BENALU KEHIDUPAN BISA
MERUSAK KEHARMONISAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Tanah
air kita dapat diibaratkan bagaikan secuil surga yang diturunkan oleh
Allah ke bumi.
Itu
rahmat dan karunia dari Allah yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia.
Ke
arah mana pun kaki melangkah atau mata memandang akan terlihat tanah yang
subur, pepohonan yang rindang, dan sawah ladang terbentang.
Belum
lagi nikmat berupa kekayaan alam yang
terkandung dalam perut bumi Indonesia.
Sejak
ribuan tahun yang lampau, tanah air Indonesia ini terus mempersembahkan kepada
para penghuninya aneka ragam hasil bumi.
Dan
tidak pernah sesaat pun dia mogok atau berhenti dalam berproduksi.
Kerja
sama sangat harmonis diperagakan oleh segala unsur-unsurnya.
Yaitu tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan oksigen
agar dihirup oleh manusia, binatang dan makhluk bernyawa lainnya.
Binatang
dan manusia pun memberi karbondioksida agar pepohonan dapat mekar dan berbuah.
Demikian, sesuatu yang tidak dibutuhkan
oleh suatu makhluk akan diberikan kepada makhluk yang lain.
Misalnya
sungai-sungai mengairi tetumbuhan, hutan membendung banjir.
Sinar
matahari memberikan kehangatan.
Dan
air yang menguap akibat matahari dikembalikan oleh kerja sama awan dan angin.
Jika
masing-masing makhluk ciptaan Allah enggan memberi sesuatu dan tidak mau saling
bekerja sama, maka kepunahan total akan terjadi.
Kehidupan
dalam dunia dapat berjalan dengan baik karena semua makhluk Allah dalam alam
semesta saling memberi dan menerima.
Prinsip
utama yang mengatur tata kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang adalah
kemampuannya untuk meluruskan yang bengkok dalam perjalanan hidupnya,
membetulkan yang salah, dan menyembuhkan yang sakit, yang semuanya berjalan
dengan cara mandiri dan otomatis.
Pepohonan
yang tumbuh berdampingan, masing-masing tetap mengemban tugasnya.
Karena
mereka sadar bahwa tetumbuhan yang membangkang dari garis yang disuratkan,
pasti akan mengalami kematian atau kekerdilan.
Pohon
besar tidak akan mengambil porsi pohon yang tumbuh, meskipun milik pohon yang kecil.
Sehingga
tetumbuhan kecil dan besar mengambil yang tersedia sesuai kebutuhan
masing-masing.
Masyarakat
pepohonan tidak mengenal penumpukan, pemborosan, dan penindasan terhadap yang
lain.
Tidak
seperti masyarakat manusia yang dapat menindas, mengambil, menumpuk, dan
membuang yang tidak dibutuhkannya.
Ada sesuatu yang ditakuti oleh pepohonan, yang
berasal dari suatu jenis dan bukan bangsanya atau bagian dari dirinya yaitu benalu.
Karena
benalu mengisap secara perlahan-lahan makanan tanaman yang ditumpanginya bahkan
dapat membunuhnya.
Tanah air Indonesia adalah secuil taman surga
yang berada di bumi anugerah dari Allah.
Yang
direbut dengan darah dan air mata oleh para pahlawan kita.
Sehingga
kita harus merawatnya dan memanfaatkan dengan baik.
Semua
warga negara harus bekerja dengan keras, semangat, penuh kepedulian, bekerja
sama secara harmonis.
Dan
tidak mengambil yang melebihi kebutuhan, serta tidak menimbun barang-barang
kebutuhan pokok.
Kita
harus mampu meluruskan sendiri sesuatu yang bengkok dan menyembuhkan yang sakit.
Kita
harus mampu meniru tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah keberatan oleh rimbunnya
dedaunan dan tidak pula mengeluh.
Yang terakhir, kita harus waspada terhadap benalu.
Yaitu
segala sesuatu yang berpotensi dapat mengganggu dan merusak persatuan sesama
umat Islam dan merusak kebersamaan sesama bangsa Indonesia.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai
Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment