Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label UUD 1945 MENJAMIN BEBEAS BERPENDAPAT. Show all posts
Showing posts with label UUD 1945 MENJAMIN BEBEAS BERPENDAPAT. Show all posts

Wednesday, February 16, 2022

12504. UUD 1945 MENJAMIN BEBAS BERPENDAPAT

 





UUD 1945 MENJAMIN BEBAS BERPENDAPAT

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 UUD 1945

Pasal 28E

 

(1)       Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.** )

 

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)

 

 

 (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.**)

 

Bebas adalah  tidak terikat.

Atau terbatas oleh aturan dan sebagainya.

 

Kebebasan adalah keadaan bebas atau kemerdekaan.

 

Kebebasan berbicara adalah merdeka untuk berbicara.



Jika semua orang punya pendapat sama.

 

Tapi cuma 1 orang yang pendapatnya berbeda.

 

Maka banyak orang tak boleh membungkam 1 suara itu.

 

Karena jika 1 orang itu punya kekuatan.

 

Misalnya, 1 orang itu menjadi presiden.

 

Maka 1 orang itu akan membungkam semua orang.

 

Padahal sikap bungkam membungkam itu.

 

Berlawanan dengan prinsip kebebasan berbicara.

 

Dengan membiarkan semua orang bebas berbicara.

 

Maka akan muncul banyak pilihan kebenaran.

 

Biarkan muncul banyak alternatif kebenaran.

 

Ada 3 sikap orang anti kebebasan berbicara.

 

1.      Membela yang salah dan  menyingkirkan yang benar.

2.      Membela yang benar dan  menyingkirkan yang salah.

3.      Mencampur aduk yang benar dan yang salah.

 

 

A. Membela yang salah dan  menyingkirkan yang benar.

 

Orang anti kebebasan berbicara merasa dirinya paling benar.

 

Mengganggap dirinya tak mungkin salah.

 

Padahal semua manusia pasti  pernah salah.

 

Dia anti kritik dan menutup diri.

Dia dogmatis dan anti diskusi.

 

Padahal diskusi itu penting untuk menemukan kesalahan.

 

Kebebasan diskusi perlu  untuk mengembangkan kebijaksanaan orang.

 

Dan meningkatkan mutu manusia.

 

 

B.                Membela yang benar dan  menyingkirkan yang salah.

 

Sekilas tampak benar adanya.

 

Yaitu orang anti kebebasan berbicara membela pendapat benar dan menyingkirkan pendapat  yang salah.

 

Tapi kritik dan pendapat yang salah atau berbeda tetap diperlukan.

 

Agar kebenaran yang diyakini tetap hidup.

 

Karena betapa pun benarnya suatu pendapat atau pandangan.

 

Jika takut dan tak sering didiskusikan.

 

Maka akan menjadi kebenaran dogma.



Yaitu menjadi kebenaran yang mati.

 

Bukan kebenaran yang hidup.

 

 

Padahal suatu kebenaran itu harus hidup

 

Artinya suatu pandangan harus berani selalu diadu dan berdialog dengan realitas berbeda.

 

Pendapat yang salah akan membantu menambah alasan kuat.

 

Untuk menunjukkan kebenaran sejati.

 

Saat suatu pandangan bisa menunjukkan yang salah itu salah.

 

Maka yang benar itu semakin kuat.

 

Sehingga, jangan anti kritik

 

Biarkan orang lain punya pendapat berbeda.

 

Tapi jawablah dengan baik dan logis.

 

Karena orang yang cuma tahu pendapatnya sendiri.

 

Sebenarnya, dia hanya tahu sedikit tentang hal itu.

 

Karena kita ini manusia biasa yang serba terbatas.

 

Manusia tak mungin bisa tahu segalanya.

 

Maka buka telinga lebar-lebar.

Untuk mendengar pendapat lain

 

Dan buka mata lebar-lebar.

Untuk melihat pandangan lain.

 

Konflik diperlukan untuk menemukan kebenaran.

 

Konflik yang benar dan salah akan membantu menjernihkan masalah.

 

Sehingga kebenaran akan lebih tampak dan hidup.

 

Tak sekedar taklid atau membuta saja.

 

Jika ada pihak menuduh kelompok lain radikal, aliran keras, wahabi, dan semacamnya.

 

 

Maka pihak yang menuduh itu juga sama kondisinya.

 

Artinya pihak yang menuduh dan yang dituduh gayanya sama.

 

Yaitu sama-sama anti kritik dan anti berbeda pendapat.

 

Sama-sama tak membuka diri untuk menerima pendapat berbeda.

 

Dan tidak membiarkan suara berbeda itu muncul.

 

Masing-masing pihak itu dogmatis yang mati.

 

Dan tidak membiarkan kebenaran yang diyakini itu hidup.

 

Sehingga masing-masing pihak hidup dalam dogma yang diyakini.

 

Bukan dalam dogma yang dipahami.

 

Ada perbedaan antara diyakini dan dipahami

 

Pendapat boleh diyakini

 

Tapi keyakinan yang tidak dialog dengan keyakinan dan perspektif berbeda.

 

Maka menjadi dogma yang mati.

 

C.                Mencampur aduk yang benar dan yang salah.

 

Yaitu menilai ada kesalahan dalam kebenaran

 

Dan ada kebenaran dalam kesalahan.

 

Sikap ini lebih tak jelas dibanding 2 sikap sebelumnya.

 

Lebih baik punya keyakinan.

 

Tapi bersifat terbuka.

 

Yaitu berani diskusi dan dialog terbuka dengan pendapat lain.

 

Manfaat kebebasan berpendapat

 

1.      Pikiran banyak orang pasti lebih baik daripada pikiran 1 orang.

2.      Meningkatkan  kemungkinan mendapat kebenaran.

3.      Meningkatkan  kemungkinan manusia bebas.

4.      Punya banyak pilihan, sehingga bisa memilih yang cocok.

5.      Menambah bukti benarnya suatu padangan.

6.      Suatu kebenaran makin valid, jika bisa menjawab dengan logis serangan dari mana pun.

7.      Mengembangkan kebijaksanaan orang.

8.      Meningkatkan mutu sumber daya manusia.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)