Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CONTOH HIDUP BAHAGIA TANPA PERLU MEMILIKI. Show all posts
Showing posts with label CONTOH HIDUP BAHAGIA TANPA PERLU MEMILIKI. Show all posts

Sunday, July 31, 2022

14224. CONTOH HIDUP BAHAGIA TANPA PERLU MEMILIKI

 





CONTOH HIDUP BAHAGIA TANPA PERLU MEMILIKI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

“There’s two things I know for sure.

She is sent here from heaven and she is Daddy’s little girl…”

 

Begitu syairnya.

Saya tertegun.

 

Diam mendengarkan lagu itu.

Sampai selesai.

 

Sore itu di sebuah lorong.

Di toko penjual mainan anak.

 

Saya sendirian mendengarkan.

Dan menyimak syair lagu:


 Butterfly Kisses yg diputar di toko itu.

 

Tahunnya 1997.

Bulannya Mei di dekat College Park.

Maryland.

Amerika Serikat.

 

Beberapa hari sebelumnya Tia lahir.

 

Ayahnya sedang kuliah Master di Univ of Maryland Amerika.

 

Dan ibunya, Fery Farhati.

Di Indonesia melahirkan anak pertama.

 

Jauh dari tanah air.

Ayah baru itu merasakan kerinduan luar biasa.

 

Cuma bisa mendengar tangisan bayi itu.

Lewat telepon.

 

Dan baru bisa lihat fotonya.

Lewat email.

Beberapa hari kemudian.

 

Pulang dari toko tadi.

Naik sepeda.

 

Sambil bawa mainan.

Untuk bayi pertama.

 

Mainan itupun belum tahu.

Kapan akan bisa diantarkan.

Atau dikirim ke Indonesia.

 

Tapi paling tidak.

Adanya mainan itu.

 

Membuat ayah baru ini.

Merasa lega.

 

Telah bisa membelikan sesuatu.

Untuk anak pertamanya.

 

Setahun kemudian.

 Fery & Tia baru bisa menyusul ke Amerika.

 

Alhamdulillah.

Dapat tambahan beasiswa.

Sehingga mereka bisa bergabung.

 

Hidup saat itu serba pas pasan.

 

Tia tumbuh sebagai anak.

Yang semua mainnya.

Yaitu mainan bekas.

 

Hampir semua pakaiannya.

Yaitu pakaian bekas.

 

Tapi ia selalu tampil ceria.

Percaya diri.

 

Menyapa semua dengan senyum.

Dan lesung pipi.

Seperti ibunya.

 

Sering kami ajak Tia.

Ke toko mainan yang baru dan bagus.

 

Tapi hanya untuk ikut numpang main.

 

Dia sdh diberitahu.

Sebelum berangkat.

 

Bahwa nanti tidak akan beli.

 

 Dia selalu jawab dengan senyum ceria.

Anggukan sumringah.

 

Hal itu pengalaman buat dia.

Bahwa bisa mendapat bahagia.

Tanpa perlu memiliki.

 

Ke perpustakaan lokal.

Yaitu  kebahagian terbesar baginya:

bermain dan eksplorasi.

 

 

“All the precious time.

Like the wind, the years go by.

 

Precious butterfly.

Spread your wings and fly.

 

She'll change her name today.

She'll make a promise and I'll give her away.

 

Standing in the bride-room just staring at her.”

 

 

Waktu berjalan amat cepat.

Kini ia telah siap menempuh perjalanan barunya.

 

Hari ini ia berjalan ke masa depan.

Bersama Ali.

Bersama pria pilihannya.

 

Hingga Kamis malam.

Rutinitas Tia adalah sama.

 

Menunggu ayahnya pulang tiap malam.

Mendengarkan cerita dari ayahnya.

 

Memeluk ayahnya.

Tiap pagi, malam.

Dan kapan pun ia bisa.

 

 Ia mengalirkan cinta dan kasih.

Seperti ibunya mencontohkan.

 

“She is looking like her Mama.

Little more everyday.

 One part woman, the other part girl.”

 

 

Kami semua bahagia.

Kami mendoakan.

 

Insya Allah Tia dan Ali terus bahagia.

 

Terus dalam keberkahan Allah SWT.

Seperti penutup syair lagu itu…

 

 

“I couldn't ask God for more, man this is what love is.

 

I know I gotta let her go, but I'll always remember.

 

Every hug in the morning and butterfly kisses…”.

 

(Sumber Anies Baswedan)