GAMBARAN PASAR MEKAH ZAMAN RASULULLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Bangsa
Arab dahulu, khususnya penduduk Mekah banyak menggantungkan kehidupannya dalam perdagangan.
Ada
2 rute perdagangan internasional ditempuh orang-orang Arab Mekah zaman itu,
yaitu:
1.
Negara Syam.
2.
Negara Yaman.
Pada
musim panas mereka pergi berdagang ke Syam.
Pada
musim dingin mereka ke berdagang ke Yaman.
Al-Quran surah Quraisy (surah
ke-106) ayat 1-4.
لِإِيلَٰفِ
قُرَيْشٍ
إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu)
kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah
mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan
kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Jazirah
Arab didominasi gurun pasir sangat luas.
Sehingga
mereka tidak bercocok tanam kecuali di wilayah ujungnya, yakni Yaman, Syam dan
beberapa tanah subur lainnya.
Orang
nomaden (hidup
berpindah-pindah) biasanya mengembala unta, kambing, dan mencari rerumputan
saja.
Dalam
hal industri, orang-orang Arab tidak juga mahir.
Saat
membangun Kakbah mereka minta bantuan seorang laki-laki Qibthi yang selamat
dari perahu yang tenggelam dan akhirnya mukim di Mekah.
Paling
strategis yang bisa dilakukan penduduk kawasan terletak di antara Asia dan
Afrika adalah berdagang.
Terlebih
mereka punya Kakbah, membuat Mekah menjadi pusat perdagangan yang menarik.
Bangsa
Arab punya banyak pasar terkenal, yaitu:
1.
Pasar ‘Ukāz.
2.
Pasar Majinnah.
3.
Pasar Dzul Majaz.
Beberapa
penulis sejarah Mekah menyebut orang-orang Arab bermukim di Pasar ‘Ukaz pada awal bulan Dzul
Qa’dah untuk berdagang.
Kemudian,
mereka pindah ke Pasar Majinnah setelah 20 hari berlalu.
Saat
melihat bulan pertama awal bulan Dzulhijjah mereka pergi ke Pasar Dzul Majaz selama
8 malam.
Dagangannya
yang diperoleh dari Syam adalah gandum,
anggur kering, buah zaitun dan beberapa hasil tenun khas Syam.
Pasar
bangsa Arab Mekah zaman dahulu adalah pasar musiman.
Mereka
berpindah-pindah sesuai dengan pergantian bulan atau musim.
Ibnu
‘Abbas mengisahkan:
قَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَانَ ذُو الْمَجَازِ وَعُكَاظٌ مَتْجَرَ
النَّاسِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمَّا جَاءَ الإِسْلاَمُ كَأَنَّهُمْ كَرِهُوا
ذَلِكَ حَتَّى نَزَلَتْ {لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلاً مِنْ
رَبِّكُمْ} فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ
Ibnu ‘Abbas menceritakan bahwa dahulu Dzul Majaz
dan ‘Ukaz adalah pasar orang-orang Jahiliyah. Tatkala Islam datang, seakan-akan
orang Islam membenci keberadaan pasar itu sampai turun ayat, ‘tidak ada dosa
bagi kalian untuk mencari karunia Allah’ pada musim-musim haji.
Ibnu
Baththal dalam Syarah Sahih Bukhari menyebutkan
pada musim haji, orang Jahiliah dan orang Islam enggan melakukan perdagangan pada
musim haji.
Karena
takut mencampurkan amalan ibadah dengan perdagangan.
Kemudian
turun surah Al-Baqarah ayat 198 yang membolehkan kegiatan jual beli pada musim
haji.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 198.
لَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا۟ فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ ۚ فَإِذَآ أَفَضْتُم
مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ ۖ وَٱذْكُرُوهُ
كَمَا هَدَىٰكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ
Tidak ada
dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di
Masy’arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar
termasuk orang-orang yang sesat.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2017
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment