KHOTBAH JUMAT
MENYAMBUT TAHUN BARU 1 MUHARAM 1443 HIJRIAH
Khotbah-1:
“Menyambut Tahun Baru
Islam 1 Muhram 1443 Hijriah”
الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِين
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ
نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
وَ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
Para jamaah yang
berbahagia,
Marilah kita selalu
meningkatkan takwa kepada Allah SWT.
Dengan menjalankan
semua perintah-Nya.
Dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Para jamaah yang
berbahagia,
Selasa Pon, 10 Agustus
2021 bertepatan dengan Awal Tahun Baru
Islam.
Yaitu 1 Muharam 1443 Hijriah.
Dan bertepatan dengan
1 Suro Tahun 1955 pada kalender Jawa.
Para jamaah yth.
Pada sistem Kalender
Masehi, sebuah hari (tanggal) diawali pada pukul 24.00 waktu setempat.
Kalender Hijriah,
sebuah hari (tanggal) dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat itu.
Kalender Hijriah
berdasar peredaran bulan.
Kalender Masehi
berdasar peredaran Matahari.
Di Jawa, bulan Muharam
disebut bulan Suro.
Sebagian orang Jawa
meyakini bulan Suro punya makna khusus.
Mereka menyambutnya
dengan berbagai kegiatan:
Ada yang menanggap
wayang semalam suntuk, melekan (tak tidur), tirakatan, memandikan pusaka
semacam keris dan tombak, dan sebagainya.
Sebagian orang Jawa
menganggap bulan Suro dan bulan Selo adalah "bulan gawat".
Mereka menghindari
hajatan pada bulan Suro dan bulan Selo.
Karena takut mendapat
kesialan.
Para jamaah yth.
Dalam hadis sahih
Muslim, dinyatakan bahwa:
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW bersabda,
”Allah SWT berfirman:
Aku disakiti oleh anak
Adam.
Karena
dia mencela waktu.
Padahal Aku adalah
pengatur waktu.
Aku yang
membolak-balikkan malam dan siang.”
(HR. Muslim).
Para jamaah yth.
Berdasar hadis di atas.
Jelaslah bahwa mencela
waktu adalah sesuatu yang telarang.
Mengapa mencela waktu
adalah terlarang?
Karena Allah SWT
sendiri berfirman bahwa Dia yang mengatur siang dan malam.
Jika orang mencela
waktu dengan menyatakan bahwa bulan tertentu adalah bulan sial.
Atau pada bulan
tertentu selalu membuat celaka.
Artinya orang itu sama
dengan mencela yang Sang Mengatur waktu.
Yaitu Allah SWT.
Para jamaah yang
berbahagia,
Pada tahun ke-9 setelah Hijriah, turun surah At-Taubah (9:36)
إِنَّ
عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ
يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ
ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟
ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ
ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan
Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu
dalam bulan yang 4 itu, dan perangi kaum musyrik itu semuanya seperti mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahui bahwa
Allah beserta orang-orang bertakwa.
Para jamaah yang
berbahagia,
Nama 12 bulan Hijriah
dan bulan Jawa:
1. Muharram (Suro)
2. Safar (Sapar)
3. Robiul Awal ( Mulud)
4. Robiul Akhir ( Bakdo Mulud)
5. Jumadil Awal (Jumadil Awal)
6. Jumadil Akhir( Jumadil Akhir)
7. Rajab (Rejeb)
8. Syakban (Ruwah)
9. Ramadan (Poso)
10. Syawal (Sawal)
11. Dzulqoidah (Selo)
12. Dzulhijah (Besar)
Para
jamaah yang berbahagia,
Nabi berdakwah 13
tahun di Mekah (umur 40-53 tahun).
Dan 10 tahun di
Medinah (usia 53 – 63 tahun).
Ketika
Nabi berumur 50 tahun, disebut tahun berduka.
Karena istri
beliau, Khadijah RA, dan paman beliau, Abu Thalib RA, meninggal dunia.
Ketika Nabi berumur 52
tahun terjadi peristiwa Isra Mikraj.
