat dari penulisnya.

 

 

 

 

Atau yang menyatukan pendapat penulis dengan hadis Nabi atau pendapat para sahabat yang dianggap benar.

 

 

 

 

Kemudian dari waktu ke waktu muncul aneka warna corak tafsir.

 

 

 

 

1.               Ada tafsir Al-Quran yang berdasar nalar penulisnya saja.

 

 

 

2.               Ada tafsir Al-Quran berdasar riwayat.

 

 

 

3.               Ada tafsir Al-Quran yang menyatukan keduanya.

 

 

 

 

Masalah yang dibahas bermacam-macam.

 

 

 

Ada tafsir Al-Quran hanya membahas arti kalimat yang sukar saja.

 

 

Yaitu Tafsir Gharib, seperti Al-Zajjaj dan Al-Wahidiy.

 

 

 

 

Ada tafsir Al-Quran yang menulis kisah-kisah.

 

 

Seperti Al-Tsa'labiy dan Al-Khazin.

 

 

 

 

Ada tafsir Al-Quran yang memperhatikan masalah “balaghah” (sastra bahasa), seperti Al-Zamakhsyari.

 

 

 

 

Ada tafsir Al-Quran membahas ilmu pengetahuan, logika, dan filsafat, seperti Al-Fakhr Al-Razi.

 

 

 

 

 

Ada tafsir Al-Quran membahas masalah fiqih seperti Al-Qurthubiy.

 

 

Ada tafsir Al-Quran hanya berupa terjemahan kalimatnya saja, seperti Tafsir Al-Jalalain.

 

 

 Sepanjang sejarah manusia, tidak dikenal satu kitab pun, selain Al-Quran.

 

 

 

 

Al-Quran telah ditafsirkan, diterangkan, dikumpulkan, diinterpretasi dengan pendapat para ahli terhadapnya dan  dicetak dalam buku berjilid-jilid.

 

 

 

Penafsiran ilmiah atau menafsirkan ayat Al-Quran sesuai dengan ilmu pengetahuan telah lama berlangsung.

 

 

 

 

Misalnya Tafsir Fakhr Al-Raziy adalah  penafsiran ilmiah terhadap ayat Al-Quran.

 

 

 

 

Sebagian ulama tidak menamakan kitabnya sebagai Kitab Tafsir.

 

 

 

Karena masalah filsafat dan logika dibicarakan dengan sangat luas.

 

 

 

 

Kelanjutan dari penafsiran ilmiah ini adalah penafsiran sesuai teori ilmiah dan penemuan baru.

 

 

Misalnya ada orang menguatkan pendapat planet hanya 7 buah yang sesuai dengan pendapat ahli Falak saat itu.

 

 

 

 

Dengan ayat Al-Quran yang menunjukkan bahwa ada 7 langit.

 

 

 

 

Dan ternyata teori 7 planet itu salah.

 

 

 

     Karena jumlah planet yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya berjumlah 10 planet.

 

 

 

 

Di samping jutaan bintang yang tampaknya memenuhi langit.

 

 

Sehingga 10 planet itu hanya laksana setetes air dalam lautan dibanding banyaknya bintang di alam semesta.

 

 

 

 

Menurut para ahli, tiap galaksi rata-rata punya 100 biliun bintang.

 

 

 

 

Seluruh ruang alam semesta ada berbiliun-biliun galaksi.

 

 

 

 

Ulama yang membenarkan planet hanya 7 buah berdasar ayat Al-Quran ternyata  keliru.

 

 

 

Kekeliruan itu dosa besar, jika dia memaksa orang lain untuk mempercayai pendapatnya atas nama Al-Quran.

 

 

 

Atau jika dia meyakini hal itu  adalah akidah Al-Quran, maka salah.

 

 

 

Daftar Pustaka

1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5. Tafsirq.com onl

SEJARAH TAFSIR AL-QURAN