Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label MUHAMMADIYAH WUJUDUL HILAL TAK IMKAR RUKYAT. Show all posts
Showing posts with label MUHAMMADIYAH WUJUDUL HILAL TAK IMKAR RUKYAT. Show all posts

Thursday, March 30, 2023

17379. MUHAMMADIYAH PAKAI WUJUDUL HILAL BUKAN IMKAN RUKYAT

 

 



MUHAMMADIYAH PAKAI WUJUDUL HILAL BUKAN IMKAN RUKYAT

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Hisab hakiki.

Yaitu metode penentuan awal bulan Kamariah.

 

Dengan hitung gerakan bulan.

Di langit.

 

Secara faktual.

Atau sesungguhnya.

 

Awal dan akhirnya bulan Kamariah.

Mengacu pada kedudukan bulan.

Atau perjalanan bulan.

 

Ada 2 metode Hisab Hakiki.

1)        Imkan Rukyat.

2)        Wujudul Hilal.

 

HISAB HAKIKI IMKAN RUKYAT

Menurut kriteria ini.

Awal bulan dimulai.

 

Jika pada sore hari ke-29.

Bulan Kamariah.

 

1)        Saat matahari terbenam.

2)        Bulan berada di atas ufuk.

Dengan tinggi tertentu.

Yang mungkin bisa dilihat.

 

Para ahli berbeda.

Berapa tinggi bulan.

 

Di atas ufuk.

Agar bisa dilihat .

 

Hal itu.

Kelemahan Hisab Hakiki Imkan Rkyat.

 

Sebelum ada keputusan MABIMS.

 

MABIMS.

(Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura).

 

Dulu Imkan Rukyat.

Kementerian Agama.

Yaitu:

1)        Tinggi hilal 2 derajat.

2)        Sudut elongasi bulan-matahari 3 derajat.

3)        Umur bulan usai konjungsi 8 jam.

 

Kriteria baru MABIMS.

Yaitu:

1)        Tinggi hilal 3 derajat.

2)        Sudut elongasi bulan-matahari 6,4 derajat.

 

Kriteria baru ini.

Pada masa depan.

 

Diprediksi dapat tantangan.

Dalam implementasi lapangan.

 

HISAB HAKIKI WUJUDUL HILAL

Menurut kriteria ini.

Awal bulan dimulai.

 

Jika pada sore hari ke-29.

Bulan Kamariah.

 

Saat matahari terbenam.

Terpenuhi 3 syarat kumulatif.

 

Yaitu:

 

1)        Telah terjadi ijtimak.

2)        Itimak terjadi sebelum matahari terbenam.

 

3)        Saat matahari terbenam.

 Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.

 

Jika salah 1 dari 3 kriteria.

Tak dipenuhi.

 

Maka bulan digenapkan 30 hari.

Bulan baru dimulai lusa.

 

Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Dipakai Muhammadiyah.

 

Persamaan:

1)        Imkan Rukyat.

2)        Wujudul Hilal.

 

Yaitu:

Bulan di atas ufuk.

 

Saat matahari terbenam.

Pada hari konjungsi.

 

Adanya bulan di atas ufuk.

Hal itu penting.

 

Karena inti perintah Nabi.

Dalam melakukan rukyat.

 

Yaitu genapkan bulan 30 hari.

Jika tak bisa dilakukan rukyat.

 

Bulan yang terlihat.

Pasti di atas ufuk.

Saat matahari terbenam.

 

Posisi bulan pasti di atas ufuk.

Saat matahari terbenam.

 

Jika bulan Kamariah.

Digenapkan 30 hari.

 

Perbedaan:

1)        Imkan Rukyat.

2)        Wujudul Hilal.

 

Hisab lmkan Rukyat.

Posisi bulan harus bisa dirukyat.

 

Sulit tentukan parameternya.

Agar bulan bisa dirukyat.

 

Banyak pendapat berbeda.

Dalam soal ini.

 

Para ahli berbeda.

Berapa ketinggian bulan.

 

Di atas ufuk.

Agar bisa dilihat.

 

Misalnya.

1)        Negara Mesir.

Syarat tinggi hilal minimal 4 derajat.

 

2)        Muslim Amerika.

Syarat tinggi hilal minimal 15 derajat.

 

Kriteria ini.

Berdasar sepakat.

Bukan alasan astronomi.

 

Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Lebih pasti.

Dibanding lmkan Rukyat.

 

Dalam Wujudul Hilal.

Jika posisi bulan di atas ufuk.

 

Saat terbenam matahari.

Berapa pun tingginya.

 

Meskipun hanya 0,1 derajat.

Maka esoknya.

Yaitu hari pertama bulan baru.

 

(Sumber muhammadiyah)