Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BEDANYA AMERIKA DI SAIGON 1975 DAN KABUL 2021. Show all posts
Showing posts with label BEDANYA AMERIKA DI SAIGON 1975 DAN KABUL 2021. Show all posts

Wednesday, August 25, 2021

10636. BEDANYA AMERIKA DI SAIGON 1975 DAN KABUL 2021

 




BEDANYA AMERIKA DI SAIGON TAHUN 1975 DAN KABUL TAHUN 2021

Oleh:Drs.H.M.Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Apa bedanya dan persamaannya  Ameriaka Serikat saat di Saigon tahun 1975 dan Kabul tahun 2021.

 

 

Jim Laurie, wartawan perang yang meliput Saigon tahun 1975.

 

Seolah tidak percaya.

 

Dengan apa yang dilihat di Kabul, ibu kota Afganistan.

 

Dalam beberapa hari terakhir.

Ia menyebut situasi Kabul dalam sepekan terakhir.

 

Memperlihatkan betapa AS tidak siap dengan skenario kalah perang.

 

Yang membuat banyak orang Afghanistan harus tertinggal.

 

 

Ekstraksi terhadap warga asing dan penduduk lokal.

 

Yang dulu bekerja untuk pasukan Amerika.

 

Mirip dengan kegagalan militer AS di Vietnam Selatan.

 

 

"Saya menyaksikan evakuasi.

 

Dan jatuhnya Saigon tahun 1975 dari Kamboja," kata Laurie kepada Russia Today.

 

"Akhir yang panik dari perang ini punya banyak kesamaan."

 

Menurut Laurie.

 

Tidak mudah bagi AS untuk kalah dalam perang dalam 20 tahun.

 

Kini, AS mengalami kekalahan kedua.

 

Di medan tempur terpanjang dalam 50 tahun terakhir.

 

Evakuasi Saigon tahun 1975 lebih terorganisasi.

 

Karena dimulai sebelum ibu kota Vietnam jatuh.

 

Di Afghanistan.

 

Evakuasi dimulai sat lawan hanya berjarak 50 kilometer dari Kabul.

 

Dan memasuki kota Kabul tanpa perlawanan.

 

Hal ini menunjukkan birokrasi AS makin kaku.

 

Dan "lebih rumit" dibanding  tahun 1975.

 

"Di Vietnam.

 

Pasukan Vietnam Selatan melawan selama 55 hari," kenang Laurie.

 

 "Dalam beberapa kasus, Vietnam Selatan mampu memukul mundur Viet Cong dan Vietnam Utara."

 

Jadi, banyak waktu bagi AS untuk mengevakusi warga.

 

Dan orang-orang setianya ke luar Vietnam.

 

Posisi Vietnam Selatan lebih menguntungkan.

 

Karena berbatasan dengan laut.

 

Afganistan terkurung gunung.

Yang mempersulit evakuasi lewat udara.

 

Penyebab pasti runtuhnya moral pasukan Afganistan masih misteri.

 

Bagaimana mungkin pasukan terlatih menolak bertempur.

 

Dan menyerahkan senjata kepada lawan.

 

 

Laurie percaya pasukan Afganistan terjangkit penyakit sama.

 

Seperti semua pasukan yang didukung AS.

 

Yaitu pada struktur komando.

 

 Tidak ada yang salah dengan prajurit.

 

Yang keliru adalah Afganistan tidak punyai figur komandan.

 

Yang baik, kuat, dan berdedikasi tinggi.

 

"Tidak ada komandan yang punya pengikut setia di Afganistan," kata Laurie.

 

"Lainnya, mungkin ini terpenting.

 

Yaitu korupsi di semua lapis birokrasi militer."

 

Laurie menyebut laporan tentara hantu.

 

Atau sekelompok orang bersenjata.

 

Yang hanya ada di atas kertas.

 

Tentara hantu ada di Kamboja.

 

Dan kini di Afganistan.

 

 

"Saya membaca tentara hantu di Afganistan.

 

Ada sejumlah nama tentara Afghanistan.

 

Yang sebenarnya tidak pernah ada," kata Laurie.

 

 

Di Kamboja, ada daftar ribuan personel tentara.

 

Padahal, nama itu tidak pernah ada.

 

Daftar nama itu mendapat gaji.

 

Tapi kepada siapa pemerintah Kamboja membayarnya.

 

Tidak ada yang tahu.

 

Tentara Hantu di Kamboja muncul saat negeri itu diperintah Lon Nol.

 

Yaitu jenderal pro-AS yang berkuasa tahun 1975-1979.

 

Lon Nol terguling.

 

Dan lari ke Hawaii setelah Khmer Merah masuk Phnom Penh.

 

Misi di Afghanistan.

 

Seharusnya berakhir setelah Osama bin Laden.

 

Bukankah hadirnya AS hanya untuk mencari Bin Laden.

 

Sayangnya, tiap kali AS terlibat perang di negara asing.

 

Washington cenderung ingin membangun seperti model ideal AS.

 

Hal ini yang membuat AS harus mengeluarkan banyak uang.

 

Dan akhirnya kalah," Laurie mengakhiri.

 

(Sumber detiknews)