NABI
WAFAT BILAL AZAN WARGA MADINAH MENANGIS
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Nabi Muhammad di Madinah.
Kaum
Muhajirin dan Ansar Bersatu.
Kaum
Muhajirin berdatangan.
Dari
Mekah ke Madinah.
Islam sudah mengakar.
Di
sekitar Madinah.
Rukum Islam.
Sudah
ditegakkan.
Salat wajib.
Sudah dilaksanakan.
Zakat
dan puasa.
Telah diwajibkan.
Hukum Islam.
Sudah diterapkan.
Perbedaan
halal dan haram.
Sudah dijelaskan.
Syariat
Islam.
Tegak
di Madinah.
Islam
dapat posisi terhormat.
Dalam masyarakat.
Kaum
Ansar.
Menyiapkan
segala keperluan kaum Muhajirin.
Dan kebutuhan
umat Islam lainnya.
Nabi datang di Masjid Nabawi.
Waktu
salat telah tiba.
Kaum
muslim berkumpul.
Untuk
melaksanakan salat.
Tanpa
seruan suara apa pun.
Awalnya, Nabi ingin terompet.
Sebagai
tanda masuk waktu salat.
Menirukan
orang Yahudi.
Tapi Nabi
tidak suka.
Nabi perintahkan
pakai lonceng.
Untuk panggil
jemaah.
Tanda
waktu salat.
Abdullah bin Zaid berkata,
“Wahai
Nabi. Saya tadi malam bermimpi.
Bertemu
orang berpakaian hijau.
Dia
bawa lonceng.
Saya
bertanya,
“Hai
hamba Allah.
Bolehkah
loncengnya kubeli?”
Dia
menjawab,
”Akan
digunakan untuk apa?”
Saya menjawab,
“Akan kugunakan
memanggil orang untuk salat.”
Orang itu
berkata,
“Maukah
kamu, aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng?”
“Apakah itu?” kata saya.
Orang itu berkata,
”
Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar.
Asyhadu
an la ilaha iIla Allah. Asyhadu an la ilaha iIla Allah.
Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Hayya alash-shalah.
Hayya alas-shalah.
Hayya
alalfalah. Hayya alalfalah.
Allahu
Akbar. Allahu Akbar.
Laa ilaha
illa Allah”.
Nabi bersabda,
“Engkau
benar. Cepat temui Bilal.
Ajarkan
lafaz itu padanya.
Karena
suara Bilal lebih keras.”
Tatkala
Bilal kumandangkan azan.
Umar
bin Khattab mendengarnya.
Ia segera
menemui Nabi.
Umar
bin Khattab berkata,
“Wahai
Nabi. Demi Allah.
Aku
juga melihat dalam mimpiku.
Seperti
disaksikan Abdullah bin Zaid."
Nabi
bersabda,
“Segala
puji bagi Allah, atas semua ini.”
Bilal
bin Rabah.
Muazin
zaman Nabi.
Muazin.
Yaitu orang
yang kumandangkan azan.
Azan.
Yaitu seruan
mengajak orang.
Untuk salat
berjamaah.
Bilal lahir sekitar 43 tahun.
Sebelum
Nabi hijrah.
Bilal keturunan Rabah dan Hamamah.
Ibu Bilal, Hamamah.
Budak
wanita kulit hitam.
Mereka
tinggal di Mekah.
Bilal
dibesarkan di Mekah.
Bilal budak
milik keluarga Bani Abduddar.
Bilal
diwariskan pada Umayyah bin Khalaf.
Tokoh
kaum Quraisy.
Nabi
Muhammad diangkat jadi rasul.
Bilal masuk
“As-sabiqunal Awaalun”.
“Orang
terdahulu dan pertama memeluk Islam”.
Bilal termasuk
orang pertama.
Memeluk
Islam.
Saat
Bilal masuk Islam.
Hanya beberapa
orang.
Yang mualaf.
Yaitu:
1)
Khadijah, istri Nabi.
2)
Zaid bin Haritsah, pelayan Nabi.
3)
Umu
Ayman, pangasuh Nabi.
4)
Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi.
5)
Abu Bakar, sahabat Nabi.
Bilal
merasakan penganiayaan lebih berat dibanding siapa pun.
Berbagai
macam kekerasan, siksaan.
Dan
kekejaman mendera tubuhnya.
Tapi
seperti kaum muslim yang lemah lainnya.
Dia tetap
sabar hadapinya.
Sungguh
kesabaran amat luar biasa.
Nabi
Muhammad, Khadijah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib.
Semua
punya keluarga.
Punya suku
yang membela mereka.
Tapi kaum
budak.
Tak
punya siapa pun.
Pemimpin
Quraisy
Menyiksanya
tanpa belas kasihan.
Quraisy
ingin jadikan mereka.
Jadi “contoh
buruk”.
Diberi
siksaan “amat jelek”.
Bagi
tiap orang.
Yang ikut
Nabi Muhammad.
Umayah bin Khalaf.
Dan
para algojonya.
Banyak
menyiksa Bilal.
Mereka
pukul punggung telanjang Bilal dengan cambuk.
Ditindih
batu di padang pasir terik.
Bilal
hanya berkata, “Ahad, ahad, ahad.”
Abu Bakar beli Bilal dari Umayah.
Umayah
naikkan harga lipat ganda.
Dia kira
Abu Bakar
Tak mau
membelinya.
Tapi
Abu Bakar setuju.
Meskipun
harus bayar harga amat mahal.
Ketika
Nabi menaklukkan kota Mekah.
Nabi berjalan
di depan pasukan hijaunya bersama Bilal bin Rabah.
Saat
masuk dalam Kakbah.
Nabi
hanya ditemani 3 orang.
Yaitu:
1)
Usman bin Thalhah, pembawa kunci Kakbah.
2)
Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Harisah.
3)
Bilal bin Rabah.
Waktu Zuhur tiba.
Ribuan
orang berkumpul di sekitar Nabi.
Termasuk
orang Quraisy baru masuk Islam.
Dengan
suka hati atau terpaksa.
Nabi panggil Bilal bin Rabah.
Agar
naik ke atap Kakbah.
Untuk kumandangkan
azan.
Bilal mengumandangkan
azan.
Suaranya
merdu dan jelas.
Ribuan pasang mata memandang Bilal. Ribuan telinga
mendengarkan.
Mengikuti
kalimat azan.
Yang
dikumandangka.
Bilal
menjadi muazin tetap.
Selama
Nabi hidup.
Ketika
Nabi wafat.
Waktu
salat tiba.
Bilal
berdiri kumandangkan azan.
Jazad Nabi terbungkus kain kafan.
Belum
dikebumikan.
Bilal azan sampai,
“Asyhadu
anna muhammadan rasulullah.”
Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Mendadak
suara Bilal hilang.
Bilal tak
sanggup lanjutkan suaranya.
Kaum muslimin yang hadir ikut menangis.
Meledak suara isak tangis.
Membuat
suasana makin mengharukan .
Bilal
hanya sanggup kumandangkan azan.
Selama
3 hari.
Tiap
sampai kalimat,
“Asyhadu
anna muhammadan rasulullah.”
Bilal menangis
tersedu-sedu.
Semua
yang mendengarkan ikut menangis.
Sejak saat itu.
Bilal
ikut ke luar Madinah.
Ikut berjihad ke negeri Syam.
Bilal
hanya jadi muazin.
Pada
zaman Nabi.
Bilal
wafat di Damaskus.
Daftar
Pustaka
1.
Syekh Shafiyurrahman Mubarakfury. Sirah
Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.
Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3.
Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2017
0 comments:
Post a Comment