Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BUMI CUMA 1 TAK DISEBUT JAMAK DALAM AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label BUMI CUMA 1 TAK DISEBUT JAMAK DALAM AL-QURAN. Show all posts

Sunday, October 3, 2021

11361. BUMI CUMA 1 TAK DISEBUT JAMAK DALAM AL-QURAN

 

 



BUMI CUMA 1 TAK DISEBUT JAMAK DALAM AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Al-Quran surah At-Talaq (surah ke-65) ayat 12.

 

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

 

Allah yang menciptakan 7 langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

 

 

Ayat di atas bisa dipahami.

Bahwa Allah menciptakan 7 lapis langit.

Dan 7 lapis bumi.

 

Kata “samak” (tunggal) artinya “1 langit”.

Dan “samawat” (jamak) artinya “banyak langit.”

 

Tapi anehnya, 7 lapis bumi.

Tetap memakai kata “ardhi” (tunggal).

Artinya “1 bumi.”

 

Hal itu menimbulkan kerancuan.

 

Apakah buminya 7 lapis.

Atau hanya 1 bumi.

 

Tapi bisa dilihat dengan 7 model?

 

Al-Quran tak pernah menyebut “bumi” dalam bentuk “jamak”.

Tapi selalu dalam bentuk “tunggal”.

 

Artinya “bumi” ini hanya 1 saja.

 

Tapi bumi akan terlihat berbeda.

Jika dilihat dari langit ke-1, ke-2, dan seterusnya.

 

 

PENGERTIAN DIMENSI

 

Ukuran 1 dimensi

Sebuah “titik” tak punya panjang, tak punya lebar, dan tak punya tebal.

 

Sebuah “titik” tak punya dimensi.

Atau tak punya ukuran.

 

Sebuah garis adalah himpunan titik-titik.

 

Sebuah “garis” punya panjang.

Tapi tak punya lebar dan tak punya tebal.

 

Sebuah garis punya 1 dimensi.

Atau punya 1 ukuran.

Yaitu ukuran panjangnya.

 

Garis ukurannya meter pangkat 1.

Misalnya 5 meter.

Pangkat 1 menunjukkan dimensi

 

Ukuran 2 dimensi

Sebuah bidang datar adalah himpunan garis-garis.

 

Sebuah “bidang datar” punya panjang dan punya lebar.

Tapi tak punya tebal.

 

Sebuah garis punya 2 dimensi.

Atau punya 2 ukuran.

Yaitu ukuran panjang dan lebar.

 

Luas bidang datar ukurannya meter pangkat 2.

Atau meter persgi.

Misalnya luasnya 5 meter persegi (pangkat 2).

Pangkat 2 (persegi) menunjukkan dimensi

 

 

 

Ukuran 3 dimensi

Sebuah ruang adalah himpunan bidang datar.

 

Sebuah “ruang” punya panjang, punya lebar, dan punya tebal.

 

Sebuah ruang (volume) punya 3 dimensi.

Atau 3 ukuran.

Yaitu ukuran panjang, lebar, dan tebal (tinggi).

 

Misalnya volumenya 5 meter kubik (pangkat 3).

Pangkat 3 (kubik) menunjukkan dimensi

 

Dimensi 1, 2, 3, dan seterusnya.

Saling berdekatan.

Tempatnya tak jauh.

Tapi hanya berbeda dimensi.

 

Hubungan manusia dan bayangannya.

 

Manusia adalah makhluk hidup 3 dimensi.

 

Manusia punya 3 ukuran.

Yaitu panjang, lebar, dan tinggi (tebal).

 

Bayangan berada dalam 2 dimensi.

 

Bayangan punya 2 ukuran.

Yaitu punya ukuran panjang dan lebar.

Bayangan tak punya ukuran tebal.

 

Manusia dan bayangannya sendiri.

Selalu menempel dan berdekatan.

 

Tapi tak bisa berkomunikasi.

Karena dimensinya berbeda.

 

Manusia 3 dimensi.

Dan bayangan 2 dimensi.

 

Yang berada dimensi lebih tinggi.

Bisa melihat dimensi lebih rendah.

 

Misalnya, manusia (3 dimensi) bisa melihat bayangan (2 dimensi).

 

Manusia bisa melihat bayangan.

Tapi bayangan tak bisa melihat manusia.

 

Makhluk jin hidup dalam dimensi lebih tinggi dibanding manusia.

 

Sehingga jin bisa melihat manusia.

Tapi manusia tak bisa melihat jin.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 27.

 

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ


Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia (setan) dan pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpim bagi orang-orang tidak beriman.

 

 

Rasulullah menembus 7 langit

Artinya Rasulullah dipindahkan oleh Allah ke dimensi lebih tinggi.

 

Caranya naik pindah dimensi lebih tinggi.

Yaitu dengan cara “tegak lurus” dari dimensi sebelumnya.

 

Langit yang dihuni manusia  dimensinya 3.

 

Rasulullah dipindahkan oleh malaikat Jibril ke langit dimensi lebih tinggi.

 

Malaikat adalah makhluk dimensi tertinggi.

 

Rasulullah melihat pemandangan aneh dan mengagumkan.

 

Saat berada di dimensi lebih tinggi.

 

Rasulullah melihat sebagian ciptaan Allah yang hebat luar biasa.

 

Al-Quran surah Al-lsra (surah ke-17) ayat 1.

 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

 

Al-Quran surah An-Najm (surah ke-53) ayat 13-18.

 

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

 

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.

 

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ

 

(Yaitu) di Sidratil Muntaha.

 

 

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

 

Di dekatnya ada surga tempat tinggal.

 

إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

 

(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

 

 

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

 

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

 

 

(Sumber Agus Mustofa)