Hijrah dari Mekah ke
Madinah dilakukan ketika Nabi berumur 53 tahun.
Nabi berusia 55 tahun
sewaktu memimpin Perang Badar.
Perang Uhud terjadi
ketika Nabi berumur 56 tahun.
Mekah dikuasai Nabi
secara damai pada umur 61 tahun.
Nabi wafat pada usia
63 tahun.
Setelah Rasulullah SAW
wafat.
Khalifah
dijabat Abu Bakar RA selama 2
tahun (633-635 M).
Setelah Abu Bakar RA
wafat.
Khalifah dipegang Umar
bin Khattab RA selama 10 tahun (635-645 M).
Pada waktu Umar Bin
Khattab RA menjadi kepala negara di Madinah.
Banyak negara yang
tunduk di bawah kepemimpinannya.
Antara lain: Mesir,
Irak atau Mesopotamia, Yaman, Bahrain, Persia atau Iran, Palestina,
Siria, dan Turki.
Para
jamaah yang berbahagia
Khalifah Umar Bin
Khattab RA mengangkat beberapa Gubernur untuk memimpin wilayahnya.
Antara lain:
1) Muawiyah
Gubernur di Syiria dan Yordania.
2) Amru
bin Ash Gubernur Mesir.
3) Musa
Al-Asy’ari Gubernur Kuffah.
4) Mu’adz
bin Jabal Gubernur Yaman.
5) Abu
Hurairah RA Gubernur Bahrain.
Sebagai Ibu Kota
Negara atau pusat pemerintahan adalah Madinah.
Dengan seorang Kepala
Negara yang disebut Amirul Mukminin Umar Bin Khathab RA.
Ketika Amirul Mukminin
Umar Bin Kahttab RA berkirim surat kepada para gubernurnya.
Para gubernur merasakan ada
kejanggalan.
Karena surat itu tidak
mencantumkan tanggal.
Menyadari hal itu.
Khalifah Umar Bin
Khattab RA mengumpulkan para tokoh dan sahabat di Madinah membicarakan Kalender
Islam.
Dalam rapat itu muncul
bermacam-macam pendapat.
Untuk menentukan
dimulainya kalender Islam.
Antara lain:
1)
Kalender Islam dimulai
dari tahun lahirnya Nabi SAW.
2)
Sejak Nabi SAW
diangkat menjadi rosul.
3)
Ketika Nabi Isra’
Mikraj.
4)
Wafatnya Nabi SAW.
Kemudian Ali Bin Abi
Thalib RA berpendapat.
Sebaiknya Kalender
Islam dimulai dari tahun Hijriahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke
Madinah.
Pada tahun 638 Masehi bertepatan dengan tahun 17 Hijriah.
Khalifah Umar bin Khattab RA menetapkan awal patokan
penanggalan Islam.
Yaitu tahun terjadinya
peristiwa hijrahnya Nabi
Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan
tanggal 16 Juli 622 Masehi.
Para jamaah yang
berbahagia,
KH Mustofa Bisri
menjelaskan nama "bulan Suro".
Seperti nama bulan
Jawa yang lain.
Sangat mungkin bermula
dari istilah bahasa Arab.
Dari kata “Asyura”
atau “Asyrah" yang bermakna “sepuluh”.
Umat Islam menyambut
bulan Muharam (Suro) sebagai awal tahun baru Hijriah.
Pada hari Aysuro-nya
(tanggal 10 Muharam) disunahkan berpuasa.
Karena ada riwayat Rasulullah
SAW berpuasa pada hari itu.
Jika ada kepercayaan
bahwa bulan Suro "bulan gawat" atau "bulan sial".
Mungkin terkait dengan
tragedi terbunuhnya Sayidina Husein Bin Ali RA.
Yang terjadi pada hari
Asyuro di bulan Muharram.
Kalau benar, bahwa ada
sebagian orang Jawa menganggap bulan Selo dan bulan Suro adalah bulan gawat dan
bulan sial.
Sehingga tidak berani
menyelenggarakan hajatan pada bulan-bulan itu.
