TURUNNYA WAHYU PERTAMA DI GUA HIRA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Rasulullah hampir umur 40 tahun
mulai suka mengasingkan diri.
Dengan bekal air dan roti dari bahan
gandum Rasulullah pergi ke Gua Hira di Jabal Nur.
Gua Hira jaraknya sekitar 7 km
dari rumah beliau.
Ukuran Gua Hira panjangnya sekitar
3 meter, lebarnya 1,5 meter, dan tingginya 2 meter.
Terkadang keluarga Rasulullah
ada yang ikut mendampingi ke Gua Hira.
Selama bulan Ramadan Rasulullah
tinggal di Gua Hira dan sering memberi makan orang miskin yang juga datang ke
sana.
Rasulullah banyak merenung, memikirkan
kekuatan alam di sekitarnya dan keagungan tak terhingga di baliknya.
Rasulullah tak puas melihat masyarakatnya yang penuh kemusyrikan.
Tetapi Rasulullah belum tahu
caranya untuk memuaskan hati dan mencapai keridaan.
Turunnya wahyu pertama
Umur Rasulullah 40 tahun.
Pada bulan Ramadan tahun ke-3
pengasingan di Gua Hira, malaikat Jibril menemui beliau.
Senin, 21 Ramadan (10 Agustus
610 M) Rasulullah umur 40 tahun 6 bulan 12 hari (39 tahun 3 bulan 22 hari dalam
kalender Masehi) malaikat Jibril turun menemui beliau di Gua Hira.
Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati
bergetar.
Kemudian Rasulullah turun dari gunung menemui Khadijah, istri beliau .
Rasulullah bersabda,”Selimuti aku, selimuti aku.”
Tubuh Rasulullah diselimuti
hingga tak lagi menggigil seperti demam.
Rasulullah bersabda,”Apa yang
terjadi padaku?”
Khadijah berkata,”Demi Allah, Allah
tidak menghinamu selamanya, karena engkau suka menyambung persaudaraan, ikut
membawakan beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu tamu, dan
menolong orang yang menegakkan kebenaran.”
Khadijah membawa Rasulullah
menemui Waraqah bin Naufal, anak pamannya.
Waraqah bin Naufal sudah tua
dan buta, pernah menulis Injil dalam bahasa Ibrani.
Waraqah bin Naufal bertanya
kepada Rasulullah,”Apa yang engkau lihat anakku?”
Rasulullah menceritakan hal
yang dialaminya.
Waraqah bin Naufal
berkata,”itu adalah Namus yang pernah menemui Nabi Musa. Jika aku masih muda,
maka aku akan melihat kaummu mengusirmu.”
Rasulullah bersabda,”Benarkah
kaumku akan mengusirku?”
Waraqah bin Naufal
berkata,”Benar, semua yang membawa sepertimu pasti akan dimusuhi.”
Waraqah bin Naufal berkata
kepada Khadijah.
”Demi diriku yang ada
di tangan-Nya, Namus Yang Besar yang
datang kepada Nabi Musa kini datang kepadanya. katakan kepadanya agar dia
teguh hati.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid
Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment