ATEIS MODERN DAN QURAN DEBAT KONSEP TUHAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Debat intelektual.
1)
Ateis Modern (berbasis filsafat sains)
2)
Konsep Tuhan dalam Qur’an.
DEBAT: Konsep Tuhan Ateis Modern vs Qur’an
TOKOH
1)
A = Ateis modern (scientific
materialism)
2)
Q = Qur’an (representasi argumen
wahyu)
1️⃣ APA ITU TUHAN?
A (Ateis)
1)
Tuhan adalah hipotesis metafisik.
2)
Tidak bisa diuji.
3)
Tak bisa diverifikasi.
4)
Tak perlu untuk menjelaskan alam
semesta.
5)
Alam dapat dijelaskan hukum yang
muncul dari materi–energi.
6)
Tanpa agen supranatural.
Q (Qur’an)
1)
Tuhan bukan objek eksperimen.
2)
Tapi penyebab-keseluruhan realitas:
3)
Asal-usul hukum, keteraturan, rasionalitas
alam.
4)
“Allah adalah Sang Sebab Pertama”:
(Qur’an 39:62)
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Allah menciptakan segala
sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
Catatan.
1)
“Allah Pencipta segala sesuatu.”
2)
Tanpa konsep Tuhan.
3)
Mengapa hukum alam stabil dan dapat
dipahami?
4)
Kesadaran, moralitas, keteraturan
matematis.
5)
Tak muncul murni secara acak.
6)
Dari materi buta.
2️⃣ ARGUMEN ATEIS: MATERI CUKUP
Ateis.
1)
Big Bang menunjukkan alam muncul dari
keadaan awal energi padat.
2)
Tak butuh Tuhan.
3)
Kosmologi bekerja lewat hukum fisika:
4)
Quantum fluctuation, inflation, entropy.
Quran
1)
Big Bang tidak menjawab asal hukum itu
sendiri.
2)
Fluktuasi kuantum terjadi di dalam
kerangka hukum.
3)
Pertanyaannya: mengapa ada hukum
fisika?
(Qur’an 10:34)
قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۚ قُلِ
اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
Katakan (Muhammad):
"Apakah di antara sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk,
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" katakan: "Allah yang
memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali;
maka bagaimana kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?"
Catatan.
1)
Allah yang memulai penciptaan.
2)
Keteraturan kosmik bukti rasionalitas.
3)
Bukan chaos:
QS Al-Mulk (67:3)
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ
مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
Yang telah menciptakan 7
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihat berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Catatan.
1)
Tidaklah engkau lihat ketentuan Tuhan
berjalan teratur?
3️⃣ MASALAH KESADARAN
Ateis
1)
Kesadaran hanya produk aktivitas
neuron.
2)
Otak → pikiran.
3)
Tidak perlu roh atau Tuhan.
Quran
1)
Aktivitas neuron korelasi.
2)
Bukan penyebab penuh kesadaran.
3)
Kesadaran punya sifat non-reduksionis:
4)
Makna, intensionalitas, nilai moral.
5)
Materialisme tidak menjelaskan “why
there is experience” (hard problem of consciousness).
Catatan.
1)
Kalimat “why there is experience”
2)
Dalam konteks Hard Problem of
Consciousness berarti:
3)
“Mengapa ada pengalaman subjektif?”
4)
Atau dalam bahasa yang lebih lengkap:
5)
“Kenapa proses di otak.
6)
Tak hanya hasilkan perilaku atau
fungsi.
7)
Tapi juga timbul pengalaman batin.
8)
Rasa sakit, warna merah, rasa manis,
emosi, dan sebagainya?”
Penjelasan Singkat
Hard Problem of Consciousness (David
Chalmers)
Membedakan 2 hal:
1.
Fungsi otak (easy problems)
Misalnya:
Bagaimana otak memproses informasi, mengontrol tubuh, menyimpan memori,
membuat Keputusan.
Semua bisa dijelaskan secara ilmiah.
2.
Pengalaman subjektif (qualia)
Ini disebut “experience”:
a.
rasa sakit itu seperti apa
b.
melihat warna merah itu rasanya
bagaimana
c.
merasa sedih itu apa rasanya di
dalam batin
1)
Pertanyaan “why there is experience”.
2)
Tak hanya tanyakan ara otak bekerja.
3)
Tapi kenapa kerja otak hasilkan
kesadaran subjektif.
4)
Tak sekadar robot biologis yang
bereaksi tanpa “merasakan”.
Contoh
Jika kita menekan jarum ke kulit:
a.
ilmuwan bisa jelaskan sinyal syaraf,
neuron, otak.
b.
tapi mengapa itu terasa sakit?
c.
Kenapa tidak hanya sekedar respon
otomatis?
d.
Itu maksud “why there is experience.”
QS As-Sajdah (32:9)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Kemudian Dia Allah menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Catatan.
1)
“Allah meniupkan ruh.”
2)
Qur’an jelaskan manusia 2 dimensi:
materi + kesadaran.
4️⃣ ARGUMEN ATEIS: EVOLUSI
Ateis
1)
Evolusi jelaskan kompleksitas makhluk
hidup.
2)
Tanpa perancang.
3)
Mutasi + seleksi.
Quran
1)
Evolusi menjelaskan mekanisme.
2)
Bukan asal-usul hukum biologis.
