Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BUKN SANGGAR WAYANG TAPI MENDIRIKAN SEKOLAH ISLAM. Show all posts
Showing posts with label BUKN SANGGAR WAYANG TAPI MENDIRIKAN SEKOLAH ISLAM. Show all posts

Wednesday, February 23, 2022

12552. BUKAN SANGGAR WAYANG TAPI MENDIRIKAN SEKOLAH ISLAM

 



 

 

BUKAN SANGGAR WAYANG TAPI MENDIRIKAN SEKOLAH ISLAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Kata “Wayang” berasal dari bahasa Jawa.

Artinya: Bayangan.

 

Wayang  adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia.

 

Yang berkembang di pulau Jawa dan Bali.

 

Tahun 2003.

UNESCO sebagai lembaga  PBB membawahi kebudayaan.

 

Menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia.

 

Termasuk Warisan Mahakarya Dunia.

Yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur.

 

Dalam bahasa Inggris disebut: 

 

Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

 

Catatan awal pertunjukan wayang.

Berasal dari Prasasti Balitung.

 

Pada Abad ke-4.

Yang berbunyi:

 

Si Galigi mawayang.

 

Ketika agama Hindu masuk lndonesia.

 

Seni pertunjukan wayang.

Jadi media efektif menyebarkan agama Hindu.

 

Pertunjukan wayang memakai cerita:

 Ramayana dan Mahabharata.

 

Para Wali Songo di Jawa.

 

Membagi wayang menjadi 3 model. Yaitu:

 

1.      Wayang Kulit di Jawa Timur.

2.      Wayang Wong di Jawa Tengah.

3.      Wayang Golek di Jawa Barat.

 

Raden Patah dan Sunan Kali Jaga jasanya besar dalam seni wayang.

 

Arti filsafatnya.

 

Carilah wayang di Jawa Barat.

Yaitu:

 

“Golek ono wonge” dalam bahasa Jawa.

 

Sampai ketemu isinya yang di Jawa Tengah.

 

Tapi jangan hanya ketemu kulit nya saja di Timur.

 

Atau wetan wiwitan.

 

Mencari jati diri itu di Barat.

 

Atau Kulon atau kula.

 

Yang ada dalam dada hati manusia.

 

Maksud para Wali luhur dan tinggi filosofinya.

 

Wayang itu tulen dari Jawa asli.

 

Pakeliran artinya pasangan  bayangan dan aslinya.

 

Seperti 2 kalimah syahadat.

 

Tuhan masyrik wal maghrib.

 

Diterjemahkan dalam bahasa Jawa.

 

Wetan kawitan dan kulon.

 

Atau kula atau saya yang ada di dalam.

 

Carilah Tuhan yang kawitan.

Atau pertama.

 

Dan yang ada dalam hati manusia.

 

Saat Islam datang.

Pertunjukan menampilkan “Tuhan” atau “Dewa”.

 

Dilarang  dalam wujud manusia.

 

Diganti boneka wayang.

Terbuat dari kulit sapi.

 

Saat pertunjukan.

Yang ditonton hanya bayangannya saja.

 

Wayang ini dikenal sebagai wayang kulit.

 

Untuk menyebarkan Islam.

 

Juga berkembang wayang Sadat.

Yang mengenalkan nilai Islam.

 

Misionaris Katolik.

 

Bruder Timotheus L. Wignyosubroto.

 

Pada tahun 1960.

Dalam misi menyebarkan agama Katolik.

 

Dia mengembangkan Wayang Wahyu.

 

Yang sumber ceritanya  dari Al-Kitab.

 

WAYANG HANYA BONEKA

 

Wayang dimainkan  “sutradara”.

Yang berada di bawah layar.

 

Cerita adegan wayang.

Pasti diatur sutradara.

 

Apa pun lakon wayangnya.

Tetap di bawah kendali orang lain.

 

Yaitu “dalang atau sutradara”.

Yang berada di balik layar.

 

Atau di bawah layar.

 

Jika kagum terhadap wayang.

Maka harus lebih kagum terhadap sutradaranya.

 

 

Sutradara punya beragam suara dan watak.

 

Dalang memainkan berbagai peran.

Yang beraneka ragam.

 

Mulai pahlawan sampai penjahat.

 

Semua dikendalikan dalang.

Dari bawah layar.

 

Jika dalang tampil di depan layar.

Maka pertunjukan wayang menjadi kacau.

Dan  tidak menarik lagi.

 

Tokoh wayang jahat.

Atau pahlawan.

Tak terima gaji.

 

Yang terima bayaran adalah dalangnya.

 

Dan semua aktor pewayang.

Pasti masuk kotak.

 

Setelah pertunjukan selesai.

 

Sebagian wali songo memakai wayang.

 

Untuk media dakwah lslam.

 

Tapi para santrinya.

Sibuk diajari mengaji kitab.

 

Mondok menghafal Al-Quran, hadis.

Belajar bahasa Arab dan ilmu lainnya.

 

Pemimpin organisasi lslam.

 

Sibuk mengembangkan sekolah lslam.

 

Mendirikan kampus dan pesantren.

Untuk belajar ilmu-ilmu lslam .

 

Bukan mendirikan Sanggar Seni.

 

(Dari beragai sumber)