TAFSIR ALLAH MENYESATKAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Tafsir ayat Al-Qur’an.
Sebut Allah “menyesatkan” (ÙŠُضِÙ„ُّ /
ÙŠُضْÙ„ِÙ„ُ)
1)
Agar tidak salah paham.
2)
Penjelasan ulama sangat tegas:
3)
Allah tidak menyesatkan orang yang
ingin mencari kebenaran;
4)
Allah hanya meninggalkan orang yang
memilih kesesatan terlebih dahulu.
A.
Ayat-ayat yang Menyebut “Allah
Menyesatkan”
QS Ibrahim (14:4)
“Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki.”
QS Al-Baqarah (2:26)
“Dengan perumpamaan itu Allah
menyesatkan banyak manusia dan memberi petunjuk banyak manusia; dan Dia tidak
menyesatkan kecuali orang-orang fasik.”
QS An-Nahl (16:93)
“Jika Allah menghendaki, Dia
menjadikan kalian satu umat; tetapi Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki
dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki.”
QS Al-A‘raf (7:178)
“Siapa yang Allah sesatkan, maka tiada
pemberi petunjuk baginya.”
B.
Cara Ulama Menafsirkan “Allah
Menyesatkan”?
Tafsir Ibn Katsir
1)
“Allah menyesatkan”.
2)
Tak berarti Allah memaksa orang
menjadi sesat.
3)
Yang benar:
4)
Allah menyesatkan orang yang memang
memilih sesat.
5)
Membenci kebenaran.
6)
Menolak ayat-ayat Allah.
7)
Kesalahan manusia datang dari dirinya
sendiri.
8)
Hukuman atas penolakan itu.
9)
Allah tidak lagi memberi taufik.
10) Ini disebut dibiarkan tersesat.
11) Setelah orang itu menolak kebenaran.
Tafsir Qurthubi
1)
Allah menyesatkan.
2)
Artinya menghilangkan taufik.
3)
Bukan menciptakan dosa pada manusia.
4)
Allah menutup hati orang.
5)
Yang berulang memilih keburukan.
6)
Allah tidak menyesatkan orang yang
ingin petunjuk.
Tafsir Razi
1)
Penjelasan filosofis:
2)
Petunjuk = pemberian cahaya ilmu dan
taufik.
3)
Kesesatan = tak ada cahaya setelah orang
menolak kebenaran.
4)
Allah “menyesatkan” = Allah tidak
memberi cahaya pada orang yang memilih kegelapan.
Tafsir Thabari
1)
“Allah menyesatkan”.
2)
Artinya Allah menghukum dengan sesat.
3)
Sebab mereka memilih kufur dan fasik.
4)
Bukti ada dalam ayat:
“Dan Allah tidak menyesatkan, kecuali
orang fasik.”
(Al-Baqarah 26)
5)
Jadi syaratnya: fasik dulu, baru
disesatkan.
C.
Kesesatan Bukan Paksaan — Prinsip
Qur’an
Ayat lain jelaskan:
1)
Allah tak menzalimi manusia
“Allah tak menzalimi hamba-Nya sedikit pun.”
(An-Nisa 40)
2)
Manusia memilih terlebih dahulu
“Barangsiapa ingin hendaklah ia beriman; barangsiapa ingin hendaklah ia
kafir.”
(Al-Kahfi 29)
3)
Allah tak ubah keadaan suatu kaum
sampai mereka mengubah diri mereka.
(Ar-Ra’d 11)
Kesimpulan:
1)
Pilihan manusia datang dulu.
2)
Baru putusan Allah sebagai balasan.
D.
Hubungan “Petunjuk” dan “Kesesatan”
Menurut ulama Ahli Sunah
1)
Hidayah taufik hanya dari Allah.
2)
Manusia usaha cari kebenaran.
3)
Jika manusia jujur cari kebenaran.
4)
Maka Allah buka pintu hidayah.
5)
Jika manusia menolak, membenci, dan
memusuhi kebenaran.
6)
Maka Allah tutup hati sebagai hukuman.
7)
Konsisten keadilan Allah dan kebebasan
manusia.
E.
Mengapa Qur'an sebut “Allah
Menyesatkan”?
1)
Untuk menjelaskan hakikat kekuasaan
Allah (tauhid rububiyah):
2)
Semua kemampuan petunjuk milik Allah.
3)
Bukan milik manusia.
4)
Manusia hanya mampu mencari.
5)
Tapi tidak bisa memberi petunjuk pada
dirinya sendiri, tanpa taufik Allah.
Kesimpulan
1)
Allah “menyesatkan”
2)
Tak berarti Allah membuat orang baik jadi
jahat.
3)
Allah menyesatkan = Allah
menghilangkan taufik dari orang yang keras kepala, fasik, dan menolak
kebenaran.
4)
Sebab kesesatan berasal dari pilihan
manusia sendiri terlebih dahulu.
5)
Allah tak menzalimi siapa pun.
DEBAT:
“Jika Allah Maha Baik, Mengapa Ia Menyesatkan?”
ATEIS:
1)
Ayat Qur’an bilang:
2)
“Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki.”
3)
Berarti Allah memaksa orang jadi
sesat.
4)
Manusia tak punya kehendak bebas.
5)
Jika tak ada kehendak bebas.
6)
Maka tak bisa dihukum?
7)
Ini tidak adil.
8)
Melawan konsep Tuhan Yang Maha Baik.
