Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ATASI BANJIR JAKARTA PAKAI ILMU DAN TEKNOLOGI. Show all posts
Showing posts with label ATASI BANJIR JAKARTA PAKAI ILMU DAN TEKNOLOGI. Show all posts

Monday, October 10, 2022

15313. ATASI BANJIR JAKARTA PAKAI ILMU DAN TEKNOLOGI

  


 

 

ATASI BANJIR JAKARTA PAKAI ILMU DAN TENOLOGI

Oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM

 

 

 

Anies Ungkap

Banjir Jakarta.

 

 Kini Lebih Cepat Surut.

 Dibanding Era Ahok.



Gubernur DKI Jakarta.

 Anies Baswedan mengatakan.

 

Bahwa  5 tahun terakhir.

Penanganan banjir.

 

Di Jakarta.

Meningkat signifikan.

 

Banjir di Jakarta.

Saat ini.

 

Lebih cepat surut.

Dibanding tahun 2015.

 

Pada tahun 2015.

Pemprov DKI Jakarta.

 

Dipimpin Basuki Tjahaja Purnama.

Atau Ahok.


Anies menyampaikan.

 

Dengan pedoman:

1)             Siaga.

2)             Tanggap.

3)             Galang.

 

Jadi pegangan Pemprov DKI Jakarta.

Dalam antisipasi banjir di Jakarta.

 

 Hasilnya.

Genangan surut lebih cepat.

 

Dan jumlah titik banjir berkurang.

Meskipun curah hujan ekstrem.

 


"Sistem drainase kota Jakarta.

Punya ambang batas.

 

Kapasitas tampung drainase DKI Jakarta.

Berkisar 100-150 mm/hari.

 

Jika curah hujan.

Di bawah 100 mm/hari.

 

Maka dipastikan.

 Jakarta aman.

 

Dan curahan hujan.

Bisa tertangani dengan baik.

 

Tapi jika curah hujan ekstrem.

 

Yaitu di atas angka 100 mm/hari.

Maka air pasti tergenang.

 

Terjadi banjir," kata Anies.

Minggu (9/10/2022).



Pada tahun 2020.

Tercatat curah hujan.

Terekstrem 377 mm/hari.

 

Tapi banjir surut.

Lebih dari 95 persen genangan.

Dalam waktu 96 jam.


Surutnya banjir ini.

Tercatat lebih cepat.

 

Daripada banjir tahun sebelumnya.

Seperti tahun 2015.

 

Pada tahun 2015.

Curah hujan rendah.

 

Yaitu 277 mm/hari.

Tapi 95 persen.

 

Wilayah tergenang.

Baru surut dalam waktu 168 jam.


Pada tahun 2007.

Curah hujan ekstrem.

Tercatat 340 mm/hari.

 

Jumlah tergenang:

1)        Sebanyak 955 RW.

2)        Sebanyak 270.000 lebih warga mengungsi.

 

Pada tahun 2020.

Curah hujan 377 mm/hari.

Jumlah tergenang:

 

1)                390 RW.

2)                36.000 warga mengungsi.

 

Kesimpulan.

Tanda dampak banjir di Jakarta.

Makin terkendali.


Dalam mengendalikan banjir.

Pemprov DKI Jakarta.

 

Melakukan berbagai program.

Yang tidak orientasi beton.

 

Salah satunya.

Program Gerebek Lumpur.

Di 5 wilayah Kota Administrasi.

 

Yaitu Mengeruk lumpur.

1)        Di danau.

2)        Dungai.

3)        Waduk.

 

Di Jakarta secara masif.

 

Kegiatan ini.

Untuk mengurangi proses pendangkalan,.

 

Dengan mengerahkan alat berat.

Berskala hingga 3 kali lipat .

Dari kapasitas biasanya.



Dinas Sumber Daya Air (SDA).

 DKI Jakarta.

Membuat kolam olakan air.

 

Guna mengantisipasi.

Dan menampung genangan air.

 

Sementara di jalan raya.

Saat hujan tiba.

 

Kemudian dialirkan ke sungai atau laut.

Kemudian:

1)        Memperbaiki saluran air.

2)        Mengintensifkan instalasi sumur resapan.

 

3)        Drainase vertikal.

 

4)        Mengimplementasikan Blue and Green.

Yaitu taman kawasan tampungan air sementara.

Saat curah hujan tinggi.

 

5)        Penyediaan alat pengukur curah hujan.

6)        Perbaikan pompa.


Pemprov DKI.

Merehab 9 polder.

 

Meningkatkan kapasitas 2 sungai.

Yaitu:

Kali Besar dan Kali Ciliwung.



Semua Langkah ini.

Untuk kendalikan banjir kawasan.

 

Buktinya.

 

Ada 12 titik genangan banjir.

Telah teratasi," lanjutnya.



Selain fokus infrastruktur.

Pemprov DKI Jakarta.

Juga terus inovasi teknologi.

 

Flood Control System.

Yaitu kolaborasi Jakarta Smart City.

Dan Dinas Sumber Daya Air.

 

Salah satu ikhtiar.

Agar penanganan banjir ke depan.

Makin ikut prinsip evidence based policy.

 

Ada 2 langkah penting.

Yaitu:

1)                Sensing.

2)                Understanding.

 

Hal ini sangat penting.

 

Awalnya dilakukan manual.

Kini real-time.

 

Awalnya terbatas.

Kini datanya melimpah.

 

 Sehingga, monitor penanganan banjir.

Jadi  lebih efektif.

 

Petugas lapangan.

Bisa menangani banjir.

Dengan lebih cepat.

 

Hal ini.

Yaitu kemajuan.

Dan terus kami tingkatkan," ungkap Anies.


(sumber detik)