Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label MATERI DI ANTARA BINTANG-BINTANG MENURUT AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label MATERI DI ANTARA BINTANG-BINTANG MENURUT AL-QURAN. Show all posts

Sunday, December 13, 2020

8040. MATERI DI ANTARA BINTANG-BINTANG MENURUT AL-QURAN

 



MATERI DI ANTARA  BINTANG-BINTANG MENURUT AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 


BULAN MEMANTULKAN SINAR MATAHARI DALAM AL-QURAN

 

 

 

Peradaban zaman lampau meyakini bahwa bulan memancarkan cahayanya sendiri.

 

 

Tapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjelaskan cahaya bulan adalah pantulan dari cahaya matahari.

 

 

Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 61.

 

 

تَبَارَكَ ٱلَّذِى جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَٰجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا


 

 

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

 

 

Dalam bahasa Arab (Al-Quran), kata untuk menunjuk matahari adalah “syams”.

 

 

Kata “syams” punya arti:

 

1.              Siraj maknanya obor.

 

2.              Wahhaj maknanya lampu menyala.

 

3.              Diya maknanya sinar kemuliaan.

 

 

Semua deskripsi ini tepat untuk matahari

 

 

Karena matahari menghasilkan panas dan cahaya oleh pembakaran internal.

 



Kata “bulan” dalam bahasa Arab yang dipakai Al-Quran adalah qamar.

 

 

Kata qamar dijelaskan Al-Quran sebagai munir yang artinya tubuh yang memberikan cahaya.

 

 

Deskripsi ini cocok dan sempurna untuk bulan yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri dan tubuhnya sebagai materi pemantul sinar.

 

 

 

Al-Quran tak pernah menyebut bulan sebagai siraj, wahhaj, atau diya.

 

 

Dan sebaliknya, Al-Quran tak pernah menyebut matahari sebagai nur atau munir.

 

 

Al-Quran mengakui perbedaan antara sinar matahari dan cahaya bulan.

 

 

 

Al-Quran surah Nuh (surah ke-71) ayat 15-16.

 

أَلَمْ تَرَوْا۟ كَيْفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا

وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا


 

 

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

 

 


ROTASI MATAHARI DALAM AL-QURAN

 

Pada zaman dahulu, Teori Geosentries diyakini kebenarannya.

 

 

 Teori Geosentris meyakini bumi adalah pusat alam semsta.

 

 

Pada tahun 1512, Nicholas Copernicus mengemukakan Teori Heliosentris.

 

 

Teori Heliosentris menegaskan matahari selalu bergerak sebagai pusat tata surya dengan planet-planet yang mengelilinginya.

 

 

Pada tahun 1609, ilmuwan Jerman Yahannus Keppler mengenalkan Teori Astronomia Nova.

 

 

Yang menyimpulkan planet-planet bergerak mengelilingi matahari dalam bentuk elips, sekaligus berputar pada sumbunya masing-masing dengan kecepatan tak teratur.

 

 

Teori ini menganggap matahari statis (tidak bergerak) dan tidak berputar pada sumbunya  adalah keliru.

 

 

Al-Quran menyatakan matahari dan bulan beredar pada garis edarnya.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 33.

 

 

 

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ


 

 

Dan Dia yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.


Kata dalam bahasa Arab yang dipakai adalah “yasbahun”.

 

 

Kata “yasbahu” berasal dari kata “sabaha” yang artinya “gerakan muncul dari setiap tubuh yang bergerak.”

 

 

Artinya matahari berputar pada dirinya sendiri sekaligus melayang mengelilingi ruang angkasa.

 

 

Menurut para ahli, matahari bergerak mengelilingi angkasa dengan kecepatan sekitar 150 mil per jam.

 

 

Dan butuh waktu sekitar 200 juta tahun untuk menyelesaikan satu kali revolusi di sekitar galaksi Bimasakti.

 

 

Tempat dan arah tetap yang menjadi jalur matahari sebagai  sistem tata surya disebut Solar Apex.

 

 

Tata surya bergerak di ruang angkasa menuju titik yang terletak di rasi Hercules (Alpha Layer).

 

 

Rotasi bulan pada sumbunya butuh waktu yang sama dengan revolusinya mengelilingi matahari yaitu 29,5 hari.

 

 

Yang mengherankan para ilmuwan adalah tepatnya antara sains modern dengan isi Al-Quran.

 

 

 

MATAHARI AKAN PADAM SETELAH PERIODE TERTENTU MENURUT AL-QURAN

 

 

 

 

 

Sinar matahari terbentuk dari proses kimia pada permukaannya telah berlangusng sekitar 5 milyar tahun.

 

 

Akan datang suatu masa, matahari akan padam dan punahnya semua semua kehidupan di bumi.

 

Al-Quran menjelaakan bahwa matahari tidak kekal dan akan punah.

 

 

Al-Quran surah yasin (surah ke-36) ayat 38.

 

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ


 

 

 

Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.



 

Kata yang dipakai dalam ayat Al-Quran ini adalah “mustaqar”.

 

Mustaqar artinya tempat dan waktunya yang ditentukan.



Artinya Al-Quran menjelaskan bahwa matahari berjalan menuju waktu yang ditentukan dan melakukanya hanya sampai periode yang ditentukan pula.

 

 

Hal itu, berarti akan datang saatnya matahari padam dan mati.

 

 

 

MATERI ANTARA BINTANG-BINTANG MENURUT AL-QURAN

 

Sebelumnya, ruang di antara bintang-bintang diasumsikan kosong.

 

 

Kemudian, ahli Astrofisika menemukan adanya jembatan materi dalam ruang antarbintang.

 

Jembatan materi itu disebut plasma.

 

 

Plasma terdiri atas gas yang telah terionisasi secara sempurna dan mengandung sejumlah elektron bebas yang sama serta ion positif.

 

 

 

Plasma sering disebut sebagai zat ke-4, selain padat, cair, dan gas.

 

 

 

Al-Quran menciptakan  apa yang ada di antara langit dan bumi.

 

 

 

Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 38.

 

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ


 

 

Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam 6 masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.




 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Naik, Zakir. Miracles of Al-Quran and Sunnah. Penerbit Aqwam, Jakarta. 2016.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.      Tafsirq.com online