RAKYAT
KELAPARAN DI PAPUA RINDU MODEL PAK HARTO
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Wabah
kelaparan.
Terjadi
di Provinsi Papua Tengah.
Jadi
sorotan publik.
Apalagi Menteri.
Sempat membantahnya.
Tapi
sepintarnya bangkai ditutupi.
Baunya
tercium juga.
Kabar
wabah kelaparan.
Di
Papua Tengah.
Menyeruak
ke permukaan.
Membuat
heboh publik.
Pengamat
pertanian .
Universitas Papua.
Dr
Mulyadi katakan.
Langkah
pemerintah sudah bagus.
Tapi
dia tekankan.
Pola
pertanian di Papua.
Perlu
diperbaiki.
Agar
bencana kerap terulang ini.
Tak
lagi terjadi.
Pengamat
minta pemerintah.
Melibatkan
banyak peneliti .
Dari
lokal Papua.
Jika
ingin transfer teknologi.
“Mereka
lebih tahu.
Tentang
kondisi di Papua.
Selama
ini.
Banyak
peneliti dari luar.
Misalnya
dari:
1)
IPB.
2)
UGM.
Mereka
masuk Papua,” kata Mulyadi.
Jumat
(11/08/2023).
Pada
Agustus 2022.
Ratusan
warga.
Di
pegunungan Kabupaten Lanny Jaya.
Menderita
kelaparan.
Dan
3 orang meninggal dunia.
Penyebabnya
sama.
Yaitu
gagal panen.
Akibat
cuaca dingin.
Saat
musim kekeringan.
Pemerintah
membangun.
Gudang
stok pangan.
Memperpanjang
landasan pacu.
Bandara Sinak .
Agar
pesawat badan besar.
Bawa
logistic.
Bisa
mendarat.
Di
bandara terdekat.
Dari
lokasi bencana.
Pemerintah
juga.
Akan
bangun infrastruktur jalan.
Dari
Jayapura-Wamena.
Hingga
ke Sinak.
Untuk
memudahkan akses.
Saat
ini.
Bandara
bisa diakses pesawat besar.
Terdekat
dengan Agandugume dan Sinak.
Yaitu
Bandara Timika.
Muhadjir
katakan.
Untuk
1 kali terbang.
Dari
Timika ke 2 distrik.
Telan
biaya Rp 35 juta.
Pengamat
katakan.
Rakyat Papua.
Butuh
pendamping.
Garap
lahan pertanian.
Rakyat
Papua.
Punya
kearifan local.
Soal
pertanian.
Cara
buat stok.
Untuk
konsumsi 1 tahun.
Dr Mulyadi jelaskan.
Ketika mereka panen.
Umbi-umbian yang dihasilkan.
Tak dipanen semuanya.
Dalam 1 waktu.
“Mereka panen 1 pohon.
Bagian 1 sisi.
Untuk kebutuhan hari itu.
Setelah digali.
Dan cabut umbinya.
Mereka timbun kembali.
Agar umbinya tumbuh lagi.
Besok butuh lagi.
Mereka gali sebelah lagi,” ujar dia.
Pola seperti itu.
Maka 1 pohon.
Untuk konsumsi 1 minggu.
Tapi perubahan cuaca.
Pola mereka.
Tak selalu berhasil.
Cuaca ekstrem.
Diduga jadi penyebab.
Mereka gagal panen.
Dr Mulyadi.
Dosen pertanian Universitas Papua.
Sarankan pemerintah.
Kembali pada:
1)
Pertanian
pola lama yang familier.
2)
Membagi
ilmu dan teknologi tepat guna.
Agar meningkatkan produksi.
Untuk:
1)
Konsumsi
sendiri.
2)
Diperdagangkan.
Saya usulkan.
Kembali pola pertanian.
Zaman Presiden Soeharto.
Yaitu ada :
1)
Tenaga
penyuluh.
2)
Litbang
pertanian.
Hal itu lebih baik.
Saat terjadi gagal panen.
Karena tak ada tenaga penyuluh.
Saat tanaman terserang hama.
Mereka bingung.
Kepada siapa akan bertanya.
Dan bagimana cara hadapi.
Iklim yang ekstrem.
Mereka bingung.
Tanya kepada siapa.
Ketika ada serangan hama.
Bagaimana hadapi iklim ekstrem,” tegas Dr
Mulyadi.
(Sumber
tribun)



.png)