Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label NABI WAFAT BILAL AZAN MADINAH MENANGIS. Show all posts
Showing posts with label NABI WAFAT BILAL AZAN MADINAH MENANGIS. Show all posts

Friday, August 23, 2024

35902. NABI WAFAT BILAL AZAN WARGA MENANGIS

 


NABI WAFAT BILAL AZAN WARGA MADINAH MENANGIS

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Nabi  Muhammad di Madinah.

Kaum Muhajirin dan Ansar Bersatu.

 

Kaum Muhajirin berdatangan.

Dari Mekah ke Madinah.

 

 Islam sudah mengakar.

Di sekitar Madinah.

 

 Rukum Islam.

Sudah ditegakkan.

 

Salat wajib.

Sudah dilaksanakan.

 

Zakat dan puasa.

Telah diwajibkan.

 

 Hukum Islam.

Sudah diterapkan.

 

Perbedaan halal dan haram.

Sudah dijelaskan.

 

Syariat Islam.

Tegak di Madinah.

 

Islam dapat posisi terhormat.

Dalam masyarakat.

 

Kaum Ansar.

Menyiapkan segala keperluan kaum Muhajirin.

Dan kebutuhan umat Islam lainnya. 

 

 Nabi datang di Masjid Nabawi.

Waktu salat telah tiba.

 

Kaum muslim berkumpul.

Untuk melaksanakan salat.

Tanpa seruan suara apa pun.

 

 Awalnya, Nabi ingin terompet.

Sebagai tanda masuk waktu salat.

 

Menirukan orang Yahudi.

Tapi Nabi tidak suka.

 

Nabi perintahkan pakai lonceng.

Untuk panggil jemaah.

Tanda waktu salat.

 

 Abdullah bin Zaid berkata,

“Wahai Nabi. Saya tadi malam bermimpi.

 

Bertemu orang berpakaian hijau.

Dia bawa lonceng.

 

Saya bertanya,

“Hai hamba Allah.

Bolehkah loncengnya kubeli?”

 

Dia menjawab,

”Akan digunakan untuk apa?”

 

 Saya menjawab,

“Akan kugunakan memanggil orang untuk salat.”

 

Orang itu berkata,

“Maukah kamu, aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng?”

 

 “Apakah itu?” kata saya.

 

      Orang itu berkata,

 

” Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar.

 

Asyhadu an la ilaha iIla Allah. Asyhadu an la ilaha iIla Allah.

 

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.

Hayya alash-shalah. Hayya alas-shalah.

 

Hayya alalfalah. Hayya alalfalah.

 

Allahu Akbar. Allahu Akbar.

Laa ilaha illa Allah”.

 

Nabi bersabda,

“Engkau benar. Cepat temui Bilal.

 

Ajarkan lafaz itu padanya.

Karena suara Bilal lebih keras.”

 

Tatkala Bilal kumandangkan azan.

 

Umar bin Khattab mendengarnya.

Ia segera menemui Nabi.

 

Umar bin Khattab  berkata,

“Wahai Nabi. Demi Allah.

 

Aku juga melihat dalam mimpiku.

Seperti disaksikan Abdullah bin Zaid."

 

Nabi bersabda,

“Segala puji bagi Allah, atas semua ini.”

 

Bilal bin Rabah.

Muazin zaman Nabi.

 

Muazin.

Yaitu orang yang kumandangkan azan.

 

Azan.

Yaitu seruan mengajak orang.

Untuk salat berjamaah.

 

 Bilal lahir sekitar 43 tahun.

Sebelum Nabi hijrah.

 

 Bilal keturunan Rabah dan Hamamah.

 Ibu Bilal, Hamamah.

Budak wanita kulit hitam.

 

Mereka tinggal di Mekah.

Bilal dibesarkan di Mekah.

 

Bilal budak milik keluarga Bani Abduddar.

 

Bilal diwariskan pada Umayyah bin Khalaf.

Tokoh kaum Quraisy.

 

Nabi Muhammad diangkat jadi rasul.

Bilal masuk “As-sabiqunal Awaalun”.

