APAKAH ULAMA SUU’ (JAHAT)
ITU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
CIRI-CIRI ULAMA SUU
(JAHAT)
Kitab Tafsir Ibnu
Katsir dan kitab Faydh al-Qadir.
Al-Quran surah At-Taubah
(surah ke-9) ayat 34.
۞ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ
أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ
يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang beriman, sesungguhnya sebagian besar orang alim
Yahudi dan rahib Nasrani benar-benar makan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Dalam Tafsir
As-Saddi, “al-ahbar” istilah untuk kaum Yahudi.
Dan “ar-ruhban” istilah
untuk kaum Nasrani.
Al-Quran surah Al-Maidah
(surah ke-5) ayat 63.
لَوْلَا
يَنْهَاهُمُ الرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَنْ قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ
وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Mengapa orang alim mereka, pendeta mereka tidak melarang mereka
mengucapkan perkataan bohong dan makan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa
yang telah mereka kerjakan itu.
Ar-Ruhban adalah ahli
ibadah kaum Nasrani.
Ulama mereka disebut
pastur.
Al-Quran surah Al-Maidah
(surah ke-5) ayat 82.
۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ
النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ
وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا
إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ
لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang beriman ialah orang Yahudi dan orang musyrik. Dan
sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang beriman
ialah orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang
demikian karena di antara mereka (orang-orang Nasrani) ada pendeta dan rahib,
(juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Artinya ini perintah waspada
terhadap:
1)
Ulama suu' (jahat),
2)
Ahli ibadah yang
sesat.
Hal ini peringatan
agar kita jangan meniru sikap dan ucapan mereka.
Allah berfirman,
"Mereka makan
harta orang dengan jalan batil dan menghalanggi (manusia) dari jalan Allah."
(QS At-Taubah: 34)
Karena para rahib dan
orang-orang alim Yahudi menukar agama dengan pangkat harta benda dunia.
Mereka makan harta
para pengikutnya lewat kedudukan dan kepemimpinannya.
Seperti terjadi di
kalangan kaum Yahudi zaman Jahiliah.
Para pemuka agama
mendapat kehormatan tersendiri.
Mereka membebani para
pengikutnya membayar upeti, hadiah.
Dan pajak untuk
kepentingan dirinya sendiri.
Allah mengutus Rasulullah.
Tapi mereka tetap
menjalankan kesesatan dan kekufuran.
Mereka menolak ajaran
Rasulullah.
Karena mereka tamak.
Dan untuk
mempertahankan kedudukannya.
Para pemimpin agama makan barang haram.
Menghalangi manusia agar tidak ikut jalan yang
benar.
Dan mencampur kebenaran dengan kebatilan.
Tapi, di depan orang bodoh mereka menampakkan diri
menyeru kepada kebaikan.
Padahal kenyataannya tidak seperti yang ditampilkan.
Bahkan mereka menyerukan kepada neraka.
Kelak di akhirat, mereka tidak mendapat pertolongan.
Imam Syuyuthi berkata,
“Bencana bagi umat
lslam datang dari ulama suu’ (jahat).
Yaitu ulama yang
dengan ilmunya bertujuan mencari kenikmatan dunia.
Meraih gengsi dan
kedudukan.
Mereka menzalimi
manusia.
Dan gampang
mengeluarkan fatwa untuk kepentingan penguasa.
Meskipun dengan berdusta.
Tulisan dan lisannya suka
berbohong dan dusta.
Karena sombong, dia berani
mengatakan sesuatu yang tidak dia pahami.
(Sumber repubika.com)



