GELISAH SEBAB TUJUAN HIDUPNYA
TAK JELAS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Mengapa orang merasakan hidupnya terasa berat
Karena
tujuan hidupnya tidak jelas.
la
tidak punya target yang jelas sehingga hidupnya tidak terarah.
Hari
demi hari ia lalui sekadarnya saja.
Tidak
terbayang olehnya apakah hari ini lebih baik dari hari kemarin ataukah lebih
buruk.
la
tidak bisa mengukur dirinya sendiri.
Orang
ini hanya memenuhi hari-harinya dengan urusan dunia saja.
ia
hanya memikirkan makanannya, pakaiannya, rumahnya, kendaraannya.
la
sibuk menghitung uangnya padahal sebenarnya ia tidak bisa menikmatinya.
Sungguh
nelangsa hidup seperti ini.
Semoga
kita tidak tergolong orang demikian.
Kalau
tujuan hidupnya bukan akhirat tapi hanya duniawi, maka pasti hidupnya terasa
berat.
Karena
dunia ini sangatlah kecil dan sempit.
Orang
yang ingin dunia dia pasti akan saling berebutan dengan orang lain.
Dunia
ini seperti air laut, semakin diminum semakin membuat haus.
Semakin
dikejar semakin membuat tersiksa.
Sedangkan
yang ingin akhirat, sesungguhnya akhirat itu luas.
Bagi
para pencari akhirat, semua urusan dunia bisa menjadi pahala.
Dicaci orang lain, bisa menjadi jalan
penggugur dosa.
Bagi
para pencari dunia, itu sangat berat dan menyiksa.
Banyak
hal yang dianggap pahit oleh pencari dunia, malah dianggap manis oleh pencari
akhirat.
Pencari
dunia menyikapi musibah sebagai kemalangan sangat berat.
la
meratapi musibah seolah setiap babak dalam hidupnya adalah kemalangan.
Jika
dinasehati agar bersabar malah terus mencari-cari alasan supaya diri pantas
dikasihani.
Pencari
akhirat akan menghadapi kesulitan hidup dengan bersabar dan menyikapi kemudahan
hidup dengan bersyukur.
Baginya,
keadaan apa pun adalah sama saja.
Yaitu
sebagai ladang amal ibadah kepada Allah.
Gelisah,
cemas, DAN galau berkepanjangan adalah tanda orang sudah terjebak pada cinta
dunia dan lupa pada akhirat sebagai tujuan hidupnya.
Cemas
besok tidak bisa makan, cemas tidak mampu menghidupi keluarga.
Gelisah
uangnya tidak cukup untuk biaya ini dan itu.
Takut
jabatannya turun, takut kedudukannya hilang dari pandangan manusia.
Dan
berbagai rasa takut lainnya yang disebabkan urusan dunia.
Kegelisahan
seperti ini hanya akan menyeret seseorang pada kegelapan.
Yang
semakin kelam karena sudah terseret-seret oleh dunia yang fana.
Apalagi
jauh dari Allah karena hati yang rapuh berpegang pada-Nya.
Padahal,
sudah pasti kepuasan yang dicari hawa nafsu tidak akan pernah ada habisnya.
Seperti
minum air laut saat kehausan tapi terasa haus malah semakin menjadi-jadi.
Semakin
banyak air laut yang diminum akan semakin haus hingga merusak tubuh ini.
Gelisah
karena urusan dunia adalah bentuk jika kita tidak bersyukur atas segala nikmat
yang selama ini kita terima.
Sejak
kita dalam kandungan hingga lahir di dunia.
Mengapa
khawatir tidak dapat rezeki padahal selama ini rezeki yang kita terima tidak
terhingga jumlahnya.
Mengapa
khawatir tidak bisa menghidupi keluarga, padahal setiap makhluk adalah ciptaan.
Allah
pula yang menjamin rezeki mereka.
Inilah
yang terjadi manakala seseorang tidak jelas tujuan hidupnya.
Akhirnya
ia hanya sibuk mencari penghargaan makhluk dan kemegahan dunia fana ini.
Dunia
sudah memenuhi hatinya, padahal semestinya dunia hanya ada di tangan.
Hatinya
sibuk dengan kerumitan-kerumitan, jauh dari rasa tenang dan bahagia.
Sedangkan
bagi orang yang jelas tujuan hidupnya, yaitu kehidupan akhirat.
Maka
dunia hanya berada di tangannya.
la
semangat untuk meraih sukses hidup di dunia agar semakin banyak jalan yang bisa
ia tempuh demi kebahagiaan hidup di akhirat.
Apa
pun yang ia jalani di dunia ini semata-mata adalah untuk ibadah kepada Allah.
Kelapangan
maupun kesempitan yang sedang dihadapi bisa disikapi sebagai sama sama ladang
ibadah kepada Allah.
Syukur
saat lapang, sabar saat sempit.
Apa
pun keadaannya, hatinya senantiasa tenang, hidupnya terasa ringan karena Allah
yang memenuhi hatinya.
(Sumber
Aa Gym)
0 comments:
Post a Comment