INDONESIA DAN
KORSEL MERDEKA BERDEKATAN TAPI BEDA NASIB
Beda Tanggal, Beda Nasib: Antara Korea dan Indonesia
![]()
Indonesia dan Korea Selatan
merdeka pada hari yang berdekatan.
Indonesia merdeka tanggal 17
Agustus 1945.
Korea Selatan merdeka pada
tanggal 15 Agustus 1945.
Hanya beda 2 hari.
Korea Selatan yang dahulu lebih
miskin dari Indonesia.
Sekarang lbh maju dan menempati
papan atas Negara Maju.
"Hmmm .... hanya berbeda 2
hari tapi bisa berbeda segalanya … !"
Orang Korea tidak merayakan 15
Agustus-an seperti kita di Indonesia.
*Mereka hanya mengibarkan
bendera, sudah.!!!!
Tidak ada umbul-umbul, spanduk,
lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.
"Apakah tanpa semua itu
mereka disebut tidak cinta negaranya?"
Jawabannya, pasti tidak!
Karena Orang Korea, tidak ada
yang tidak cinta negaranya.
Jika di Indonesia di tiap kantor
dipasang foto Presiden dan Wakil Presiden.
Orang Korea hanya memasang
bendera negaranya.
Bagi orang Korsel mereka,
"Siapapun presidennya,
negaraku tetap Korea".
Setelah Korea merdeka dari Jepang.
Mereka masih harus melewati fase
perang saudara.
Hingga akhirnya pecah menjadi
Korea Utara dan Korea Selatan.
Saat itu, orang Korea teramat miskin.
Hingga makan nasi (yang merupakan
kebutuhan pokok) saja susah.
Sehingga setiap bertemu.
Satu sama lain mereka akan
bertanya,
“밥을 먹었어요?”
(“Sudah makan nasi?”).
Jika belum maka akan diajak
makan.
Begitu pula dengan kerja keras.
Sudah tidak diragukan lagi hasil
nyata dari kerja keras Korea Selatan saat ini.
Pesan dari Presiden Korea saat
itu:
:_*"Let’s work harder and harder.
Let’s work much harder not to
make our sons and daughters sold to foreign countries.”*
(Mari kita bekerja lebih keras
dan lebih keras.
Mari kita bekerja lebih keras
untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri)
Dan kemudian ditutup oleh quote
ini :
Now, we promise that we will hand
over a good country to our sons and daughters, we will give you the country
worthy to be proud as well.”*
("Sekarang, kita berjanji
bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita.
Kita akan memberikan negara yg
layak untuk dibanggakan."
Terakhir, di sela Muktamar Muhammadiyah
di Makassar beberapa tahun silam terselip seorang peninjau asal Korea Selatan.
Dia adalah Prof Hyun Jun Kim.
Orang ini menjadi ahli tentang Indonesia di negaranya.
Pada kesempatan itu sebuah
pertanyaan pendek dan sederhana.
Kami tanyakan padanya: Apa kesan
anda tentang manusia Indonesia?
Tanpa berpikir terlalu panjang
dan sembari mengulumkan senyum.
Hyun Jun Kim mengatakan:
Orang Indonesia tak lagi tulus
bersikap.
Tak peduli elit atau rakyatnya.
Baik yang tinggal di kota atau di
desa.
Ketika melakukan suatu tindakan
mereka selalu punya pamrih.
"Di depan semula memang
ramah dan seolah ikhlas.
Dan berkata: ya ya saja.
Tapi sebetulnya dia punya tujuan
atau tak ikhlas,'' katanya.
Seraya mengatakan baru saja
menemukan kata 'pamrih'.
Dalam bahasa Inggris.
Yakni intention.
Alhasil silakan pikir sendiri apa
yang sedang terjadi di Indonesia tercinta ini.
Dan sebenarnya kalau kita mau,
apa yang Korea Selatan dapatkan hari ini bisa juga kita raih.
Akhirnya, Bisakah kita?
(Sumber republika)