Tentu saja, yang repot
adalah orang Jawa sendiri.
Karena bulan Selo dan
bulan Suro adalah milik orang Jawa sendiri.
Para jamaah yang
berbahagia,
Pada peringatan Tahun
Baru Hijriah ini.
Semua umat Islam
disarankan membiasakan memakai kalender Hijriah dalam kegiatan sehari-hari.
Misalnya, dalam setiap
pengumuman keagamaan.
Misalnya di masjid,
musholla, dan tempat lainnya.
Agar disampaikan juga
kalender Hijriahnya.
Misalnya, hari ini
Jumat, 13 Agustus 2021 2012.
Bertepatan dengan
tanggal 4 Muharam 1443 Hijriah.
Dengan demikian, umat
Islam makin akrab dengan kalender
Hijriah.
Para jamaah yang
berbahagia,
Pada setiap
pergantian tahun.
Jumlah umur kita
bertambah banyak.
Tetapi, hal
itu menunjukkan pula bahwa jatah umur kita makin
berkurang.
Setiap pergantian
tahun, bulan, bahkan pergantian hari pun.
Sebaiknya kita pakai
untuk muhasabah, evaluasi diri, menilai diri sendiri.
Apakah selama ini kita
sudah memakai waktu dengan baik.
Atau sebaliknya.
Kita menyia-nyiakan
umur.
Kalau belum baik
marilah kita perbaiki.
Jika sudah bagus, maka
terus kita tingkatkan agar kehidupan kita berakhir dengan baik.
Agar memperoleh husnul
khatimah.
Allah SWT berfirman:
وَٱلْعَصْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى
خُسْرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebaikan, dan saling
menasihati agar menaati kebenaran dan saling menasihati agar menetapi
kesabaran.
QS Al-Asr (103:1-3)
Para jamaah yang
berbahagia,
Dalam surat di atas
dijelaskan bahwa seiring berjalannya waktu.
Ternyata semua manusia
berada dalam kerugian.
Mungkin karena pada
dasarnya semua manusia sulit bersyukur atas nikmat yang diperoleh dalam
hidupnya.
Sehingga selalu
merugi.
Orang-orang yang tidak
merugi adalah orang-orang beriman, beramal saleh, saling bernasihat dalam
kebenaran dan saling bernasihat dalam kesabaran.
Ada pepatah yang
menyatakan bahwa “semua pesta pasti akan berakhir”.
Artinya, apa pun
jabatan dan pangkat kita.
Berapa pun kekayaan yang
kita miliki.
Semua pasti akan
berakhir.
Pangkat tinggi atau
tidak punya pangkat.
Jabatan menjulang atau
tidak memiliki jabatan apa pun.
Kekayaan melimpah atau
kemiskinan penuh derita.
Semua itu pasti akan
berakhir.
Dan masing-masing
manusia akan bertanggung jawab.
Terhadap segala
sesuatu yang dikerjakan selama hidupnya.
Tanggung jawab
masing-masing pribadi terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Para jamaah yang
berbahagia,
Sudah banyak orang-orang
terkenal mendahului kita.
Misalnya,
1) Bung
Karno yang menjadi Presiden selama 21 tahun.
Sejak 1945 sampai
1966.
2) Pak
Harto menjadi presiden selama 32 tahun.
Sejak 1966 sampai
1998.
Banyak orang-orang di
bumi ini yang terkenal.
Dan punya kekayaan sangat
luar biasa.
Tetapi akhirnya semua
akan meninggalkan dunia fana ini.
Apalagi manusia biasa
seperti kita ini.
Cepat atau lambat
pasti akan meninggalkan dunia ini.
Dan mempertanggungjawabkan
semua yang telah kita kerjakan selama hidup kita.
Para jamaah yang
berbahagia,
Marilah kita berusaha
sekuat tenaga.
Untuk mengisi sisa
waktu hidup kita dengan segala amal kebaikan.
Dengan menjalankan
semua perintah Allah SWT.
Dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Agar kita berhasil
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Amin Ya Robbal Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ
مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
-Duduk-