MUKMIN (QURAN/ISLAM):
Anda salah paham.
Struktur bahasa Arab.
1)
“Allah menyesatkan”.
2)
Bukan Allah membuat orang baik jadi
jahat.
Qur’an jelaskan:
1)
“Allah tidak menyesatkan, kecuali
orang-orang fasik.”
(Al-Baqarah 26)
2)
Artinya:
3)
Kesalahan pilihan manusia.
4)
Setelah itu.
5)
Allah biarkan mereka.
6)
Dalam kesesatan.
7)
Sebagai balasan.
8)
Ini bukan tindakan awal.
9)
Tapi reaksi.
ATEIS:
1)
Tapi ayatnya pakai kata “menyesatkan”.
2)
Bukan “membiarkan”.
MUKMIN:
Dalam bahasa Arab klasik.
Kata “adhlala” punya 2 makna:
Yaitu:
1)
Menggiring pada kesesatan (aktif)
2)
Tak beri petunjuk/cabut taufik (pasif)
Tafsir Ibnu Kasir
1)
Allah tak beri taufik pada mereka.
2)
Setelah mereka menolak kebenaran.
Tafsir Qurthubi
1)
Allah menutup hati mereka.
2)
Sebab mereka memilih fasik.
Tafsir Razi.
1)
Sesat adalah tak ada cahaya hati.
2)
Setelah penolakan.
Jadi maknanya:
1)
Allah tak beri bantuan Ilahi.
2)
Pada orang yang keras kepala.
3)
Itu keadilan.
4)
Bukan tirani.
ATEIS:
1)
Tetap saja.
2)
Allah tahu orang itu akan sesat.
3)
Artinya memang sudah ditakdirkan
sesat.
MUKMIN:
1)
Mengetahui beda dengan memaksa.
2)
Tahu tak sama dengan memaksa.
Contoh logika sederhana:
1)
Kita tahu orang mabuk akan menabrak.
2)
Pengetahuan kita tak sebabkan
kecelakaan itu.
3)
Allah tahu apa yang akan dipilih manusia.
4)
Tapi Allah tidak memaksa pilihan itu.
Al-Qur’an tegaskan:
“Barangsiapa ingin hendaklah ia
beriman; barangsiapa ingin hendaklah ia kafir.”
(Al-Kahfi 29)
“Allah tidak menzalimi manusia sedikit
pun.”
(An-Nisa 40)
1)
Kehendak bebas manusia.
2)
Tetap utuh.
ATEIS:
1)
Allah membiarkan orang sesat.
2)
Maka Allah tak Maha Ppenyayang.
MUKMIN:
1)
Pertanyaan balik:
2)
Jika orang:
- sudah tahu kebenaran,
- sudah diberi bukti,
- sudah diberi akal dan hati,
1)
Tapi tetap menolak.
2)
Karena sombong.
3)
Apakah membiarkan dia berjalan dalam
pilihannya itu kejam?
4)
Itu bukan kejam.
5)
Tapi menghormati pilihan.
Qur’an jelaskan:
“Allah tidak ubah keadaan suatu kaum
sampai mereka ubah diri.”
(Ar-Ra’d 11)
Petunjuk itu rumusnya:
1)
Niat mencari = dibuka
2)
Niat menolak = ditutup
ATEIS:
1)
Masih bisa dibilang:
2)
Jika Allah benar-benar ingin semua
orang beriman.
3)
Kenapa tak beri hidayah universal?
MUKMIN:
1)
Tujuan hidup bukan merasakan surga.
2)
Tapi dibuktikan kualitas moral
manusia:
3)
Bebas memilih
4)
Mampu cari kebenaran
5)
Jujur hati
6)
Sedia tunduk pada kebenaran.
7)
Tak untungkan ego
1)
Jika semua orang dipaksa benar.
2)
Itu bukan moralitas.
3)
Tapi robot.
Qur’an jelaskan:
“Kalau Tuhanmu mau, tentu semua
manusia beriman.”
(Yunus 99)
1)
Allah sengaja menciptakan ruang bagi kebebasan
moral.
2)
Tidak ada nilai moral tanpa pilihan.
🟥 ATEIS:
1)
Tapi tetap saja.
2)
Ayatnya mengerikan:
3)
Tuhan menyesatkan.
MUKMIN:
1)
Hanya mengerikan bagi orang yang:
a.
lngin menolak kebenaran,
b.
Tapi ingin tetap merasa benar.
2)
Hanya ada 2 jenis manusia:
a.
Mencari kebenaran → Allah tuntun.
b.
Membenci kebenaran → Allah biarkan.
3)
Kesesatan dalam Qur’an = Hasil pilihan
manusia + keadilan Allah memberi konsekuensi.
4)
Itu falsafah lebih adil daripada
konsep:
a.
dosa warisan,
b.
manusia lahir berdosa,
c.
Tuhan menebus dosa dengan penyaliban.
Islam sangat rasional:
1)
Yang memilih buruk → tanggung jawab.
Kesimpulan Debat
1)
“Allah menyesatkan” = Allah tidak
memberi taufik setelah manusia memilih kesesatan.
2)
Pengetahuan Allah beda dengan paksaan
Allah.
3)
Kebebasan manusia tetap utuh.
4)
Ini membuat Islam sangat konsisten.
5)
Secara logika dan moral.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
7)
Meta AI
.bmp)
0 comments:
Post a Comment