Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label INDONESIA HARUS JADI CONTOH PEMILU BERMUTU DEMOKRASI BERMARTABAT. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA HARUS JADI CONTOH PEMILU BERMUTU DEMOKRASI BERMARTABAT. Show all posts

Sunday, September 18, 2022

14957. INDONESIA HARUS JADI CONTOH PEMILU BERMUTU DEMOKRASI BERMARTABAT

 


 

 

INDONESIA HARUS JADI CONTOH PEMILU BERMUTU DEMOKRASI BERMARTABAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Rektor 32 Perguruan Tinggi.

Di Yogya.

 

 Serukan Pemilu Berkualitas.

Dan Demokrasi Bermartabat

 

Sebanyak 32 rektor.

Atau pimpinan perguruan tinggi negeri.

Dan swasta.

 

Di Yogya.

Menyampaikan seruan moral.

Tentang pemilihan umum (pemilu) dan demokrasi.

 

Sabtu (17/9).

 di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Seruan moral yang diberi judul:

 

 Pemilu Berkualitas.

Dan Demokrasi Bermartabat.

 

Dibacakan oleh Rektor UGM.

Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.,Ed., Sp.OG(K)., Ph.D..

 

Didampingi semua rektor yang hadir.

 

“Demokrasi bermartabat.

Salah satunya.

 

Ditandai dengan pelaksanaan pemilu.

Yang berkualitas.

 

Pemilu sebagai mandat reformasi.

Jadi pintu masuk pergantian.

Dan keberlanjutan kepemimpinan.

 

Dengan legitimasi moral dan sosial.

Yang tinggi.

Untuk maslahat bangsa,” ucap Ova.

 

Ia mengungkapkan.

Bangsa Indonesia harus bersyukur.

 

Atas banyak perkembangan baik.

Yang diraih.

Dalam usia ke-77.

 

Meskipun tidak menutup mata.

Bahwa masih banyak pekerjaan rumah.

Yang menunggu solusi.

 

Semua hal ini.

Yaitu hasil kerja kolektif.

 

Dan kumulatif.

Para pendiri bangsa, pemimpin.

Dan rakyatnya.

 

Pengawalan demokrasi bermartabat.

Salah satu ekspresi.

Rasa syukur itu.

 

Untuk mewujudkan cita-cita.

Sebagai bangsa berdaulat.

 

Pemilu di mata para pimpinan perguruan tinggi.

Yaitu:

 

1)        Aktualisasi nilai perjuangan kebangsaan.

2)        Pembangunan konsensus demokrasi mulia.

 

“Jika Pemilu berlangsung baik dan berkualitas.

 

Maka Indonesia jadi contoh negara besar.

Yang mampu berdemokrasi secara dewasa,” terang Ova.

 

Seruan moral ini.

Berisi 10 poin .

Yang jadi perhatian para rektor.

 

Dalam beberapa pekan terakhir.

Jadi fokus diskusi.

 

Dan kajian terbatas.

Di sejumlah kampus.

 

Isi seruan tersebut antara lain:

 

Mengajak seluruh komponen bangsa.

Untuk menjadikan Pemilu.

 

Sebagai media pendidikan politik.

Untuk membangun moralitas bangsa.

 

Para rektor.

Juga menyerukan kepada seluruh komponen bangsa.

 

Untuk menjamin Pemilu.

Berjalan secara partisipatif.

Bagi seluruh bangsa Indonesia.

 

Tidak dimonopoli segelintir elite kelompok.

Dan oligarki.

Yang mengabaikan kepentingan publik.

 

Pada bagian lain.

Para pimpinan perguruan tinggi.

 

Mengajak seluruh komponen bangsa.

Untuk menghindari.

 

Jebakan penyalahgunaan identitas.

Dengan politisasi agama, etnis, dan ras.

 

Yang berpotensi menimbulkan konflik.

Dan kekerasan tidak berakhir.

 

Serta merusak kerukunan.

Dan persatuan bangsa.

 

“Kami para rektor.

Mendesak:

 

1)        Para elite politik.

2)        Penguasa ekonomi.

 

3)        Partai politik.

4)        Penyelenggara Pemilu.

 

Untuk memberikan:

1)                Teladan.

2)                Berintegritas.

3)                Bermartabat.

 

Dalam berdemokrasi sesuai konstitusi,” ujar Ova.

 

Wakil Rektor UGM.

 Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni.

 

Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., mengungkapkan.

 

Komitmen ini berangkat dari risau.

 

Warga  terbelah.

Akibat ketegangan politik.

Pada pengalaman sebelumnya.

 

Hal ini.

Perlu dicegah sejak dini.

 

“Perguruan tinggi.

Punya tanggung jawab moral.

 

Untuk mendorong kualitas pemilu.

Ke arah yang lebih baik,” ucapnya.



(Sumber UGM)