KISAH LAHIRNYA NABI ISA (2)
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Kemudian malaikat Jibril menyeru agar
Maryam tidak perlu bersedih hati.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 24.
فَنَادَاهَا
مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah
kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu.
Hai Maryam, jangan sedih, Allah
tidak akan meninggalkanmu.
Lihat di dekatmu, Allah menjadikan anak sungai yang mengalirkan air jernih.
Engkau dapat minum, membersihkan
diri dan bayimu di anak sungai itu.
Maryam tidak usah khawatir
tentang makanan.
Malaikat Jibril menyuruh
menggoyang pangkal pohon kurma tempat dia bersandar.
Niscaya buah kurma yang masak
akan jatuh.
Dan dapat dimakan Maryam.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 24.
فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ
رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah
kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 25.
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ
رُطَبًا جَنِيًّا
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
Begitulah, ada 2 kesulitan Maryam
diatasi dengan pertolongan Allah, yaitu:
1)
Air.
2)
Makanan.
Apakah anak sungai sudah ada
sebelum Maryam sampai di sana.
Tapi Maryam tidak menyadarinya.
Atau memang atas izin Allah anak
sungai diciptakan khusus untuk keperluan Maryam.
Tentang itu, tidak ada keterangan
dalam ayat itu.
Mungkin anak sungai sudah ada
sebelumnya.
Tapi Maryam tidak menyadarinya.
Karena konsentrasinya rasa sakit menjelang
melahirkan.
Maryam baru sadar, setelah malaikat
Jibril memberi kabar.
Atau memang anak sungai itu
belum ada sebelumnya.
Lalu Allah mengadakannya untuk
keperluan Maryam.
Semuanya mudah saja bagi Allah.
Buah
kurma masak, baru jatuh setelah pangkal pohonnya digoyang Maryam.
Jika
Allah menghendaki, Maryam tidak perlu menggoyang batang kurma.
Buah
kurma bisa saja jatuh sendiri ke hadapan Maryam.
Tenaga
Maryam saat itu sangat lemah.
Goyangannya
tentu tidak kuat dan tidak mampu menggugurkan buah kurma.
Tetapi
hal itu harus dilakukannya sebagai ikhtiar.
Hasilnya
Allah yang menentukan.
Hal
ini memberi pelajaran kepada kita tentang pentingnya ikhtiar betapa pun
kecilnya.
Jika
manusia berikhtiar, Allah tentu akan menolongnya untuk mencapai hasilnya.
Malaikat Jibril mempersilahkan
Maryam menikmati buah kurma.
“Makanlah, minumlah, bersenang
hatilah kamu”.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 26.
فَكُلِي
وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا
فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ
إِنْسِيًّا
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakan: "Sesungguhnya aku bernazar puasa untuk Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada
hari ini".
Maryam tidak bisa selamanya
bersembunyi.
Lambat laun dia pasti kembali kepada keluarganya.
Dan bergaul dengan masyarakat.
Jika Maryam cerita kejadian
sebenarnya.
Maryam belum bersuami.
Belum pernah disentuh lelaki mana
pun.
Tetapi hamil dan melahirkan anak.
Maryam hamil karena malaikat
Jibril meniupkan roh dari Allah ke dalam tubuhnya.
Siapa yang percaya dengan ceritanya?
Apakah Yusuf Najar calon suaminya
percaya?
Mungkin yang percaya hanya Nabi
Zakariya yang mengasuh Maryam saat kecil di Baitul Maqdis.
Nabi Zakariya menyaksikan karunia
yang diberikan Allah kepada Maryam.
Mungkin istrinya Zakariya, Hanah,
juga percaya.
Karena Hanah hamil atas izin
Allah.
Meskipun sudah tua dan mandul.
Tetapi masyarakat, pasti menuduh Maryam telah berzina.
Karena melahirkan seorang bayi.
Allah
memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan kepada Maryam, agar tidak
bicara.
Setelah cukup kuat, Maryam
menggendong bayinya.
Dan membawanya pulang ke rumah
orang tuanya.
Maryam bertemu tetangga dan kerabatnya.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 27.
فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ ۖ قَالُوا يَا مَرْيَمُ
لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah
melakukan sesuatu yang amat mungkar.
Kaumnya menuduh Maryam telah berzina.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 28.
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ
وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
Hai saudara wanita Harun, ayahmu sekali-kali bukan orang jahat
dan ibumu sekali-kali bukan pezina",
Maryam
disebut saudara perempuan Harun.
Karena
Maryam wanita saleh seperti salehnya Nabi Harun.
Sesuai
dengan petunjuk Allah.
Maryam
diam saja dan tidak menjawab segala macam tuduhan.
Maryam
menunjuk bayi yang saat itu diletakkan dalam ayunan.
Dengan
isyarat tangan Maryam mempersilahkan mereka bertanya langsung kepada bayinya
itu.
Tentu
saja, kaumnya heran dan jengkel.
Bagaimana
mungkin bayi dalam ayunan dapat bicara.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 29.
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ
كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata:
"Bagaimana kami akan bicara dengan bayi masih dalam ayunan?"
Di luar dugaan mereka.
Nabi Isa dalam ayunan berbicara.
Al-Quran surah Maryam (surah
ke-19) ayat 30.
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ
وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
Meka
tercengang menyaksikan peristiwa luar biasa itu.
Bagaimana
mungkin, bayi bisa berbicara.
Dan
bicaranya bukan hanya minta minum karena haus.
Tetapi
menyatakan sesuatu yang sangat serius.
“Sesungguhnya
aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang Nabi.”
(Sumber
suara.muhammadiyah)



