Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label TURUNNYA WAHYU PERTAM DI GUA HIRA. Show all posts
Showing posts with label TURUNNYA WAHYU PERTAM DI GUA HIRA. Show all posts

Friday, November 27, 2020

6827. TURUNNYA WAHYU PERTAMA DI GUA HIRA

 


TURUNNYA WAHYU PERTAMA DI GUA HIRA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Rasulullah hampir umur 40 tahun mulai suka mengasingkan diri.

 

Dengan bekal air dan roti dari bahan gandum Rasulullah pergi ke Gua Hira di Jabal Nur.

 

 

Gua Hira jaraknya sekitar 7 km dari rumah beliau.

 

 

Ukuran Gua Hira panjangnya sekitar 3 meter, lebarnya 1,5 meter, dan tingginya 2 meter.

 

Terkadang keluarga Rasulullah ada yang ikut mendampingi ke Gua Hira.

 

 

Selama bulan Ramadan Rasulullah tinggal di Gua Hira dan sering memberi makan orang miskin yang juga datang ke sana.

 

 

Rasulullah banyak merenung, memikirkan kekuatan alam di sekitarnya dan keagungan tak terhingga di baliknya.

 

 

Rasulullah tak puas  melihat masyarakatnya yang penuh kemusyrikan.

 

 

Tetapi Rasulullah belum tahu caranya untuk memuaskan hati dan mencapai keridaan.

 

 

Turunnya wahyu pertama

 

 

Umur Rasulullah 40 tahun.

 

 

Pada bulan Ramadan tahun ke-3 pengasingan di Gua Hira, malaikat Jibril menemui beliau.

 

 

Senin, 21 Ramadan (10 Agustus 610 M) Rasulullah umur 40 tahun 6 bulan 12 hari (39 tahun 3 bulan 22 hari dalam kalender Masehi) malaikat Jibril turun menemui beliau di Gua Hira.

 

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.

 

 

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah,


Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

 

 

 

Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati bergetar.

 


Kemudian Rasulullah turun dari gunung menemui Khadijah, istri beliau .


Rasulullah bersabda,”Selimuti aku, selimuti aku.”

 

 

Tubuh Rasulullah diselimuti hingga tak lagi menggigil seperti demam.

 

 

Rasulullah bersabda,”Apa yang terjadi padaku?”

 

Khadijah berkata,”Demi Allah, Allah tidak menghinamu selamanya, karena engkau suka menyambung persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.”

 

 

Khadijah membawa Rasulullah menemui Waraqah bin Naufal, anak pamannya.

 

Waraqah bin Naufal sudah tua dan buta, pernah menulis Injil dalam bahasa Ibrani.

 

 

Waraqah bin Naufal bertanya kepada Rasulullah,”Apa yang engkau lihat anakku?”

 

 

Rasulullah menceritakan hal yang dialaminya.


Waraqah bin Naufal berkata,”itu adalah Namus yang pernah menemui Nabi Musa. Jika aku masih muda, maka aku akan melihat kaummu mengusirmu.”

 

 

 

Rasulullah bersabda,”Benarkah kaumku akan mengusirku?”

 

 

Waraqah bin Naufal berkata,”Benar, semua yang membawa sepertimu pasti akan dimusuhi.”

 

 

Waraqah bin Naufal berkata kepada Khadijah.

 

”Demi diriku yang ada di tangan-Nya, Namus Yang Besar  yang datang kepada Nabi Musa kini datang kepadanya. katakan kepadanya agar dia teguh hati.”

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

5.    Tafsirq.com online