Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label NABI KHIDIR MENGAJAR NABI MUSA. Show all posts
Showing posts with label NABI KHIDIR MENGAJAR NABI MUSA. Show all posts

Friday, April 16, 2021

9276. NABI KHIDIR MENGAJAR NABI MUSA

 


NABI KHIDIR MENGAJAR NABI MUSA

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Pelajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa.

 

 

1.      Merusak perahu milik orang yang menolongnya.

 

 

2.      Membunuh anak kecil yang tidak dikenalnya.

 

 

3.      Membangun tembok yang hampir roboh.

 

 

 

Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa diceritakan dalam Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 60-82.

 

 

 

Nabi Musa adalah orang yang banyak ilmunya dan diberi kitab Taurat oleh Allah.

 

 


Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir yang juga banyak diberi ilmu oleh Allah.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 65.

 

 


فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا


 

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.

 


Nabi Musa ingin menjadi muridnya Nabi Khidir.

 

 

Nabi Khidir menjawab bahwa  Nabi Musa tidak akan sabar bersamanya.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 66-68.

 

 

 

قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا


قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا


وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا

 

قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا

 

قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا

 

 

Musa berkata kepada Khidir: "Bolehkah aku mengikutimu agar kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

 

Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup sabar bersama aku.

 

Dan bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu, yang kamu belum punya pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"

 

 

 Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun".

 

 

Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

 

 

 

 

 

Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dimulai.

 

 

Keduanya menaiki sebuah perahu.

 

 

Tapi dalam perjalanan Nabi Khidir melubangi perahu itu.




 


Nabi Musa bertanya alasan melubangi perahu.

 

 

Karena bisa membuat penumpangnya tenggelam.

 

 

Nabi Khidir mengingatkan bahwa Nabi Musa tidak akan tahan bersamanya.


 


Nabi Khidir selanjutnya bertemu anak muda dan membunuhnya.

 

 

Nabi Musa bertanya-tanya penuh misteri alasan perbuatan mungkar itu.

 



Nabi Khidir mengingatkan lagi bahwa Nabi Musa tidak akan mampu bersabar bersamanya.

 

 

 

Mereka berjalan bersama hingga di sebuah kota.




 




 

 

Para penduduknya menolak dan tidak mau menjamu mereka.

 

 

Nabi Khidir melihat dinding rumah hampir roboh dan membangunnya.

 



Nabi Musa mengatakan bahwa Nabi Khidir bisa minta imbalan sebagai gantinya.

 

 

 

Nabi Khidir memutuskan berpisah dengan Nabi Musa.



Nabi Khidir menjelaskan  pelajaran yang terjadi selama perjalanannya.

 

 

 

Nabi Khidir mengatakan bahwa perahu yang dilubanginya milik orang miskin.



Di depannya ada pasukan tentara raja yang merampas setiap perahu yang baik.

 

 

Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan perahu itu.

 

 

 


Anak muda tak berdosa itu akan masuk surga karena dibunuh.

 

 

Setelah dewasa anak muda itu akan membawa orang tuanya dalam kekafiran.






Nabi Khidir berdoa agar Allah memberi anak yang lebih baik kepada keluarga itu.

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 81-82.

 

 


فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا


وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا

 

Dan kami menghendaki, agar Tuhan mengganti bagi mereka dengan anak lebih baik kesuciannya daripada anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).

 

Adapun dinding rumah adalah milik 2 orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.

Demikian tujuan perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya".

 

 

 

(Sumber internet)