Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Pikiran positif umur panjang. Show all posts
Showing posts with label Pikiran positif umur panjang. Show all posts

Sunday, October 25, 2020

6011. PIKIRAN POSITIF UMUR PANJANG

 


PIKIRAN POSITIF UMUR PANJANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Berpikir adalah memakai akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu.

 

Berpikir positif adalah memakai akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu dilihat dari sisi positifnya.

 

Berpikir negatif adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu dilihat dari sisi negatifnya.

 

Orang yang berpikir positif adalah orang yang optimis.

 

Orang yang berpikir negatif adalah orang yang pesimis.

Optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.

 

Pesimis adalah orang yang bersikap atau berpandangan tidak punya harapan baik (khawatir kalah, rugi, celaka, dan sebagainya).

 

Pesimis adalah orang yang gampang putus asa dalam menghadapi segala hal.

 

Contoh berpikir positif dan negatif.

 

Di atas meja ada sebuah gelas berisi air, tetapi isinya tidak penuh, hanya tinggal separuh gelas.

 

Orang berpikir positif berkata,”Alhamdulillah, saya bersyukur airnya masih separuh, itu sudah cukup untuk saya.”

 

Orang berpikir negatif berkata,”Waduh, airnya kok hanya tinggal separuh, itu kurang dan tidak cukup untuk saya.”

 

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang berpikir dirinya kurang sehat berisiko lebih besar mengalami kematian dini alias pendek usia.

 

Begitu menurut sebuah penelitian dan dilansir Independent.

 

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford di Amerika Serikat dan dipublikasikan di Health Psychology ini menunjukkan bagaimana pemikiran, perasaan, dan kepercayaan berdampak pada kesehatan.

 

Para ahli mengatakan kita harus memprioritaskan perasaan positif sama seperti berolahraga.

"Temuan kami sejalan dengan semakin banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa pola pikir dapat memainkan peran penting dalam kesehatan," kata Dr. Alia Crum.

 

Peneliti menganalisis survei dari lebih dari 60.000 orang dewasa di Amerika Serikat dengan mendokumentasikan tingkat aktivitas fisik, kesehatan, dan latar belakang partisipan.

 

Pada salah satu sampel, para partisipan memakai accelerometer untuk mengukur aktivitas mereka selama periode satu minggu.

 

Peneliti melihat catatan kematian 2011, yaitu 21 tahun setelah survei pertama dilakukan.

 

Hasilnya ditemukan orang yang menganggap diri mereka kurang aktif daripada yang lain, 71 persen lebih mungkin meninggal dalam masa tindak lanjut daripada orang-orang yang menganggap mereka lebih aktif daripada teman sebaya.

 

Ini bukan pertama kalinya Crum bekerja untuk membuktikan hubungan antara pemikiran positif dengan usia, meskipun dengan penelitian sejak 2007 menunjukkan bahwa manfaat kesehatan sebagian bergantung pada pola pikir.

 

"Banyak usaha, terutama dalam kampanye kesehatan masyarakat, diarahkan untuk memotivasi orang untuk mengubah perilaku mereka: makan lebih sehat, berolahraga lebih banyak, dan stres lebih sedikit," kata Crum.

 

"Tapi sebuah variabel penting telah ditinggalkan, pola pikir orang tentang perilaku sehat itu.

Sudah saatnya kita mulai mengambil peran pola pikir di bidang kesehatan dengan lebih serius," jelas Crum.

 

Kesimpulannya, orang yang selalu berusaha berpikiran positif dan optimis, akan relatif berumur lebih panjang dibanding orang yang selalu berpikiran negatif dan pesimis.

 

(Sumber : internet tempo.com)