Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CINTA NABI CARANYA BEDA JANGAN BERTENGKAR. Show all posts
Showing posts with label CINTA NABI CARANYA BEDA JANGAN BERTENGKAR. Show all posts

Sunday, October 17, 2021

11282. CINTA NABI CARANYA BEDA JANGAN BERTENGKAR

 



CINTA NABI CARANYA BEDA JANGAN TERTENGKAR

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Pada bulan Rabiul Awal penanggalan Islam Hijriah.

 

Umat Islam akan mengingat satu momen.

 

Yaitu lahirnya Rasulullah SAW.

 

Pembawa risalah umat.

 

Kecintaan umat lslam menyambut hari kelahiran Nabi.

 

Disikapi dengan berbagai macam.

 

Salah satunya dengan menggelar acara Maulid Nabi SAW.

 

Tapi peringatan kelahiran Nabi menimbulkan perbedaan pendapat.

 

1. Ada ulama membolehkan.

2. Tapi ada yang menyebut bid'ah.

 

Mengadakan acara Maulid Nabi.

Tiap tahun.

Karena cinta kepada Nabi.

 

Menolak Maulid Nabi tiap tahun.

 

Tak ada contoh dari Nabi.

 

Karena cinta kepada Nabi.

 

Sama-sama cinta kepada Nabi.

 

Jangan bertengkar.

 

 

ULAMA MEMBOLEHKAN MAULID NABI

 

Ulama Mesir tergabung dalam Dewan Fatwa Darul Al Ifta Mesir.

 

Menurut lembaga fatwa tertinggi di Mesir ini.

Merayakan maulid Nabi adalah amalan paling baik.

 

Dan ibadah yang agung.

 

Perayaan maulid ungkapan rasa gembira.

 

Dan cinta kepada Rasulullah SAW.

 

Cinta kepada Nabi adalah fondasi keimanan.

 

Rasulullah bersabda,

“Tidak beriman seseorang di antara kalian.

Sehingga menjadikan diriku lebih dicintai.

 

Daripada ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.”

 

Memperingati maulid adalah bentuk penghormatan terhadap Nabi SAW.

 

Dan menghormati Rasulullah adalah amalan mutlak dianjurkan.

 

Allah SWT melebihkan derajat Nabi Muhammad SAW kepada seluruh alam.

 

Lembaga yang pernah dipimpin Syekh Ali Jum'ah Muhammad menambahkan.

Para salafus saleh sejak abad ke-4 dan ke-5 Hijriah.

 

Memberi contoh merayakan maulid.

 

Mereka menghidupkan malam maulid dengan berbagai ibadah.

 

Seperti memberi jamuan makan, melantunkan ayat Al-Quran.

 

Dan membaca zikir.

 

Para ulama seperti Jalaluddin as-Suyuti, Ibnu Dihyah al-Andalusi.

 

Dan Ibnu Hajar banyak meriwayatkan amalan ini.

 

Ibnu al-Hajj dalam kitabnya al-madkhal.

 

Secara panjang lebar menyebutkan keutamaan perayaan maulid Nabi.

 

Kitabnya itu menganjurkan maulid.

Padahal kitab itu ditulis.

 

Tujuannya menyebutkan perbuatan bid'ah.

Imam Suyuthi juga menulis sebuah risalah.

 

Dengan judul Husnul Maqshid fi Amalil Maulid.

 

Dar Ifta Mesir menegaskan banyak orang ragu merayakan maulid.

 

Karena tidak ada contoh perayaan maulid pada awal Islam.

 

Argumen itu bukan alasan tepat untuk melarang perayaan maulid.

 

Menurut Lembaga Fatwa Mesir.

 

Tidak ada seorang pun.

Yang meragukan cintanya generasi awal kepada Nabi SAW.

 

Tapi bentuk cinta punya beberapa cara.

 

Dan ungkapan berbeda.

 

Sebuah cara tidak bisa disebut ibadah.

 

Jika dilihat dari inti pelaksanaannya.

 

Karena hanya wasilah (sarana) yang boleh untuk digunakan.

Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, KH Zulfa Mustafa.

Menyebut perayaan maulid Nabi sah-sah saja.

 

Selama isinya bukan hal yang dilarang agama.

 

Maulid Nabi isinya pembacaan selawat.

 

Ceramah sejarah hidup Nabi.

 

Justru sarana efektif mengajarkan orang agar cinta Rasul.

Tapi jika peringatan maulid digelar dengan bercampur pria dan wanita.

 

Sebaiknya hal tersebut dihindari.

 

“Jadi bukan melarang maulidnya.

 

Tapi menghindari hal-hal yang keliru di dalamnya,” ungkap Sekretaris MUI DKI Jakarta.

 

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam kumpulan fatwanya.

 

Berpendapat tidak mengapa memperingati maulid Nabi.

Dengan berkumpul.

 

Membaca sejarah.

 

Dan pujian yang benar.

 

Dibarengi sedekah.

 

Tapi jika dicampur dengan pemukulan alat music.

Sehingga gaduh.

 

Dan nyanyian wanita dan pria dengan suara melengking.

 

Sebaiknya dihindari.

 

Umat perlu meneliti dengan baik.

Beberapa kitab.

 

Yang berisi pujian berlebihan terhadap Rasulullah SAW.

 

Pujian berlebihan justru mengurangi nilai.

 

Bahkan menghilangkan penghormatan terhadap Nabi SAW.

 

ULAMA YANG MENOLAK MAULID NABI

Pendapat menolak perayaan mauled.

 

Datang dari Lajnah Daimah Kerajaan Arab Saudi.

Ulama di Komite Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi berpendapat.

Membaca kisah Nabi untuk mengetahui ibadah, ucapan, perbuatan.

 

Dan akhlak Nabi SAW sangat dianjurkan.

 

Tapi jika khusus kisah maulid untuk dibaca.

 

Dan berkumpul untuk menggelarnya tiap tahun.

 

Termasuk bid'ah.

Alasannya, hal itu tidak ditemukan di zaman Nabi SAW.

 

Dan tidak pula di abad ke-1 generasi terbaik.

 

Yang disebut Nabi.

 

Perayaan dengan bercampurnya wanita dan pria juga khawatir timbul fitnah.

 

Lajnah Daimah menyebut.

 

Jika maulid disandarkan kepada Imam Syafii.

 

Maka hal itu tertolak.

Karena perayaan maulid muncul abad ke-4 Hijriah.

 

Pada masa pemerintahan Fatimiah.

 

Padahal Imam Syafii wafat tahun 204 H.

Yaitu masuk abad ke-3.

 

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menambahkan.

 

Generasi terbaik adalah generasi:

1. Khulafaur rasyidin.

2. Sahabat.

3. Tabiin di abad awal Islam.

Jika mereka disebut oleh Rasulullah generasi terbaik.

 

Tapi mereka tidak melakukan maulid.

 

Maka seharusnya cukup meniru generasi awal Islam itu.

 

Menurut Syekh Abdul Aziz.

 

Mengadakan peringatan seperti itu.

 

Memberi kesan Allah belum menyempurnakan agama-Nya.

 

Untuk umat ini.

Juga memberi kesan.

 

Rasulullah belum menyampaikan hal wajib dikerjakan umatnya.

 

Kemudian datang orang-orang.

Yang membuat hal baru.

Yang tidak diperkenankan oleh Allah.

 

 

(Sumber Republika)