SELAMAT HARI GURU 25 NOVEMBER
1945
Oleh
: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM
Dimuat
majalah Media Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi JawaTimur
Edisi
Februari 2003 halaman 6 dan 7)
PENDAHULUAN
Penggolongan
guru di sekolah kita didekati dengan istilah hukum dalam agama Islam.
Pendekatan
ini bukan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum itu.
Tetapi
hanya sekadar untuk memudahkan pemahaman kita.
Karena
arti dari istilah hukum itu sangat akrab bagi kita.
Abdullah
Gymnastiar (2002), mengatakan,”Tanpa diawali keberanian menilai dengan jujur diri
sendiri, maka tidak akan ada perubahan dan perbaikan.
Orang
yang tidak berani melihat kekurangan dirinya berarti sudah menipu dirinya sendiri.”
GURU WAJIB
Tipe
guru ini punya ciri :keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada.
Jika
dia tidak ada, akan membuat para siswa, guru, dan pegawai lainnya merasa sangat
kehilangan.
Dia disenangi
karena pribadinya sangat mengesankan.
Wajahnya
selalu jernih dengan senyum tulus yang dapat menyenangkan
siapa pun yang berjumpa dengannya.
Tutur
katanya santun, tidak pernah melukai hati siapa pun.
Pembicaraannya
sangat bijak, dia ramah, sabar dan bersedia memahami tiap murid, suka membantu,
adil dan tegas terhadap murid – muridnya.
Dia pandai
mengajar dan membangkitkan motivasi serta punya rasa humor yang menyegarkan,
sehingga dia sangat disenangi murid-muridnya.
Penampilannya
selalu rapi, bersih dan bersahaja, tidak sombong meskipun ilmu, kedudukan dan kekayaannya
sangat tinggi.
Dia tidak
suka membedakan dan menonjolkan diri, dia sabar, pemaaf dan tidak pernah memendam
perasaan benci dan dendam kepada siapa pun.
Etos
kerjanya sangat tinggi, sehingga lingkungannya terpengaruh semangat kerjanya.
Dia sangat
menyenangi pekerjaannya sebagai guru. Baginya bekerja adalah ibadah, dan kepuasan
batin lebih diutamakan dibanding kesejahteraan dirinya.
Tidak
ada istilah cari muka, jilat ke atas, sikut samping atau injak bawah.
Ibadahnya
sangat baik, tanpa ada pihak mana pun yang terganggu.
Setiap
berdoa, dia selalu menambahkan doak husus untuk murid-muridnya, agar kelak menjadi
manusia dewasa yang lebih berhasil dibandingkan dirinya.
Dia tidak
pernah sungkan bertanya dan minta pendapat kepada siapa pun.
Hal ini membuat dia cepat berubah dalam memperbaiki
kesalahan yang pernah dilakukannya.
Semangat
menambah ilmu sangat tinggi. Dia selalu menyediakan waktu, dana, dan tenaga untuk
memperluas wawasan.
Dia tidak
memandang muridnya sebagai bawahan, tetapi sebagai mitra potensial.
Dia tidak
mengharapkan muridnya kelak berterima kasih padanya, dia melaksanakan tugasnya sebagai
guru dengan antusias, semangat, tenang dan senang.
Keadaan
keluarganya yang serasi, harmonis, dan tampak berbahagia menjadi contoh pribadi
yang berusaha menjaga keseimbangan hakdan kewajiban dalam bekerja,
bermasyarakat, maupun berumah tangga.
GURU SUNAH
Tipe
guru ini punya ciri:
kehadiran
dan keberadaannya memang menyenangkan.
Tetapi
jika dia tidak ada, tampaaknya para siswa, guru, dan pegawai lain tidak terlalu
merasakan sebagai suatu kehilangan.
Sebenarnya
tipe guru ini hamper mirip dengan guru “Wajib”.
Dia berprestasi,
pribadi menyenangkan, dan etos kerjanya tinggi.
Hanya
saja ketika dia tidak ada, lingkungannya tidak terlalu merasa kehilangan.
Mungkin
kualitas ketulusannya belum membekas dalam hati, sebab kenangan indah dalam hatihanyabisadiukir
dengan perbuatan yang berasal dari hati juga.
Barangkali
sikap, perilaku, dan prestasi kerja yang dilakukannya hanya demi uang, pangkat,
dan pujian semata.
GURU MUBAH
Ciri tipe guru ini adalah ada dan tiadanya sama saja.
Kehadirannya
tidak membawa manfaat atau kerugian apa pun, dan kepergiannya tidak membuat kehilangan.
Dia tidak
punya semangat dan tidak punya motivasi.
Dia melaksanakan
tugasnya sebagai guru hanya asal mengajar, asal bekerja.
Sehingga
kehidupannya tidak menarik, datar- datar saja.
Dia hanya
menghabiskan jatah umur saja.
GURU MAKRUH
Ciri
Tipe guru ini adalah kehadirannya akan menimbulkan masalah, dan ketidakhadirannya
tidak menjadi masalah.
Ketika
dia berada di sekolah akan menjadi masalah, karena kehadirannya akan membuat suasana
tidak nyaman.
Kenyamanan
terwujud justru ketika diatidak ada.
Kemunculannya
akan mengganggu lingkungan sekitar.
Tercium
bau keringatnya, dan bau mulutnya tidak segar.
Jika
berbicara menyinggung perasaan, dan waktu bergurau sangat vulgar, sehingga membuat
malu pendengarnya.
Pekerjaannya
sebagai guru tidak tuntas, mengajar seenaknya dan mengganggu kinerja yang lain.
GURU HARAM
Tipe
guru ini sangat merugikan dan tidak diharapkan kehadirannya.
Akhlak
dan perilakunya sangat buruk.
Dia sering
menfitnah, mengadu domba, penuh tipudaya dan tidak jujur.
Dia tidak
melaksanakan kewajibannya sebagai guru, dan suka mengambil yang bukan haknya.
Dia hanya
melakukan sesuatu yang dianggap menguntungkan dirinya saja, tanpa peduli aturan
dan hak-hak orang lain.
Etos
kerjanya sangat buruk, dia bukan menyelesaikan masalah, tetapi pembuat masalah.
Ketika
dia tidak ada, maka lingkungannya akan bancaan slametan dalam suasana bergembira
ria.
KESIMPULAN
Tentu
saja, siapa pun boleh menambahkan ciri-ciri yang lain pada setiap tipe guru di
atas.
Semoga
hal itu dapat menjadi bahan renungan buat kita semua, agar mampu mengubah diri kita
menjadi lebih baik, dan selalu berusaha untuk menjadi “guru yang wajibada”,
semoga!
SELAMAT HARI GURU
25 NOVEMBER 1945
HARI LAHIR PGRI
DAFTAR
RUJUKAN
1.
Gymnastiar, Abdullah, 2002 : Lima
TipeKaryawan / Pejabat di Kantor Kita. Penerbit : MQS PustakaGrafika, Bandung.
2.
Harefa, Andrias, 2001: Pembelajaran di Era
Otonomi. Penerbit Buku Kompas, Jakarta
0 comments:
Post a Comment