ASAL MULA TRADISI LEBARAN PELESIR KE KEBUN BINATANG
Oleh Drs. HM. Yusron Hadi, MM
Awal Mula Pelesiran Lebaran ke Kebun
Binatang
Keluarga
Indonesia, dengan berbagai sarana transportasi dengan bahagia plesiran ke kebun binatang.
Terutama
mulai hari ke-2
Lebaran.
Mereka
membentangkan tikar, menikmati makanan yang
dibawa dari rumah.
Berbincang
di bawah naungan pepohonan
besar nan rindang.
Dengan angin semilir sejuk, dengan ditingkahi
beragam suara hewan.
Kebun
binatang adalah pemandangan alam liar yang direproduksi dalam versi mini.
Sulit membawa anggota
keluarga mendaki gunung untuk merasakan pengalaman di alam liar sebenarnya.
Kebun
binatang adalah solusi tepat bagi kalangan tua, muda, dan kanak-kanak.
Para
orang tua senang dengan biaya
tiket murah bisa bersilaturahim satu sama lainnya.
Anak-anak
senang
bisa bermain di hutan mini.
Dan mempelajari
tingkah laku berbagai jenis hewan.
Yang
selama ini hanya bisa mereka lihat di HP, buku,
atau televisi.
Plesiran
ke kebun binatang adalah salah satu tradisi Lebaran yang lazim di Indonesia.
Awal
mula tradisi ini, bisa dilacak hingga ke era 1950-an.
Indonesia
telah merdeka dan mulai fokus membangun negara baru.
Perang
baru saja usai.
Kehidupan
ekonomi belum cukup bagus, tapi orang butuh keseimbangan hidup.
Salah
satunya dengan mencari hiburan di tempat umum.
Koran
Melayu-Tionghoa yang terbit di Surabaya, Pewarta Soerabaia, edisi
Rabu, 25 Mei 1955.
Membuat
berita bertajuk “Suasana Lebaran di Kota Surabaja”.
Jurnalis
melaporkan bahwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) “dikundjungi puluhan ribu rakjat
dari segala lapisan”.
Ini
adalah suatu hal yang mengejutkan, mengingat beberapa hari menjelang Lebaran,
Kota Surabaya sangat sepi.
Dilaporkan
bahwa sangat banyak penjual makanan dan minuman di KBS.
Jumlah
mereka menurut laporan Pewarta Soerabaia “tidak terhitung
banjaknja”.
Mereka
memenuhi berbagai sudut sekitar KBS.
Mulai
depan hingga sekeliling pagar kawat yang melingkungi KBS.
Di
Semarang, salah satu tempat yang dikunjungi warga pada Lebaran ialah Kebun
Binatang Tegalwareng.
Surat
kabar Tanah Air, edisi 14 Mei 1956.
Dalam
berita berjudul “Idul Fitri di Semarang”.
Kunjungan
warga pada hari libur Lebaran berkah bagi pengelola kebun binatang.
Pemasukannya
berkali lipat dibanding hari biasa atau bahkan hari libur biasa.
Contohnya
KBS pada libur Lebaran tahun 1957.
Pada
tahun 1957, Idul Fitri jatuh hari Rabu, 1 Mei.
Dalam
berita bertajuk "Lebaran Dirajakan dengan Djiwa Prihatin.
Kebun
Binatang Tarik Uang Rp. 145.943 Selama Dua Hari” di koran Pewarta
Soerabaia edisi Jumat, 3 Mei 1957.
Disebutkan
terjadi “bandjir uang di kebun binatang”.
Jumlah
total pengunjung selama 2 hari diperkirakan 140.000 orang.
Pada
hari pertama diperoleh uang Rp72.943.
Dan
pada hari kedua Rp73.000.
Ini
angka sangat besar untuk KBS.
Sebagai
gambaran, harga langganan 1 bulan surat kabar harian Pewarta
Soerabaia sebesar Rp11.
(Sumber
historia.com)