 

“Orang terdahulu dan pertama memeluk Islam”.

 

Bilal termasuk orang pertama.

Memeluk Islam.

 

Saat Bilal masuk Islam.

Hanya beberapa orang.

 

Yang mualaf.

Yaitu:

 

1)        Khadijah, istri Nabi.

2)        Zaid bin Haritsah, pelayan Nabi.

3)         Umu Ayman, pangasuh Nabi.

 

4)        Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi.

5)        Abu Bakar, sahabat Nabi.

Bilal merasakan penganiayaan lebih berat dibanding siapa pun.

 

Berbagai macam kekerasan, siksaan.

Dan kekejaman mendera tubuhnya.

 

Tapi seperti kaum muslim yang lemah lainnya.

 

Dia tetap sabar hadapinya.

Sungguh kesabaran amat luar biasa.

 

Nabi Muhammad, Khadijah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib.

Semua punya keluarga.

 

Punya suku yang membela mereka.

 

Tapi kaum budak.

Tak punya siapa pun.

 

Pemimpin Quraisy

Menyiksanya tanpa belas kasihan.

 

Quraisy ingin jadikan mereka.

Jadi “contoh buruk”.

 

Diberi siksaan “amat jelek”.

Bagi tiap orang.

Yang ikut Nabi Muhammad.

 

 Umayah bin Khalaf.

Dan para algojonya.

Banyak menyiksa Bilal.  

 

Mereka pukul punggung telanjang Bilal dengan cambuk.

 

Ditindih batu di padang pasir terik.

Bilal hanya berkata, “Ahad, ahad, ahad.”

 

 Abu Bakar beli Bilal dari Umayah.

Umayah naikkan harga lipat ganda.

 

Dia kira Abu Bakar

Tak mau membelinya.

 

Tapi Abu Bakar setuju.

Meskipun harus bayar harga amat mahal.

 

Ketika Nabi menaklukkan kota Mekah.

Nabi berjalan di depan pasukan hijaunya bersama Bilal bin Rabah.

 

Saat masuk dalam Kakbah.

Nabi hanya ditemani 3 orang.

Yaitu:

 

1)        Usman bin Thalhah, pembawa kunci Kakbah.

2)        Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Harisah.

3)        Bilal bin Rabah.

 

 Waktu Zuhur tiba.

Ribuan orang berkumpul di sekitar Nabi.

 

Termasuk orang Quraisy baru masuk Islam.

Dengan suka hati atau terpaksa.

 

Nabi  panggil Bilal bin Rabah.

Agar naik ke atap Kakbah.

Untuk kumandangkan azan.

 

Bilal mengumandangkan azan.

Suaranya merdu dan jelas.

 

 Ribuan pasang mata memandang Bilal. Ribuan telinga mendengarkan.

 

Mengikuti kalimat azan.

Yang dikumandangka.

 

Bilal menjadi muazin tetap.

Selama Nabi hidup.

 

Ketika Nabi wafat.

Waktu salat tiba.

 

Bilal berdiri kumandangkan azan.

 Jazad Nabi terbungkus kain kafan.

Belum dikebumikan.

 

 

 Bilal azan sampai,

“Asyhadu anna muhammadan rasulullah.”

 

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

 

Mendadak suara Bilal hilang.

Bilal tak sanggup lanjutkan suaranya.

 

 Kaum muslimin yang hadir ikut menangis. Meledak suara isak tangis.

Membuat suasana makin mengharukan .

 

Bilal hanya sanggup kumandangkan azan.

Selama 3 hari.

 

Tiap sampai kalimat,

“Asyhadu anna muhammadan rasulullah.”

Bilal menangis tersedu-sedu.

Semua yang mendengarkan ikut menangis.

 

 Sejak saat itu.

Bilal ikut ke luar Madinah.

 

 Ikut berjihad ke negeri Syam.

Bilal hanya jadi muazin.

 

Pada zaman Nabi.   

Bilal wafat di Damaskus.

 

 

Daftar Pustaka

1.        Syekh Shafiyurrahman Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.        Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.        Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017