Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DPR LEGISLATIF HORMATI MK YUDIKATIF. Show all posts
Showing posts with label DPR LEGISLATIF HORMATI MK YUDIKATIF. Show all posts

Thursday, August 22, 2024

35886. DPR LEGISLATIF WAJIB HORMATI MK YUDIKATIF

 


DPR LEGISLATIF WAJIB HORMATI PUTUSAN MK YUDIKATIF

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Sekretaris Umum

Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

 

 Abdul Mu’ti sulit paham.

Putusan DPR bertentangan.

 

Dengan putusan MK.

Terkait syarat.

 

1)        Calon Kepala Daerah.

2)        Ambang batas calon.

 

“Sebagai lembaga legislatif.

DPR harus jadi teladan.

 

Dan patuh undang-undang,” tegas Mu’ti.

 

Kamis (22/8/2024).

 

Mu’ti tekankan.

 DPR sebagai lembaga negara.

 

Representasi kehendak rakyat .

Mestinya hayati betul.

 

1)        Dasar bernegara.

2)        Kedepankan kebenaran.

 

3)        Utamakan kebaikan.

 

4)        Taruh kepentingan negara dan rakyat.

5)        Di atas kepentingan politik kekuasaan semata.

 

“DPR sebagai pilar Legislatif.

Hendaknya hormati setinggi-tingginya.

Pada lembaga Yudikatif.

 

Termasuk MK,” jelas Mu’ti.

 

 

Menurut Mu’ti.

 DPR tidak semestinya.

 

1)        Berseberangan.

2)        Berbeda.

 

3)        Melawan   keputusan MK.

 

4)        Dalam syarat  calon  Kepala Daerah.

 Dan ambang batas calon.

 

 

Dengan bahas RUU Pilkada 2024.

 

“Langkah DPR itu.

 

1)        Timbul disharmoni hubungan sistem tata negara.

 

2)        Benih masalah serius Pilkada 2024.

 

3)        Timbul reaksi public.

 

4)        Suasana tidak kondusif.

Dalam hidup kebangsaan,” jelas Mu’ti.

 

 

DPR dan Pemerintah.

 

1)        Hendaknya sensitif.

2)        Tak anggap sederhana.

 

3)         Terhadap  arus massa, akademisi, dan mahasiswa.

 

4)        Turun jalan sampaikan aspirasi.

 

5)         Soal  penegakan hukum  dan perundang-undangan.

 

 

“Perlu sikap arif dan bijaksana.

Agar arus massa.

 

Tak timbul masalah.

 

1)                Kebangsaan.

2)                Kenegaraan.

3)                Makin meluas,” pungkas Mu’ti.

 

 

(Sumber Abdul Mu’ti)