Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BOLEH BEDA PENDAPAT DI NEGARA DEMOKRASI. Show all posts
Showing posts with label BOLEH BEDA PENDAPAT DI NEGARA DEMOKRASI. Show all posts

Saturday, October 22, 2022

15463. WAJAR DAN BOLEH BEDA PENDAPAT DI NEGARA DEMOKRASI

 

 


 

WAJAR DAN BOLEH BEDA PENDAPAT DI NEGARA DEMOKRASI  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Membawa Politik Gagasan.

Anies Baseedan.

Sang Juru Selamat Demokrasi.

 

 

Anies Baswedan.

Membawa politik gagasan.

 

Yaitu upaya antitesa.

Atau sintesa.

 

Terhadap politik otoritarian.

Dan liberal.

 

Politik gagasan.

Bukan hal baru.

 

Politik gagasan.

Yaitu politik yang dianut.

Oleh para pendiri bangsa.

 

Merujuk perdebatan sidang BPUPKI.

Sepakat dasar negara Pancasila.

 

Konon dalam sidang itu.

Ada perbedaan tajam.

 

Yaitu:
Kelompok Islam.

 

Ingin dasar negara Pancasila.

Merujuk Piagam Jakarta.

 

1)        Kelompok Nasionalis, Kristen, dan Komunis.

 

Ingin negara Pancasila.

Tanpa 7 kata.

Dalam Piagam Jakarta.

 

Meskipun perbedaan ideologi tajam.

Tapi mereka membuka ruang.

 

Untuk kepentingan lebih besar.

Yaitu negara Republik Indonesia.

 

Yang merdeka dan berdaulat.

Agar rakyat sejahtera.

 

Gagasan membangun Indonesia ke depan.

Jadi titik temu.

Dari berbagai kepentingan.

 

Politik gagasan.

Yaitu sikap politik pendiri bangsa.

 

Politik gagasan.

Yaitu gaya politik.

 

Menghidupkan demokrasi.

Agar berjalan baik.

 

 

Anies Baswedan.

Memakai politik gagasan.

 

Yaitu upaya antitesa.

Dan sintesa.

 

Terhadap praktik politik:

1)        Otoritarian.

2)        Liberal.

 

Pada zaman:

1)        Orde Lama.

2)        Orde Baru.

3)        Pascareformasi.

 

Dalam perjalanannya.

Banyak tergoda.

Politik membunuh demokrasi.

 

Levitsky dan Ziblat.

Menyebut matinya demokrasi.

 

Tanda matinya demokrasi.

Selama pemerintahan Jokowi.

Terlihat makin jelas.

 

Misalnya:

1)        Tak ada ruang perbedaan.

2)        Pemerintah selalu benar.

 

3)        Siapa pun berbeda dengan rezim.

Dicari cara untuk dibungkam.

Dan kriminalisasi.

 

Anies Baswedan.

Dalam 5 tahun memimpin Jakarta.

 

Seolah jadi praktik antitesa.

Cara berdemokrasi.

Yang dilakukan pemerintahan Jokowi.

 

Anies Baswedan.

Mampu menciptakan sintesa.

 

Praktik demokrasi sehat.

Dengan gagasan ruang ketiga.

 

Anies Baswedan.

Memberi ruang dan kesempatan.

 

Untuk semua golongan.

Agar bisa bertemu.

Tanpa bedakan suku, ras, dan agama.

 

BOTI.

Bantuan Operasional Tempat lbadah.

 

Contoh jelas.

Bisa dilihat dan dirasakan.

Oleh semua orang.

 

Anies Baswedan.

Membangun:

1)        Politik bermartabat.

2)        Politik sehat.

3)        Politik etika.

 

Hindari memberi label.

Jangan menuduh lawan politik.

 

Sebagai:

1)        Intoleran.

2)        Radikal.

 

3)        Politik idenititas.

4)        Dan sejenisnya.

 

 

Tapi tanpa dasar yang jelas.

 

Sesuai semangat restorasi partai NasDem.

Yaitu semangat  memperbaiki politik.

 

Agar sehat.

Dan berpihak pada rakyat.

 

Sebagai manusia Indonesia.

Yang cinta Indonesia.

 

Sangat setuju.

Dengan tawaran Anies.

 

Yaitu:

1)        Politik gagasan.

2)        Politik mempersatukan.

 

3)        Politik tidak membedakan.

4)        Politik memberi ruang pada semua.

 

Untuk mendapat hak dan menjalankan kewajibannya.

 

Semoga perjuangan.

Memperbaiki Indonesia.

 

Dengan politik gagasan.

Akan jadi virus baik.

 

Bagi bangsa Indonesia.

Dan seluruh rakyat Indonesia.

 

(sumber Isa Ansori)