3)
Seleksi alam bekerja dalam sistem
hukum presisi:
4)
DNA, informasi genetik, fine-tuning
biokimia.
QS At-Tagabun (64:2)
هُوَ الَّذِي
خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ
Dia Allah yang
menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang
mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Catatan.
1)
Dia Allah yang membentuk.
2)
Evolusi selaras konsep Tuhan.
3)
Sebagai sumber hukum alam.
4)
Bukan pesaing.
5️⃣ SIAPA PENCIPTA TUHAN?
Ateis
1)
Jika segala sesuatu butuh pencipta.
2)
Siapa menciptakan Tuhan?
3)
Jika Tuhan tidak butuh pencipta.
4)
Maka juga bisa tidak butuh pencipta.
Quran
1)
Premis ateis salah:
2)
Dalam filsafat, yang butuh sebab
adalah yang kontingen (bergantung).
3)
Tuhan didefinisikan Wajibul Wujud:
4)
Keberadaan absolut, tidak bergantung.
5)
Alam semesta kontingen: bisa ada, bisa
tidak.
6)
Hukum alam bisa berbeda.
7)
Maka ia butuh sebab.
QS Al-lkhas (112:3)
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Dia Allah tidak beranak
dan tidak pula diperanakkan,
Catatan.
1)
“Dia Allah tidak dilahirkan dan tidak
melahirkan.”
6️⃣ ARGUMEN ATEIS: PROBLEM KEJAHATAN
Ateis
1)
Jika Tuhan ada dan Maha Baik.
2)
Mengapa ada kejahatan, penderitaan,
kanker, bencana?
Quran
1)
Dunia adalah arena kebebasan + ujian +
pertumbuhan moral.
2)
Tanpa opsi jahat, tidak ada makna kebaikan.
3)
Tanpa risiko, tidak ada keberanian.
4)
Tanpa sakit, tidak ada empati.
QS Al-Furqan (25:20)
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ
الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ
فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
Dan Kami tidak mengutus
rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar. Dan kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian lain. Maukah
kamu bersabar?; dan Tuhanmu Maha Melihat.
Catatan.
1)
“Kami jadikan sebagian kamu ujian bagi
sebagian yang lain.”
2)
Kejahatan bukan bukti tak ada Tuhan.
3)
Tapi bukti konsekuensi kebebasan.
4)
Tanpa kebebasan: manusia = robot.
7️⃣ ARGUMEN ATEIS: TUHAN = GAP
Ateis
1)
Tuhan hanya isi celah tidak tahu.
2)
Dulu petir dianggap Tuhan.
3)
Sekarang sains menjelaskan.
Quran
1)
Qur’an tak tempatkan Tuhan sebagai
“gap filler”.
2)
Justru Tuhan jadi dasar hukum
universal.
3)
Ketika pengetahuan bertambah, keajaiban
hukum makin besar:
QS Al-lsra (17:85)
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا
أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan:
"Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan kamu tak diberi pengetahuan
melainkan sedikit".
Catatan.
1)
“Kamu tidak diberi ilmu, kecuali
sedikit.”
2)
Penjelasan ilmiah = membaca mekanisme
ciptaan Tuhan.
3)
Bukan meniadakan-Nya.
8️⃣ ARGUMEN ATEIS: BUKTI EMPIRIS
Ateis
1)
Bukti = observasi.
2)
Tuhan tidak terobservasi.
3)
Maka tidak real.
Quran
1)
Banyak realitas tak terobservasi
langsung.
2)
Tapi real:
3)
Matematika, moral, logika, kausalitas.
4)
Kita percaya karena rasional.
5)
Bukan empiris.
6)
Tuhan = realitas metafisik, bukan
objek fisik.
QS Asy-Syura (42:11)
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
11. (Dia) Pencipta
langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan dan
dari jenis binatang ternak pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia yang
Maha Mendengar dan Melihat.
Catatan.
1)
“Tidak satupun yang serupa
dengan-Nya.”
9️⃣ ARGUMEN QUR’AN: FINE TUNING
Ateis
1)
Ada kemungkinan multiverse:
2)
Banyak alam.
3)
Salah satunya cocok.
Quran.
1)
Multiverse pun butuh mekanisme dan
hukum.
2)
Tidak menjawab asal hukum.
3)
Hanya memindah pertanyaan.
QS Al-Mulk (67:3-4)
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ
مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ
يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
4. Kemudian pandang
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Catatan.
1)
“Engkau tidak lihat
ketidakseimbangan.”
10️⃣ APA JAWABAN TERAKHIR?
Ateis.
1)
Materi → hukum → evolusi → kesadaran:
2)
Naturalisme.
Quran.
1)
Tuhan → hukum → materi/energi → alam →
kesadaran.
2)
Qur’an tawarkan dasar ontologis pada
rasionalitas alam.
3)
Ateis tawarkan deskripsi mekanistik.
KESIMPULAN FORMAT DEBAT
1)
Ateis
Membangun argumen dari observasi
2)
Qur’an
Membangun argumen dari rasionalitas penyebab pertama
3)
Isu inti bukan mekanisme alam.
4)
Tapi asal usul hukum, kesadaran,
moral, keteraturan
5)
Tuhan bukan pesaing sains.
6)
Tapi landasan metafisik sains
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
7)
Meta AI


.jpg)
0 comments:
Post a Comment