Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ORANG BAAIK TAPI DIAM TAK BANYAK MANFAATNYA. Show all posts
Showing posts with label ORANG BAAIK TAPI DIAM TAK BANYAK MANFAATNYA. Show all posts

Sunday, June 27, 2021

10139. ORANG BAIK TAPI DIAM TAK BANYAK MANFAATNYA

 




ORANG BAIK TAPI DIAM TAK BANYAK MANFAATNYA

 

 

SALAH PAHAM

 

Kalian benar2 salah paham.

 

Jika menyangka Tere Liye itu benci dengan ASN, PNS, karyawan BUMN, dll.

 

Setelah membaca postingannya ttg itu.

 

Duh, dik, saya itu sayang sekali dengan kalian.

 

Ketahuilah, sy menghabiskan banyak waktu menulis ttg hal2 ini, karena peduli.

 

Tidak ada kebencian di sana.

 Apalagi sirik, dengki, dkk.

 

Saya tahu sekali ada banyak aparat yg baik, jujur. Dll, dsbgnya.

 

 Buanyak.

 

Tapi ayolah, situasi tidak akan berubah jika semua orang diam.

 

Orang baik yg diam, itu tdk banyak manfaatnya.

 

Perubahan itu bisa dimulai dr orang yg peduli.

 

PNS, ASN, polisi, bisa memulainya secara internal.

 

Dan itu efektif sekali.

 

Kalian adalah champion perubahan tsb.

 

Mulailah cerewet dan banyak bertanya.

 

Pengeluaran uang yg tidak jelas.

 

Acara yg cuma ngabisin duit.

 

Menginap di hotel.

 

Jalan2 ke manalah, tanyakan.

 

Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.

 

 

Cuma ngabisin waktu, tanyakan.

 

Ada teman, atasan, yg kok enak banget dia masuk kantor semau dia saja.

 

 

Tinggal di kota lain, tanyakan.

 

 Lebih2 jika melihat ada indikasi korupsi, suap, dll, tanyakan.

 

Saya tahu resikonya besar.

 

 

Tapi ayolah, berani sedikit.

 

Anak SD saja berani melawan nyontek massal, dia lapor.

 

Resikonya, dia dan keluarganya diusir.

 

Tahu cerita ini?

 

Juga ada anak SMA yg melawan ospek di sekolahnya, dia lapor.

 

 Resikonya dia dimusuhi satu angkatan.

 

Apalagi kamu, yang sudah besar2, berani sedikit.

 

Kita tidak bisa mengubah banyak hal.

 

Jika masing2 nyari aman sendiri.

 

Diem-diem bae.

 

Bodo amat yg penting pekerjaan sy selesai, gaji terus ngalir.

 

Nggak begitu rumusnya, cuy.

 

Maka ayo mari berkontribusi.

 

Saya tahu, di luar sana.

 

Masih banyak ASN, PNS, polisi, aparat yg jujur2.

 

Tidak perlu kalian jelaskan.

 

Sy sering ketemu dgn orang2 ini.

 

 Tapi pertanyaannya: kalian berani tidak mengubah secara internal?

 

Bahkan mengubah SOP, prosedur, dll, mempermudah pelayanan.

 

Selalu mengambil inisiatif meng-update system.

 

 

Agar masyarakat bisa dilayani dgn baik.

 

Yg begini saja, sudah belum dilakukan?

 

Atau cuma ngikut saja apa kata bos, apa kata sistem?

 

Kalau yg simpel begini sudah berani.

 

 

Besok2 kalian lebih berani lagi melaporkan hal2 'ajaib' di unit kerja kalian, di kantor kalian.

 

 

Pegawai yg korup, terima suap, dll itu terlihat loh.

 

Kalau kalian mau memperhatikannya.

 

Juga proyek2 tdk jelas, data amburadul

 

 

Pemborosan anggaran, lebih2.

 

Terlihat sekali sepanjang kalian mau memperhatikannya.

 

Maka, ayo beranilah.

 

Tulisan2 Tere Liye itu bukan kebencian.

 

Tapi mengajak semua orang utk mulai peduli.

 

Korbankan sesuatu utk mulai mengubah banyak hal.

 

Termasuk jika resikonya besar sekali.

 

Biar besok lusa, kalau kita ditanya sama malaikat,

 

 'Heh, Fulan, apa yg telah kamu lakukan saat melihat kezaliman di sekitarmu?'

 

Kita bisa menjawab dgn gagah,

 

'Sy lawan dengan tangan saya.'

 

 atau, 'Sy lawan dengan lisan/tulisan saya.'

 

atau, 'Saya benci sekali di hati saya.

 

Tapi malu sy, karena itu selemah2nya iman.'

 

Kan repot kalau kita jawabnya: 'Entahlah, sy takut.'

 

atau, 'Sy diam saja, manut, mingkem.'

 

atau, 'Sy malah ikutan, deh.

 

Sy malah marah2 sama orang lain yg mengingatkan.'

 

(Sumber Tere Liye)