Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CAPRES CUMA AMBIL SUARA RAKYAT TERLALU. Show all posts
Showing posts with label CAPRES CUMA AMBIL SUARA RAKYAT TERLALU. Show all posts

Sunday, September 4, 2022

14767. JADI CAPRES CUMA UNTUK AMBIL SUARA RAKYAT ITU TERLALU

 

 


 

JADI CAPRES CUMA UNTUK AMBIL SUARA RAKYAT ITU TERLALU

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

Ustad Abdul Somad:

Dalam pemilu.

 

Yang menang.

Bukan yang banyak suara.

Tapi yang menghitung

 

Ustad Abdul Somad.

Memberi penjelasan.

 

Kenapa dia tidak mau.

Saat diminta Prabowo.

 

Jadi Calon Wakil Presiden.

Pada tahun 2019.

 

Ustaz Andul Somad menolak.

Dengan alasan:

 

1)        UAS ingin jadi presiden.

Bukan wakil presiden.

 

2)        Pemilu di lndonesia.

Seperti dikatakan Vladimir Lenin.

 

Bahwa yang menang pemilu.

Bukan yang banyak suaranya.

Tapi yang menghitung.

 

 “Ada konseptor komunis.

Vladimir Lenin.

 

Meskipun saya tidak suka komunis.

Tapi ucapannya ada benarnya.

 

Lenin berkata.

Bahwa dalam pemilu.

 

Yang menang bukan yang banyak suaranya.

Tapi siapa yang menghitung.

 

Yaitu pihak yang menguasai hitungan.

 

Saya yakin.

Pada waktu itu.

 

Banyak yang pilih saya.

Tapi bukan mereka.

Yang menghitung, “kelakar Abdul Somad.

 

Saat ditanya Rhoma Irama.

Dalam  Yotube.

Sabtu (27/8/2022).

 

Ustaz Abdul Somad menjelaskan.

Jika dia mau maju.

 

Bukan untuk Cawapres.

Tapi Capres.

 

 Ada 3 tahap ikut pemilu.

Yaitu:

 

1)        Ketemu pemilih.

2)        Mengawasi coblosan.

3)        Siapa yang menghitung.

 

Karena bisa dimanipulasi.

 

Menurutnya.

Ada 3 tahap untuk mempersiapkan.

 

Pertama.

Ketemu pemilih.

 

Kedua.

Pada hari coblosan harus diawasi.

 

Ketiga.

Siapa yang menghitung.

Karena bisa dimanipulasi.

 

Misalnya.

Hasilnya 18 jadi 180.

 

Mestinya 500 jadi 50.

Dan lainnya.

 

Karena bisa dimainkan.

 

Dan kita tidak punya uang.

Untuk bermain dan mengawasi.

 

Rasanya seperti tahun 2024, “candanya.

 

Ustaz Abdul Somad mengatakan.

 

Dia tidak ingin jadi calon presiden.

Hanya untuk mengambil suara.

 

Tapi setelah jadi.

Tak punya kuasa apa-apa.

 

Hal itu TERLALU..Pak Haji,“cetusnya.

 

Saat ditanya.

Politik identitas.

Pada tahun 2019.

 

Ustaz Abdul Somad mengatakan.

Perlu sadar politik agar dewasa.

 

Negara eropa.

Maju karena demokrasi .

Sebab terbangun sejak 500 tahun lalu.

 

Indonesia baru umur 77 tahun.

Hal itu masih muda.

 

 “Demokrasi kita masih proses pendewasaan.

 

Pemimpin harus punya konsep berkeadilan.

 

Ada 2 model pemimpin, yaitu:

 

1)        Pemimpin tak takut pada Tuhan.

Tapi cinta pada rakyatnya.

 

 

2)        Pemimpin tak takut Tuhan .

Dan tak cinta pada rakyat.

 

 

Contohnya.

 

1)        Fidel Castro.

Tak takut pada Tuhan.

Tapi cinta pada rakyatnya.

 

2)        Cie Guevara.

Komunis tak takut pada Tuhan.

Tapi sayang pada rakyatnya.

 

 

Jangan sampai memilih pemimpin.

1)        Tak takut pada Tuhan

2)        Tak cinta pada rakyat.

 

“Tapi ada pemimpin yang:

 

Tak takut pada Tuhan.

Dan tak cinta pada rakyat.

 

Maka lengkap menderitanya,” ungkap UAS.